9. Kenyataan yang pahit

108 3 0
                                    

Abi menghentikan mobilnya di tepi jalan yang terbilang sepi sebelum melanjutkan penjelasannya.

"Sebenarnya, cewek itu adalah sahabatnya Andre dari kecil. Namanya Aira. Aira Betavia Marcella. Mereka berdua sangat dekat. Bahkan banyak rumor yang mengatakan kalau mereka berdua pacaran. Dulu saat Aira masih sekolah di SMA Angkasa, dia diperlakukan layaknya Putri oleh Andre. Jika ada yang menyentuh Aira sedikitpun, maka ia akan kena amukan Andre. Jujur saja, Andre sangat mencintai Aira. Dia rela melakukan apapun demi Aira. Bahkan sikap Andre dulu tidak seperti sekarang. Dia sangat ramah pada semua orang. Dan juga dia dulunya sangat suka bercanda. Dulu, tidak ada Andre yang dingin, cuek, juga tidak berperasaan seperti sekarang. Tapi, saat Aira memutuskan untuk meninggalkan Andre ke luar negeri, semuanya langsung berubah. Andre yang dulunya hangat berubah menjadi Andre yang seperti sekarang. Menyebalkan!" Abi menjelaskan sedetail-detailnya. Tanpa memandang mata Kania yang sudah basah karena air mata. Kedua tangan Abi mencengkeram stir mobilnya kuat. Ia ingin menenangkan Kania, tapi ia juga ingin membiarkan Kania menumpahkan kesedihannya lewat air mata.

Jadi ini alasan Andre selalu menolaknya?

Kania menangis tanpa suara. Gadis itu menggigit bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan isakan. Meski dengan air mata yang tak hentinya mengalir, ia lalu bertanya pada Abi yang sejak tadi diam setelah menjelaskan semuanya. "Trus, kak Aira sekarang dimana?" tanyanya dengan suara bergetar.

"Di Paris."

"Kenapa kak Andre gak nyusul kesana?"

"Andre udah terlanjur kecewa dengan Aira."

"Emangnya apa alasan kak Aira ninggalin kak Andre?"

Abi mengangkat kedua bahunya. "Gue gak tau. Untuk hal itu, cuma mereka berdua yang tau."

"Sekarang, kak Andre masih Cinta sama kak Aira?"

"Lo bisa lihat sendiri kan sekarang?"

"Kan bang Abi bilang kak Andre kecewa sama kak Aira. Kenapa dia masih menunggu kak Aira?"

Abi tersenyum pada Kania sebelum menjawab. "Terkadang, rasa cinta itu bisa mengalahkan rasa benci kita sendiri, Kan. Sekalipun orang itu udah nyakitin kita sesakit mungkin."

Kania langsung bungkam setelah mendengar ucapan Abi yang membuat hatinya tersentil.

Apa ini artinya Kania telah kalah sebelum bertarung?

Kania kembali menangis. Entah kenapa akhir-akhir ini gadis itu sering sekali mengeluarkan air matanya hanya gara-gara masalah yang selalu bertentangan dengan Andre. Kania ingin sekali berhenti, tapi sungguh ia tidak bisa. Gadis itu sudah beberapa kali mencobanya untuk tidak mendekati Andre lagi, tapi nyatanya? Ia lagi-lagi gagal. Sepertinya, hatinya sudah jatuh, sejatuh-jatuhnya pada sosok Andre Alexander.

Abi merengkuh tubuh Kania lalu mengusap lembut rambut gadis kecilnya. Hatinya ikut teriris setiap kali mendengar isakan yang dikeluarkan oleh Kania. Pun Kania yang kembali menangis sekencang-kencangnya di pelukan Abi. Bahkan gadis itu memukuli dada Abi berulang kali.

"Kalau dengan menangis lo bisa merasa lega, silahkan lo menangis sepuasnya. Tapi gue mohon Kan, setelah ini lo harus berhenti perjuangin Andre!" ucap Abi lembut.

Kania menggeleng lemah. "Gue... Ng-nggak bi-bisa bang." jawabnya lirih di tengah-tengah isakannya.

"Lo harus bisa Kania! Lo harus coba hapus dia di ingatan lo!"

"Gu-gue beneran gak bisa bang. Gue... udah terlalu cinta sama dia." cicitnya terdengar pilu.

Abi memejamkan matanya. Lalu lebih mengeratkan pelukannya untuk memberikan kekuatan untuk Kania.

Entah apa yang harus Abi lakukan sekarang. Cowok itu sungguh bingung. Memaksa Kania melupakan Andre? Oh itu tidak mungkin! Yang ada Kania malah akan depresi jika memaksakan kehendak yang memang ditakdirkan sudah terjadi.

Sungguh Abi ingin sekali mendatangi Andre sekarang dan menghajarnya habis-habisan. Tapi bukankah Andre tidak bersalah dalam hal ini? Bukankah perasaan itu tidak bisa dipaksakan?

Lalu siapa yang harus Abi salahkan?

Setelah setengah jam berlalu dengan posisi yang sama, tidak ada lagi suara isakan Kania yang terdengar di telinga Abi. Yang ada hanya suara dengkuran halus yang berasal dari bibir mungil gadis itu. Ternyata Kania tertidur di pelukan Abi setelah hampir sejam menangis dengan keadaan yang sangat memilukan.

Abi mengurai pelukannya, lalu meletakkan tubuh Kania pada sandaran kursi dan memasangkan seatbelt pada gadis itu. Ia juga menurunkan kursi tersebut kebelakang agar Kania lebih nyaman dan nyenyak dalam tidurnya.

Abi menatap Kania dengan perasaan campur aduk. Jujur saja, kelemahan Abi adalah ketika melihat Kania menangis. Dan hal yang paling membuatnya marah pada dirinya sendiri adalah karena saat ini ia tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu Kania berhenti dengan sendirinya.

Lo harus bayar setiap air mata yang dikeluarin Kania hari ini, Ndre!

Abi menjalankan mobilnya kembali. Ia harus bertemu Andre secepatnya. Ia harus melakukan sesuatu yang mungkin nanti akan membuat Kania lebih terluka lagi. Ia harus berbicara pada Andre! Harus!

Apa yang akan terjadi nanti, itu soal belakangan. Yang penting saat ini Kania harus bahagia! Kania, maafin gue jika nanti lo bakalan terluka lebih dari ini. Tapi satu hal yang harus lo tau, gue gak mau lihat lo nangis lagi. Dan semoga keputusan yang akan gue ambil kali ini adalah jalan terbaik untuk lo kedepannya. Semoga.





♥♥♥♥♥

KIRA-KIRA ABI BAKALAN NGAPAIN YAH? ADA YANG BISA TEBAK?
KALIAN PENASARAN DULU AJA YAH. NANTI JUGA KEBONGKAR HEHE.
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT YAH.

Terima Kasih


Spesial dari mommynya Rayna♥

ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang