12. Ujian Akhir Semester

85 3 0
                                    

SAAT perjalanan pulang menuju rumahnya setelah mengantarkan Kania pulang, ponsel Andre tiba-tiba berbunyi. Andre pun meraih ponselnya di saku celananya yang sebelah kiri. Dengan tangan kanan yang menyetir mobil ia mengangkat telepon tersebut.

"Kenapa?" tanya Andre to the point tanpa menunggu si penelepon berbicara duluan.

"Gak apa-apa. Gue cuma mastiin kalau lo bener-bener tepatin semua janji lo!" jawab si penelepon.

Andre berdecih. "Bi, gue udah tepatin janji gue. Dan lo? Kapan lo tepatin janji lo?" tanya Andre dengan nada sedikit marah.

"Sabar Ndre. Gue bakal tepatin janji gue kalau kita udah lulus SMA. Saat Kania udah gak lihat lo lagi di sekolah."

Andre mencengkeram stir mobilnya dengan kuat. "Sialan lo Bi! Di perjanjian awal lo gak ada ngomong gitu. Kenapa lo baru ngomong?" tanyanya marah.

"Ndre, lo mau Kania lebih terluka kalau gue kabulin janji gue sekarang?"

Andre terdiam. Benar juga!

"Udahlah. Lo tenang aja. Gue bakal tepatin janji gue. Lo gak usah takut. Lo secepatnya bakal ketemu sama bidadari lo!"

Setelah si penelepon mengatakan itu, sambungan telepon pun terputus secara pihak. Andre melempar ponselnya asal dengan kilat amarah di mata elangnya.

"Sialan lo, Bi!"

♥♥♥♥♥

Kania tak henti-hentinya tersenyum kala ia mengingat kembali peristiwa yang terjadi seharian ini. Sikap manis Andre, senyum Andre, sisi romantis Andre, perhatian Andre dan semua tentang Andre. Bolehkah Kania mengatakan bahwa hidupnya sudah dipenuhi dengan Andre? Yah, itulah kenyataannya.

Gadis itu sedang asyik berbalas pesan dengan Andre di balkon kamarnya. Dengan ditemani susu coklat panas di sore hari, menambah kehangatan suasana hatinya saat ini. Bahkan gadis itu tak menyadari bahwa ada orang lain yang sedang duduk di dekatnya dan memperhatikannya sedari tadi.

"Awas gigi lo kering karena senyum-senyum mulu." sindir seseorang yang sedang duduk di bangku sebelah Kania.

Ponsel Kania hampir saja terjatuh. Ia melirik orang itu tajam. Mengelus dadanya. "Bang Abi ngagetin aja deh." ujar Kania kesal. "Eh betewe sejak kapan abang ada disini?" tanyanya heran.

"Sejak lo senyum-senyum kayak orang gak waras!" sindir Abi.

Kania cengengesan. Tak membalas sindiran Abi. Dan malah kembali fokus pada ponselnya.

"Kania."

"Hmm." Kania menyahut tanpa menatap ke arah Abi.

"Gue mau nanya."

"Nanya apa?" Kania masih tak menatap Abi.

"Lo Cinta banget yah sama Andre?"

Pertanyaan dari mulut Abi sontak menghentikan aktifitas Kania. Gadis itu memandang Abi bingung. "Kenapa abang nanya gitu?" tanyanya.

"Nggak apa-apa. Gue nanya aja."

Kania menghela nafas lalu meletakkan ponselnya di meja. "Kalau bang Abi nanya gue Cinta banget sama kak Andre atau nggak, jawabannya adalah iya. Gue bahkan belum pernah secinta ini sama cowok lain bang. Dan kak Andre adalah orang pertama. Sekaligus dia jadi alasan gue semangat ke sekolah tiap hari. Bahkan gue udah gak bisa jatuh cinta lagi sama cowok lain, maybe?" jawabnya sambil tertawa. Sebucin itukah dirinya?

ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang