Multimedia: Gossip
*-----*
Ally menaruh tumpukan berkas miliknya di atas meja belajar yang berdekatan dengan kasur. Gadis tomboy itu kemudian mengurut keningnya yang terasa berdenyut karena tugas sekolahnya banyak yang tidak terurus karena ia harus sibuk bersikutat dengan pekerjaannya sebagai penerus perusahaan.
Bukan hanya itu. kemarin, Ally dihadiahi dengan gossip tidak enak yang merumorkan bahwa mantan kekasihnya dulu kala di gadang-gadang kembali di media. Ally tidak menyukai tiap berita yang disampaikan oleh media karena ia tahu bahwa Stevie pasti mendengarnya.
Torey Tomsovic adalah kekasih Ally saat gadis cantik berpenampilan tomboy itu masih menginjak usia 17 tahun. Dia merupakan satu-satunya gadis yang sempat di publikasi sebagai kekasihnya dan nyatanya, Torey hanya ingin menumpang ketenaran pada Ally dan bukannya mencintai gadis itu sepenuh hati.
Beberapa saat lalu, hubungan milik Ally serta Stevie banyak sekali terdengar di beberapa media social. Para masyarakat yang mendukung tentu saja berbahagia atas kabar tersebut, tapi tidak banyak juga masyarakat yang mengira bahwa Stevie juga ingin menumpang nama terhadap Ally.
Mau tidak mau, Ally juga memikirkan itu di dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Meskipun pada kenyataannya Stevie tidak pernah memposting sesuatu soal hubungan mereka yang sudah lumayan beranjak lama, Ally tetap tidak yakin jika Stevie bisa menerimanya apa adanya. Trauma dari masa lalu memang membuat Ally sempat enggan untuk membuka hati pada siapapun sampai akhirnya gadis tomboy itu tertarik oleh pesona aneh yang dimiliki Stevie.
Ally merebahkan badannya di atas kasur sambil melihat beberapa chat yang sampai di gadget miliknya.
Stevieson: Kalau kau sudah selesai dengan semua urusanmu, hubungi aku.
Stevieson: Oh ya, aku hampir saja lupa kalau hari ini aku ada urusan di luar bersama Moonshine. Aku berangkat nanti jam sembilan malam. Kalau kau mau ikut, aku tidak keberatan.
Stevieson: Sudah hampir jam sembilan. Apa kau belum selesai?
Stevieson: Aku berangkat sekarang.
Stevieson: Aku baru saja sadar soal media yang memberitakan masa lalumu. Apa kau baik-baik saja?
Ally hanya bisa menatap pada layar gadget yang menampilkan pesan singkat dari Stevie. Haruskah ia menaruh rasa percaya pada gadis itu? Haruskah ia benar-benar memberikan seluruh hatinya? Haruskah ia mencintai Stevie seperti saat ia mencintai Torey di masa lalu? Tapi bagaimana jika Stevie melukai Ally seperti sebagaimana Torey melakukannya dahulu kala? Bagaimana jika Stevie juga hanya memanfaatkannya seperti Torey?
Segala pemikiran buruk itu menghampiri Ally saat ia memejamkan mata. Gadis tomboy itu berusaha membersihkan semua ingatan buruknya dari Torey yang meninggalkannya saat gadis cantik itu sudah mendapatkan semua kemauannya. Setelah itu, Ally jadi teringat dengan sifat Stevie terhadapnya.
Gadis itu tidak pernah memamerkan kemesraan mereka di muka umum seperti sebagaimana Ally memintanya, bukan seperti Torey yang justru mengamuk karena merasa tidak di akui oleh Ally sendiri. Stevie juga masih menjadi salah satu bawahannya meskipun pada kenyataannya ia bisa meminta apapun dari Ally seperti sebagaimana Torey yang justu malas bekerja sehingga menggantungkan hidupnya pada Ally sendiri. Bukan hanya itu, Stevie selalu menolak apapun pemberian dari Ally jika saja gadis itu merasa bahwa apapun yang diberikan Ally tidak dibutuhkan olehnya.
Stevie tidak tergila-gila dengan kepopuleran seperti sebagaimana Torey. Stevie tidak ingin menggantungkan kehidupannya pada Ally dengan melepas pekerjaannya seperti Torey, dan Stevie bahkan enggan di beri oleh Ally.
Setiap kali mereka menghabiskan waktu berdua, Ally selalu mencoba membayar setiap hal yang Stevie beli tapi gadis cantik itu selalu menyodorkan kartu kredit miliknya pada kasir dan justru menyimpan kartu kredit berwarna emas milik Ally di dalam kantung celananya.
Tidak. Stevie tidak seperti Torey. Ally yakin Stevie mencintainya apa adanya seperti sebagaimana Ally mencintai Stevie tanpa sarat.
*TheWayIAm by Riska Pramita Tobing*
Ally terbangun saat ia merasakan usapan lembut di rambutnya. Gadis iu kemudian tersenyum saat mendapati bahwa Stevie lah yang sedang anteng menatapnya dalam tidur sembari mengusap rambutnya "Selamat siang" ujar gadis cantik itu sambil lalu mengecup kening milik Ally dengan lembut.
Mendapat perlakuan seperti itu dari Stevie, Ally jadi yakin terhadap perasaan Stevie padanya. "Selamat siang. Kau menungguku sejak tadi?" dan Ally bisa melihat dua anggukan dari Stevie seolah membenarkan pertanyaan Ally.
"Ingin pergi ke suatu tempat?" tanpa disangka, Stevie justru menggelengkan kepalanya menolak tawaran Ally padanya "Kau sedang dibicarakan oleh seluruh media yang ada. Aku tidak ingin hubungan kami tercium media masa" Ally tersenyum saja saat mendengar jawaban itu. benar. Stevie tidak sama dengan Torey.
Ally bergerak untuk mengalihkan kepalanya pada lekukan leher Stevie dan segera menyesap harum parfume milik Stevie yang menenangkan semua pemikirannya "Aku tidak keberatan untuk memperkenalkanmu pada media, karena aku yakin kau mencintaiku apa adanya" gadis tomboy itu mengecup leher Stevie sebentar sebelum akhirnya menyatukan kembali pandangan mereka berdua "I know you love me The Way I Am"
*-----*
The End.
Riska Pramita Tobing.
Note: Hufffth!!! Seharusnya cerita ini baru sampai ke titik problem sih, tapi saya sudah benar-benar kehabisan ide untuk membuat konflik di cerita ini. Huh dasar saya ehehe.
Jadi, cerita ini hanya hahahihi semata.
Terimakasih sudah membaca cerita amburadul saya. Sampai jumpa lagi di cerita saya yang lain!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
TheWayIAm (Lesbian Series)#3 |COMPLETED|
FanficTidak pernah aku sangka semua terjadi dengan begitu cepatnya. Pertemuan yang tidak pernah terkira, mengenal sampai akhirnya jatuh cinta, kemudian berlanjut kepada sebuah keputusan besar untuk saling menerima. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETE...