KANIA dan ketiga temannya saat ini sedang asyik menonton drama korea yang sedang booming akhir-akhir ini. Keempat gadis itu tengah memandang layar laptop dengan serius. Tidak ada yang membuka suara. Kecuali suara yang berasal dari percakapan drama yang berbahasa korea.
Kania sudah menggigit bantal yang sejak tadi ia pegang. Sedangkan ketiga temannya sudah memasang ekspresi mupeng saat adegan di layar laptop itu menunjukkan si cowok tengah mengambil ancang-ancang untuk mencium si cewek.
Namun ketika adegan ciuman itu berlangsung, ponsel Kania tiba-tiba berbunyi nyaring yang menandakan ada orang yang meneleponnya. Ketiga temannya langsung menatapnya tajam seolah berkata 'ganggu suasana banget sih lo!'. Yang hanya di balas cengiran oleh si pemilik ponsel.
Kania meraih ponselnya malas. Sedangkan ketiga temannya sudah kembali larut pada drama korea tersebut.
Dengan mata yang masih menatap ke layar laptop, Kania langsung mengangkat panggilan telepon tersebut tanpa melihat siapa gerangan yang meneleponnya.
"Halo. Kania cantik dan luchu disini." sapanya dengan kepedean yang sangat tinggi.
"Lo dimana?" tanya si penelpon.
Kania membulatkan matanya lebar setelah mendengar suara siapa yang barusan menjawabnya.
Tunggu-tunggu, Kania nggak salah dengar kan? Kania lagi nggak mimpi kan? Telinga Kania masih normal kan?
Sontak Kania melihat layar ponselnya untuk mengetahui siapa yang meneleponnya.
Panggilan terhubung
Calon Pacar💛Kaget? Tentu saja. Tapi gadis itu tak berteriak heboh. Ia hanya menahan nafas beberapa detik untuk menyembunyikan kebahagiaannya. Menggigit bibir bawahnya agar tak menjerit kesenangan karena tiba-tiba mendapat telepon dari orang yang akhir-akhir ini memenuhi rongga kepalanya.
"Halo" si penelepon kembali bersuara.
"Ha-halo," sahut Kania gugup.
"Lo dimana?" tanyanya dengan pertanyaan yang sama tadi.
"Di-dirumah kak. Kenapa?" tanyanya balik.
"Lagi sibuk?"
"Eng-enggak kok kak. Tapi ini lagi nonton sama teman-teman di kamar." jawabnya jujur.
"Yaudah. Lo lanjut aja nontonnya. Entar gue telepon lagi. Bye!"
Lalu telepon pun terputus secara sepihak.
Kania menahan nafasnya agar tidak berteriak saat ini juga. Sungguh, ini benar-benar kebahagiaan lebih dari saat memenangkan lotre. Tak apakah ia selebay itu?
Tapi, tunggu. Ini yang telepon barusan beneran Andre kah? Kania gak lagi halu di siang hari kah? Kalau memang Andre, ada apa dengan dia?
'Ahhh. Bodo amatlah. Yang penting gue bahagiaaaaa gengs'
"HARI INI GUE TRAKTIR KALIAN MAKAN SEPUASNYA GENGS!" teriaknya pada ketiga temannya yang sedang memandangnya kaget dan bingung.
"Lo lagi kesambet ghost apa?" tanya Rara dengan raut wajah bingung.
"Pokoknya gue lagi bahagia. Dan lo bertiga tinggal bilang mau makan apa, gue traktir!" serunya senang.
"Lo gak lagi gila kan gara-gara di tolak terus sama Andre?" tanya Putri memastikan.
Kania berdecak kesal dan langsung menatapnya tajam.
"Gue yakin suatu saat lo bakalan tarik kata-kata menyebalkan lo itu barusan!" ucapnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABU-ABU
Fiksi RemajaSaat ku kejar, kau semakin menjauh. Saat ku diam, kau bertanya mengapa. Dan, Saat ku pergi, kau pun merasa kehilangan. Lantas, siapa yang disalahkan disini? Aku, kamu, atau sang waktu?