Multimedia: Allison Don Hills and Stevie Leigh Boebi.*-----*
Ally terduduk di kelasnya dengan pemikiran soal model gila yang sempat datang melintas ke atas kepalanya saat meeting beberapa hari yang lalu. Gadis tomboy itu kemudian mengetuk dagunya hanya untuk mendapati suara dehaman kencang yang membuat ia jadi mendonggak dan mendapati bahwa guru bahasa inggrisnya sedang menatap padanya dengan tatapan penasaran.
Menampakkan senyum polos tanpa dosa, Ally kemudian merapikan bukunya yang berantakan dan menyerahkan catatan latihannya yang sudah selesai barang beberapa menit yang lalu "Apa anda baik-baik saja Mrs. Hills?" dan gadis tomboy itu mengangguk menjawab Mr.Krish sambil lalu segera keluar dari kelas karena jam pelajaran sudah berakhir.
Gadis tomboy itu kemudian berjalan perlahan menuju Kantin sekolah untuk makan siangnya sebelum akhirnya menoleh karena seseorang menyerukan namanya di kejauhan. Disana, terlihat satu-satunya sahabat baik yang ia miliki dari semenjak kecil hingga sekarang tengah melambai padanya dan menunjuk meja kosong dihadapannya sebagai pertanda bahwa gadis itu dipersilahkan untuk duduk disana, Danny.
Menghampiri pemuda yang tengah menyantap roti isi itu, Ally kemudian duduk dihadapannya lantas segera mengambil satu potongan dari jatah makan siang Danny dan membuat lelaki itu mempertontonkan ekspresi marah karenanya "Kenapa kau mencuri makan siangku, sialan?! Bukankah kau memiliki cukup uang untuk membeli mobil baru didalam saku celanamu?" protes lelaki itu tidak terima.
"Hya, huanghu hanyha hukup huntuk hemheli mohil han haku hidak mehiliki huang hunhuk memheli rohi ihi harena huangkhu hahis unhuk hemheli hobilnya" balas Ally tidak jelas karena mulutnya penuh dengan roti isi.
Danny mengernyit saat melihat tingkah sahabat joroknya itu. Lelaki itu kemudian memberikan satu botol air mineral yang langsung saja diterima oleh Ally "Kapan kau akan belajar tatakrama, Allison?" dan gadis tomboy itu menjawab dengan gigitan lain di roti isinya.
"Kudengar kemarin kau mengadakan meeting dengan seluruh wakil dari perusahaan. Bagaimana semuanya?" ujar Danny kembali memulai pembicaraan diantara mereka.
Mengunyah roti isi yang ada didalam mulutnya dengan cepat, Ally kemudian menelannya terlebih dahulu sebelum akhirnya menjawab "Buruk" dan jadi membuat semua nafsu makannya menghilang begitu saja.
"Blues Andromeda membutuhkan model baru untuk produk mereka" gadis itu tertunduk lemas diakhir kata yang langsung membuat Danny memberikan gadis itu tatapan tidak mengerti "Kenapa kau tidak memilih Stevie untuk menjadi model disana?!! Dia pintar, dia cantik, dan.. you know? She's hot as fuck" dan Ally menundukkan kepalanya lebih dalam karena pemikiran sahabatnya sama saja dengan isi kepala miliknya beberapa saat lalu.
Dengan kepala yang menempel di atas meja, gadis itu membalas dengan nada ragu "The problem is, how do I ask her?" Danny memutar bola matanya kebelakang karena pertanyaan bodoh itu terlontar dari bibir tipis milik gadis tomboy yang adalah pewaris dari perusahaan tersukses di Los Angeles ini.
Menggeleng sebelum akhirnya menepuk pipi milik sahabatnya, Danny kemudian menatap iris emerald itu dengan tenang dan berbisik kecil "Just ask" yang kemudian membuat Ally membawa gadget dari celana jeansnya.
Sebelum membuka kotak pesan di gadgetnya, gadis tomboy itu menimang-nimang benda persegi panjang itu sambil memikirkan apa yang harus ia tulis didalam pesan singkatnya. Kening milik gadis tomboy itu mengerut dalam seraya berdebat didalam kepalanya.
Mungkinkah Ally harus memulai percakapan mereka dengan 'Hay Stevie?' ugh! Rasanya tidak! Mana mungkin Ally harus memulai pembicaraan seperti itu kan? Bagaimana kalau 'Apa kabar?' umm.. mungkin itu terlalu formal. Astaga!! Ally membenturkan kepalanya ke meja untuk yang keduakalinya saat tidak menemukan satupun ide didalam kepalanya cukup baik untuk memulai percakapan mereka.
Sudahlah! Putus Ally seraya memutuskan untuk menulis pesannya begitu saja. 'Yo girl what you up to?' dan Ally terkekeh geli karena pesan aneh itu yang akan menjadi permulaan dari perbincangan mereka nanti.
Tidak menunggu lama, gadget milik Ally berdenting dan kemudian membuat gadis tomboy itu segera mengambilnya dan membaca balasan pesan dari Stevie 'Nothing really. I just cook something for my lunch. How bout you?'
*Messages*
Allison: Just eating my lunch with Danny. How are you?
Stevie: I'm good. So what's up?
Allison: Jadi, kemarin aku mengadakan meeting dengan para pemilik perusahaan lain dan aku membutuhkan seseorang yang bersedia menjadi model kecantikan di Blues Andromeda.
Allison: Apa kau bersedia untuk menjadi modelnya?
Stevie: Maybe we can talk about it later. Wanna meet?
Allison: Sure! I have time for hanging out with you. So.. I'm gonna be there in 7. Is that ok?
Stevie: That's fine
Allison: See you later then
Stevie: See you later, Ally.
*End Of Messages*
*Stevie Leigh Boebi's Place, Los Angeles *
Ally mengetukkan ujung sepatunya berkali-kali dengan perasaan gugup didalam dada. Tangan gadis tomboy itu bersiap untuk mengetuk pintu Apartemen milik Stevie sebelum akhirnya mengurungkan niat karena tidak yakin bahwa mobilnya sudah terkunci dengan benar.
Ally kembali berjalan ke parkiran hanya untuk mengunci ulang mobilnya, lalu membukanya dan menguncinya lagi dari luar, lalu membukanya dan mencoba untuk menguncinya dari dalam dan mengulangnya lagi, lagi dan lagi sampai akhirnya ia yakin bahwa mobilnya benar-benar terkunci.
Gadis tomboy itu kemudian kembali berjalan menuju Apartemen milik Stevie dengan satu botol vodka ditangannya tanpa lupa disertai dengan debaran jantung yang mengerikan. Ally mengetuk pintu putih Apartemen yang sudah tidak didatanginya semenjak hampir dua bulan yang lalu, ia kemudian menyerahkan senyum menungging saat Stevie membukakan pintu untuknya.
"Silahkan masuk" ujar Stevie seraya membuka pintu Apartemennya lebih lebar.
Mengambil napas panjang sebelum akhirnya melangkahkan kaki kanannya memasuki Apartemen milik Stevie yang terlihat lebih rapi dari pada saat terakhir kali gadis itu datang kemari, Ally kemudian terduduk di sofa putih yang dipenuhi dengan bantal berwarna-warni. "Jadi, ada apa?" ujar Stevie setelah membawakan gelas shot dan juga lemon karena Ally menyimpan vodka bawaannya di atas meja.
Mencoba membuka segel botol vodka miliknya hanya dengan menggunakan tangan, Ally kemudian meyerah setelah melihat Stevie menyodorkan pisau kecil untuk membantunya. Sebelum akhirnya menerima pisau dari tangan Stevie, Ally menyerahkan senyum konyol pada gadis cantik itu seraya berkata "Kupikir aku bisa membukanya hanya dengan tangan" dan Stevie hanya terkekeh karenanya.
"Apa yang membuatmu berpikiran bahwa aku bisa menjadi model untuk perusahaanmu?" percakapan serius bahkan sebelum Ally menginginkannya.
Gadis tomboy itu menuangkan sedikit vodka pada gelas miliknya dan kemudian menuangkannya pada gelas Stevie sebelum akhirnya menjawab "Karena kau memang pantas untuk mengisi majalah dari perusahaanku" sambil kemudian mengambil satu shot vodka dan menggigit lemonnya dengan segera.
"Apa kau ingin membicarakan alasan lain kenapa kau memilih aku?" ujar Stevie setelah ikut-ikutan mengambil shotnya.
*-----*
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
TheWayIAm (Lesbian Series)#3 |COMPLETED|
FanfictionTidak pernah aku sangka semua terjadi dengan begitu cepatnya. Pertemuan yang tidak pernah terkira, mengenal sampai akhirnya jatuh cinta, kemudian berlanjut kepada sebuah keputusan besar untuk saling menerima. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETE...