"Ngapain lo di rumah gue?!" tanya Andre yang baru saja turun dari lantai dua.
"Andre, kamu kalau bicara yang sopan dong." tegur Dara.
"Dia nggak pantas di sopanin Mi," ucapnya terang-terangan. Dasar mulut cabe!
Kania yang mendengar itu hanya bisa tersenyum getir. Sakit diperlakukan seperti itu di depan orang lain. Jika biasanya gadis itu sabar menghadapi sikap Andre yang blak-blakan, tapi kali ini entah kenapa rasanya sedikit sakit. Yah, hanya sedikit.
Kalau di pikir-pikir, Andre ini seperti bunglon yah. Sifatnya suka berubah-ubah.
"Andre!" bentak Dara.
"Nggak apa-apa kok tante. Kania udah biasa," tutur Kania sambil tersenyum ke arah Dara.
Dara melotot ke arah Andre. Menatap putra semata wayangnya dengan garang. "Kamu sering bersikap seperti ini sama Kania? Kamu mau mami potong uang jajan kamu? Hah?" ancam Dara.
Andre memberenggut kesal. "Mi, kok malah bawa-bawa uang jajan Andre sih!"
"Pokoknya mami nggak mau tau! Sekarang kamu nggak boleh bersikap kasar sama Kania! Kalau aja mami denger kamu perlakuin Kania nggak baik, mami akan laporin ke papi kamu supaya semua fasilitas kamu di cabut!" ancamnya panjang lebar sebelum mengajak Kania duduk di ruang tamu dan mengobrol tentang banyak hal dengan gadis yang baru saja dia kenal hari ini.
Sedangkan Andre, cowok itu menatap Kania tajam sambil memggerutu.
"Dasar cewek SKSD! Baru juga sehari kenal sama mami, posisi gue udah di lengser sama dia!"Lalu cowok itu pergi meninggalkan rumahnya entah kemana. Meninggalkan Kania bersama maminya yang saat ini sudah larut dengan dunia mereka masing-masing.
*****
"Tante, kak Andre itu aslinya emang cuek yah?" tanya Kania hati-hati. Gadis itu sedang membantu mami Andre menyiapkan makanan di dapur.
Dara berbalik dan menatap Kania. Menghembuskan nafas lalu bercerita panjang lebar. "Andre itu sebenarnya ramah sama semua orang. Dia nggak cuek ataupun dingin seperti sifatnya sekarang. Bahkan dia selalu asyik di ajak bercanda. Dan selalu tersenyum setiap saat. Tapi itu dulu. Sebelum cewek yang dia suka ninggalin dia keluar negeri. Saat itu Andre benar-benar kacau. Dia seperti kehilangan arah. Dan untungnya saja ada sahabat-sahabatnya yang selalu memberinya semangat. Yah, walaupun butuh waktu lama untuk Andre bisa kembali seperti semula. Tapi setelah kejadian itu, Andre tiba-tiba berubah drastis. Jadilah seperti sekarang. Andre yang kurang senyum, nggak punya hati, suka ngomong kasar, dan banyak hal jelek lainnya lagi." Dara menyudahi ceritanya yang diakhiri dengan helaan nafas panjang.
"Cewek itu, kak Aira?" tembak Kania.
"Kok kamu tau?" Dara menatapnya bingung. Perasaan tadi dia tidak menyebut nama cewek itu deh.
"Kania denger dari teman tante. Bahkan satu sekolah pun tau," jawabnya sambil tersenyum.
Dara yang menyadari perubahan sikap Kania, langsung memanggil gadis itu untuk membantunya membawa makanan yang sudah masak untuk di bawa ke meja makan.
Saat Dara dan Kania sedang menikmati makanan yang barusan mereka buat, Kania tersadar akan satu hal.
"Oh yah tante, ngomong-ngomong kak Andre dimana?" tanya Kania.
"Iya, tante juga sampai lupa. Coba kamu cek ke kamarnya. Kalau ada, panggil dia untuk makan,"
"Emang boleh tante?"
"Yah bolehlah sayang. Kan tante yang nyuruh. Cepet sana. Kamarnya ada di lantai dua. Pas dekat tangga, sebelah kanan."
"Kalau gitu, aku ke atas dulu yah tante,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABU-ABU
Teen FictionSaat ku kejar, kau semakin menjauh. Saat ku diam, kau bertanya mengapa. Dan, Saat ku pergi, kau pun merasa kehilangan. Lantas, siapa yang disalahkan disini? Aku, kamu, atau sang waktu?