Multimedia: Donald Application
*-----*
"Welcome to Hilton Hills company. Let me help you with everything you need" suara lelaki yang terdengar sangat berat itu membuat Stevie bergetar tidak percaya. Apa lagi itu? tanya Stevie di atas kepalanya.
"Tidak usah khawatir dan takut, Mrs. Boebi. Nama saya Donald, Mrs. Hills menciptakan saya untuk membantu berbagai pekerjaannya. Awalnya beliau hanya membiarkan saya membantunya dalam hal-hal kecil seperti pekerjaan rumah, sampai akhirnya beliau berhasil membuat program saya jadi lebih besar dan membuat saya membantu semua hal yang berkaitan dengan beliau" penjelasan dari dalam earphone itu membuat Stevie mengangguk mengerti sambil tetap memikirkan tujuannya kemari.
"Bisa kau bantu aku untuk menuju ruangan All.. Maksudku Mrs. Hills?" dan secara otomatis Stevie bisa melihat sesuatu seperti layar mengambang di depan wajahnya, menuntun ia menuju ruangan Ally yang sempat ia datangi namun terlupakan karena lorong perusahaan ini terlihat seperti labirin gila tanpa akhir.
Mengikuti arah yang ditunjukkan aplikasi bernama Donald ini tanpa ingin berbicara sedikitpun, Stevie kemudian disuguhi dengan lorong yang terlihat sangat familiar dengan isi kepalanya. Gadis cantik itu ingat bahwa ia sempat berjalan disini bersama pemilik perusahaan ini. Dan benar saja, ada pintu ruangan khusus milik Ally di ujung lorong sana.
"Anda bisa menunggu disini selagi saya menghubungi Mrs. Hills untuk membukakan pintu" dan Stevie hanya bisa mengangguk pada perintah Donald.
Beberapa puluh detik berlalu, akhirnya pintu didepannya terbuka. Membuat Stevie akhirnya bisa melihat sosok bosnya yang sedang memangku gitar akustik dan mengenakan headphone. Mendekat tidak yakin, Stevie kemudian tidak bisa mempercayai apa yang sedang didengar oleh gendang telinganya karena gadis cantik itu yakin sekali bahwa Ally sedang bernyanyi dengan suara yang sangat merdu disertai dengan permainan gitar yang apik.
"Ally... I mean, Mrs. Hills?" ujar Stevie membuat gadis tomboy yang sedang sibuk menatap senar gitar itu jadi menoleh padanya dan kemudian membuatnya jadi menaruh gitar yang sedari tadi berada di atas pangkuannya.
"Kau boleh memanggilku Ally. Aku tidak keberatan" ujar si tomboy setelah menaruh headphone dan gitarnya di sisi ruangan.
Punggung Stevie berubah menjadi tegap saat gadis cantik itu menarik napas panjang lantas segera menjawab "Bukankah sekarang kau sudah menjadi bosku?" dan Ally terkekeh karenanya.
"Ya, aku memang bosmu. Tapi aku lebih suka kau memanggilku dengan Ally. Lagipula, kau temanku"
Dan punggung Stevie kembali membungkuk rileks karena jawaban itu "Jadi, kapan aku akan bekerja?"
Sebelum menjawab, Ally mendekat pada Stevie dan menyerahkan senyum kecil yang menungging "Aku masih menunggu beberapa model lain yang akan membantu pemotretan dan mengisi majalahku"
"Kau memiliki model lain?" alis milik Stevie terangkat saat ia bertanya demikian.
"Ya. Aku memiliki tiga orang model yang lain selain dirimu"
*A Couple Of Minutes Later*
Stevie mengikuti langkah gontai milik Ally yang menuntunnya entah menuju mana. Gadis cantik itu kemudian terperangah saat melihat satu ruangan luas yang hanya diisi dengan cermin dan juga lighting yang menempel disana-sini. "Apa ini tempat pemotretannya?" ujar Stevie setelah menjelajah ruangan pemotretan ini dengan disertai senyum merekah di bibirnya.
"Ini ruang pemotretanku, kau memiliki tempat pemotretan yang berbeda denganku" dan senyum Stevie menghilang karena jawaban tanpa nada itu keluar dari bibir tipis milik Ally.
"Jadi kenapa kau membawaku kemari?" runtuk gadis cantik itu kemudian.
Senyum menungging milik Ally kembali tercetak "Karena kau butuh make over, lady"
"Why you always call me lady?"
"Okay, I call you woman then" balasan dari Ally membuat Stevie terkekeh karenanya. "That's the same thing" protes Stevie yang hanya dibalas kekehan dari Ally.
Tepat saat Ally membawa gadis cantik itu ke dekat satu set camera mewah yang mungkin saja berharga ratusan dollar, Stevie bisa melihat tiga gadis lain yang sebenarnya sudah tidak asing bagi Stevie. Gadis cantik itu ingat betul bahwa mereka sering bertemu beberapa saat yang lalu. Shannon, Cammie, dan juga Ali Spagnola.
"Apa itu model yang kau maksud?" tanya Stevie menunjuk ketiga gadis yang sedang dirias.
"Ya" dan jawaban singkat dari Ally membuat Stevie terkekeh karenanya. "Mereka temanku" sementara itu jawaban dari Stevie membuat Ally jadi melirik si gadis cantik itu dengan tatapan heran "Kau berteman dengan mereka?"
"Ya!!"
"Kenapa aku tidak pernah melihatmu bersama dengan mereka?" nada yang digunakan Ally untuk bertanya terdengar sangat berlebihan sampai membuat tiga gadis yang sedang didandani jadi melirik padanya.
"Karena aku sempat pergi ke negara Inggris dalam beberapa tahun sampai akhirnya kembali ke Amerika setelah mendapatkan beasiswa dari universitas yang sama dengan Cammie" jelas Stevie masuk akal.
Ally jadi mengangguk saja karena mengerti sebelum akhirnya mengangkat tangan yang secara otomatis membuat satu gadis cantik berrambut merah jadi menghampirinya "Tolong, buat dia jadi secantik mungkin" dan dengan itu Stevie mengikuti langkah si rambut merah menuju satu set make up di depan kaca besar yang dipenuhi dengan lampu rias yang cantik.
Stevie mengambil napas panjang saat gadis berrambut merah itu menggulung rambutnya ke atas sambil lalu mengambil alat make up untuk memulai acara rias. "Model baru yang sangat cantik. Mrs. Hills pandai sekali telah memilihmu" komentar gadis lain yang memiliki rambut keriting yang rapi.
Tanpa bisa memungkiri perasaan bangga didalam dadanya, Stevie akhirnya menyerahkan senyum karena itu. "Cammie lebih cantik dariku" balas Stevie sambil terpejam karena gadis berrambut merah itu sedang membubuhkan bedak di atas wajahnya "Ya, kupikir dia sangat cantik. Tapi kau memiliki apa yang tidak dimiliki olehnya" jawaban dari si gadis berrambut keriting membuat Stevie mengerutkan kening karena heran.
"Apa yang aku miliki dan tidak dimiliki Cammie?" dan gadis berrambut keriting itu menunggingkan senyum sebelum akhirnya memberikan jawaban yang tidak di sangka-sangka sebelumnya "Kau memiliki perhatian lebih dari Mrs. Hills"
Kening Stevie berkerut lebih dalam saat ia melihat si gadis yang memiliki rambut merah menyetujui gadis yang memiliki rambut keriting, hal yang tentunya membuat Stevie mau tidak mau jadi harus memikirkan tentang apa maksud dari perkataan gadis itu tadi.
'Stevie? Memiliki perhatian lebih dari Ally? Pffttt!!! Mana mungkin kan?' ujar Stevie berdebat didalam diri. Sudah jelas Ally memperhatikannya karena ia adalah salah satu pekerja baru yang memang butuh banyak arahan dari atasannya. Jadi, sikap Ally padanya biasa saja kan? Bukannya seorang pemimpin memang harus menunjukkan arah pada seseorang yang akan mengikuti jalannya?
Lantas apa maksud dari perkataan gadis cantik –yang sekarang tengah menata rambutnya itu, tadi? Apa Stevie memang mendapatkan perhatian khusus dari Ally?
"Coba lipstick yang dipakai di Stevie jangan terlalu cerah. Itu mengangguku" dan komentar itu membuat pemikiran si gadis cantik hancur seketika. Ally benar-benar memberikan perhatian lebih padanya.
*-----*
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
TheWayIAm (Lesbian Series)#3 |COMPLETED|
FanfictionTidak pernah aku sangka semua terjadi dengan begitu cepatnya. Pertemuan yang tidak pernah terkira, mengenal sampai akhirnya jatuh cinta, kemudian berlanjut kepada sebuah keputusan besar untuk saling menerima. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETE...