TheWayIAm - Sixteen

284 15 0
                                    

Multimedia: Hilton Hills Company

*-----*

          Ally memejamkan mata disertai senyum terukir di bibir tipisnya. Gadis tomboy itu merasa bahagia hanya karena skandal yang dilakukan perusahaan bawahannya akhirnya bisa selesai dan terungkap dengan baik. Berterimakasihlah ia pada calon pemimpin perusahaan Black Company yang sudah membuktikan bahwa Arga Andromeda memang pantas untuk masuk ke balik jeruji.

Ally sudah dihantui oleh isu ini sejak pertama kali ia disiapkan untuk menjadi CEO perusahaannya. Gadis tomboy itu akhirnya bisa bernapas dengan lega setelah memasukkan Arga kedalam penjara "Ally?" gadis tomboy itu melirik pada suara yang sudah ia hafal, suara milik gadis cantik yang selalu saja menghantuinya kapanpun dan dimanapun.

"Yea?" balas Ally masih tidak ingin untuk membuka matanya dan tetap menikmati usapan lembut yang diberikan oleh Stevie di atas kepalanya. Ally bisa merasakan bahwa Stevie memindahkan kepalanya ke atas paha milik si cantik dan perbuatan itu membuat Ally jadi membuka mata hanya untuk mendapati bahwa wajah cantik milik Stevie sedang menatap fokus padanya "Kenapa?" ujar Ally setelah menunggu Stevie untuk berucap namun ternyata tidak terjadi dalam waktu yang cukup lama.

Stevie menarik napas panjang sebelum akhirnya menutup mata dengan ragu "Tidak bisa kupungkiri, semua perhatian darimu membuatku merasa bahwa aku adalah wanita penting di kehidupanmu, Ally" gadis feminism itu membuka mata lantas menatap sayu pada wajah Ally yang menampakkan ekspresi serius di bawah sana.

"Kau memang salah satu wanita yang penting di dalam kehidupanku, Stevie. Kau adalah temanku, kau juga model terbaik yang dimiliki perusahaan ayahku. Kau memang penting" ujar Ally dengan menekankan kata terakhirnya.

"Terimakasih. Tapi, akankah ini terasa aneh jika yang aku maksudkan adalah bukan seperti sebagaimana yang kau pikirkan?" karena pertanyaan itu, Ally mengerutkan salah satu dari kedua alisnya yang rapi dan tampak sempurna, heran dengan apa maksud dari pertanyaan yang Stevie lontarkan kepadanya.

"Kau menganggapku sebagai salah satu wanita penting yang ada dikehidupanmu karena aku adalah teman dan modelmu. Tapi bagaimana jika yang aku maksudkan adalah aku mengira bahwa kau menganggapku wanita penting adalah sebagai seseorang yang lebih daripada teman atau modelmu sendiri" jelas Stevie.

Kerutan di kening milik si tomboy jadi hilang karenanya. Gadis itu tiba-tiba saja terduduk dan menggenggam tangan milik Stevie dengan lembut "Bagaimana jika aku menganggapmu penting karena aku jatuh hati padamu?" sebenarnya, Ally melontarkan pertanyaan itu dengan nada lembut seperti belurdu. Tapi entah mengapa, Stevie merasa bahwa gadis tomboy kaya raya itu baru saja melempar bom atom kedepan wajahnya. Hal yang tentu saja membuat Stevie tidak tahu harus berkata apa padanya.

Stevie terpejam saat merasakan sentuhan lembut nan hangat di atas pipi tirusnya, hal yang ternyata salah karena sesuatu yang selalu menghantui isi kepala milik Stevie akhirnya terjadi tepat beberapa detik setelah gadis cantik itu memejamkan mata. Ally sedang menciumnya sekarang.

*-TheWayIAm 2019 by Riska Pramita Tobing-*

          Cuaca hari ini tampak kelabu, Stevie bahkan tidak bisa menemukan cahaya matahari barang sedikitpun kedalam Apartemennya. Sambil mengucek mata karena penglihatannya masih buram sehabis tidur lelap semalaman, Stevie akhirnya menemukan dua kucingnya sedang terduduk di samping ranjang seolah menunggu gadis cantik itu untuk segera memberikan pakanan pada mereka.

Stevie tersenyum kecil sambil lalu mengajak kedua kucingnya untuk mengikuti langkahnya yang masih terkesan sempoyongan karena kantuk masih saja menguasai gadis itu. "C'mon guys! Eat that" ujar Stevie saat ia sudah menumpahkan makanan kucing dan segera saja beranjak untuk membuat kopi.

Menguap lebar, gadis cantik itu kemudian membenarkan kuciran rambutnya yang acak-acakan sebelum akhirnya menumpahkan air hangat pada kopi dan segera mengoceknya dengan sendok. Gadis cantik itu berjalan kembali ke kamar pribadi miliknya hanya untuk mendapati bahwa gadget miliknya bergetar hebat di atas nakas.

Melirik sekejap pada ID caller yang muncul di layar gadgetnya, gadis cantik itu kemudian mendengus karena mendapati bahwa Ally menghubunginya di pagi hari seperti ini "Ada apa?" ujar gadis itu tanpa ingin berbasa basi.

Terdengar dengusan dari seberang sana "Sebenarnya kau tidak memiliki pemotretan kali ini, tapi aku menginginkanmu untuk datang bersamaku ke konfersi pers yang akan aku laksanakan" informasi mengejutkan dan tidak di sangka-sangka itu dilontarkan si gadis tomboy dengan nada datar yang membuat Stevie mengerutkan kening karena heran.

"Kenapa aku harus ikut jika aku tidak ada sangkut pautnya dengan konfersi pers yang kau lakukan?" ujar gadis cantik itu sambil lalu menyeruput kopinya dengan perlahan karena masih terlalu panas.

Suara debuman kecil dari seberang menjadi jawaban dan hal itu sempat membuat Stevie jadi bertanya di dalam kepalanya tentang apa yang sekiranya tengah dilakukan si tomboy sehingga menimbulkan suara berisik seperti itu "Asisten pribadiku baru saja mengundurkan diri beberapa hari yang lalu, dan aku tidak memiliki gantinya untuk saat ini. Jadi aku membutuhkan dirimu"

Lagi, Stevie mengerutkan kening tidak mengerti "Lalu? Apa hubungannya semua ini denganku, Allison?" tanya Stevie dengan nada tidak sabaran.

Dengusan kasar lagi-lagi diberikan si tomboy padanya "Kau gadis pintar, Stevie. Aku membutuhkan seseorang yang mampu mengimbangi kinerjaku dan kupikir kau adalah orang yang aku butuhkan. Jadi, selamat karena kau baru saja menjadi pengganti asisten pribadiku" lalu dengan itu, Stevie membelalakkan mata miliknya.

Belum sempat Stevie melontarkan isi kepalanya pada si tomboy, gadis itu lebih dulu menyambung ucapannya dengan satu titah "Kutunggu jam sepuluh ini di kantor, sampai jumpa" ujar si gadis di seberang telepon sebelum akhirnya menutup sambungan.

Stevie melongok di tempat duduknya. Apa Ally bilang? Dia baru saja menggantikan posisi asisten pribadi gadis tomboy itu? Kenapa pula Ally memilih dia untuk jadi asisten pribadinya? Stevie yakin bahwa gadis tomboy itu masih bisa menemukan banyak gadis cantik dan pintar di luar sana untuk ia jadikan asisten, lantas kenapa gadis tomboy itu justru memilih dirinya?

Stevie bahkan tidak sepintar itu.

Apa mungkin ini semua karena Ally ingin berdekatan dengannya?

Tunggu dulu. Apa tadi? Ally Hills? Seorang kaya raya, calon pemilik perusahaan Hilton Hills yang menguasai hampir semua saham di Los Angeles ingin berdekatan dengannya? Ayolah Stevie! Berpikir rasional!

Apa jangan-jangan semua pemikiran berlebihan ini datang karena gadis tomboy itu berkata bahwa ia jatuh hati padanya dan kemudian menciumnya tanpa permisi? Ah! Sepertinya ada yang tidak beres dengan otaknya.

Dengan sejuta pertanyaan yang masih saja hinggap dan menggerogoti isi kepalanya, gadis cantik itu membuka kulkas hanya untuk mendapati bahwa ia lupa untuk berbelanja makanan. Hanya tersisa roti sobek disana dan gadis itu hanya bisa pasrah sambil kemudian mengigit roti tersebut dan memikirkan alasan apa yang mungkin saja masuk akal soal kepemilihan Stevie menjadi asisten pribadi si pengusaha kaya itu.

*-----*
Riska Pramita Tobing.

TheWayIAm (Lesbian Series)#3 |COMPLETED|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang