Multimedia: Allison Don Hills and Stevie Leigh Boebi in Disney Land
*-----*
31 Desember 2015, Los Angeles, USA.
Ally tidak percaya pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia berakhir di Disney Land hanya karena kekasihnya merajuk di sepanjang perjalanan dan berkukuh hati ingin pergi bersama dirinya tepat hari ini juga? Jesus Christ!! Stevie memang mengerikan. Gadis cantik itu nyatanya bisa mengontrol si tomboy dengan baik dan karena itu sekarang Ally hanya memberikan senyum manis pada banyak orang yang memintai foto bersama dengan dirinya.
Gosh!
Stevie memang menyebalkan.
Gadis tomboy itu bisa melihat bahwa Stevie sedang tersenyum diantara kunyahan kentang goreng yang tadi dibeli olehnya dan Ally hanya bisa menatap kekasihnya yang sedang menikmati makanannya sambil tetap saja memberikan senyum pada beberapa remaja yang berkerumun untuk meminta foto bersama dengan dirinya.
"Ally apa kamu benar-benar dapat menguasai semua perusahaan di Los Angeles jika kamu menginginkannya?" ujar seorang gadis kecil yang berpenampilan tomboy dengan aksen lucunya.
Ally melirik tidak yakin pada gadis tomboy yang mengenakan kacamata minus itu "Usia kamu berapa?" ujar Ally yang mana melenceng sangat jauh dari pertanyaan si tomboy.
Gadis cilik itu membenarkan kacamatanya yang melorot "Usiaku dua belas tahun" jawabnya kemudian.
Ally memberikan kekehan kecil pada si tomboy "Kamu masih kecil, sayang. Belum saatnya memikirkan banyak hal soal perusahaan. Tapi kalau kamu ingin tahu jawabannya, aku memang benar-benar bisa menguasai semua perusahaan di Los Angeles kalau aku mau"
"Kamu sangat kaya" ujar si bocah cilik dengan nada polos yang membuat Stevie –yang ternyata memperhatikan, jadi ikut tertawa karenanya.
Gadis cantik itu kemudian berdiri dan membawa Ally kedalam pelukan "Alright guys, that's enough for now. Ally need to go" dan ujaran dari Stevie membuat semua remaja disana mempout karenanya.
"Thanks guys. See you later"
*A couple minutes later*
Ally kehilangan napasnya begitu juga dengan Stevie yang sedari tadi mengikuti langkahnya. Sekarang, mereka berdua tengah berada di dalam toilet yang sama. Saling pandang satu sama lain tanpa lupa mencoba mengatur napas bersama-sama.
Ini semua salah Stevie.
Kalau saja gadis cantik itu tidak kukuh untuk pergi ke tempat dimana banyaknya orang akan menenal seseorang seperti Allison Don Hills ini, mereka pasti aman dengan kencan mereka. Tapi karena Stevie justru meminta Ally untuk pergi ke tempat umum yang pastinya dipenuhi lautan manusia yang mungkin saja mengenal dirinya, mereka akhirnya dikerumuni para masyarakat pengganggu yang membuat kencan mereka jadi diisi dengan sesi kejar mengejar antara penggemar dan idola.
Maka, sekarang Ally sedang menatap pada kekasihnya yang sedang kesulitan mengatur napas "See? Ini semua karena kau" ujar si tomboy yang membuat Stevie jadi tidak ingin membahas apapun kesalahannya saat di dalam mobil tadi.
"Bagaimana kita pulang, Ally?" bisik gadis cantik itu diantara napasnya yang masih memburu.
Ally mengangkat bahu "Entahlah. Mungkin kita harus menunggu sampai pengunjung hilang?" jawabnya seenak hati.
Stevie membelalakkan matanya tidak percaya "ARE YOU FUCKING KIDDING ME??!!" teriak gadis cantik itu kemudian, hal yang tentunya membuat si tomboy jadi cepat-cepat menutup bibir milik kekasihnya seraya memperingati "Ssshhh!!!" ujar Ally diantara jarak mereka yang berhimpitan dibalik dinding yang sama.
Stevie memberikan anggukan tanda mengerti sehingga membuat Ally jadi melepaskan bekamannya pada si cantik "Bagaimana jika mereka tidak membiarkan kita pergi?" ujar Stevie dengan tampang khawatir tidak terkira.
Ally mengerutkan keningnya "Well, setidaknya kita masih memiliki kencan kita" ujar gadis tomboy itu dengan senyum menungging yang bahkan tidak bisa dimengerti oleh Stevie. Namun, saat Stevie melihat bahwa pupil mata milik si tomboy menggelap, gadis cantik itu segera merapatkan pangkal pahanya yang bereaksi cepat saat ia memahami apa yang sedang diinginkan si tomboy.
"Ally..." bisik Stevie menolak saat gadis cantik itu merasakan si tomboy semakin merapatkan tubuh mereka berdua.
Stevie bisa merasakan sentuhan intim di pahanya "C'mon. We're here to having fun right?" ujar si tomboy sebelum akhirnya ia mengangkat dagu milik si cantik untuk memandangnya dengan tatapan penuh gairah.
"Fuck, Ally" umpat Stevie menyerah pada kontrolan Ally lantas segera saja menubrukkan bibir mereka yang saling menginginkan.
Ally tersenyum saat ia bisa merasakan bahwa Stevie sudah terbawa dengan suasanya yang ia ciptakan. Fuck! Bagaimana mungkin Stevie bisa membuat Ally menginginkan gadis cantik itu dimanapun mereka berada? Bagaimana mungkin Stevie bisa membuat Ally ingin terus-terusan untuk berada diantara kedua pahanya? Fuck! Stevie Leigh Boebi sialan!
Ally berhenti secepat mungkin saat ia mendengar seseorang memasuki deretan toilet lainnya yang mungkin saja sedang kosong. Hal yang tentunya membuat Stevie jadi melirik tidak terima pada kekasihnya yang kini tengah tampak kesulitan untuk mengatur napas.
"Sialan! Bagaimana mungkin aku tidak bisa menemukan Ally Hills?!!" ujar seseorang diseberang toilet sebelum akhirnya terdengar derap langkah yang menandakan bahwa ia keluar dari sana.
Terdengar dengusan kasar yang lain sebelum akhirnya terdengar suara air mengalir "Kemana dia pergi?" ujar gadis yang terdengar memiliki suara berat itu disertai suara keran yang sedikit menutupi umpatan-umpatannya yang lain.
Suara keran berhenti, membuat Ally jadi penasaran dan membuat gadis tomboy itu jadi membuka pintu toiletnya untuk mengintip gadis yang sedari tadi mengumpat karena tidak bisa menemukannya. Gadis yang memiliki rambut sebahu dengan gaya yang terkesan cukup tomboy namun memiliki wajah cantik yang dipoles dengan make up tipis itu sedang membenarkan garis lipsticknya yang tampak belepotan.
"Bagaimana mungkin gadis tomboy itu selalu saja bisa pergi dari media?" ujar si gadis seraya meratakan lipstick di bibirnya yang tampak seksi.
Setelah merasa cukup dengan dandanannya, gadis tomboy itu pun beranjak dari toilet lantas segera membuat Ally jadi melirik pada Stevie yang cemberut karena ulah gadis tomboy itu. "Ayo pulang!" ujar Ally dengan nada yang terkesan sangat ringan.
"Kita hanya akan pulang begitu saja, Allison?! Aku bahkan belum sempat naik bianglala" protes Stevie pada kekasihnya yang sedang menampakkan ekspresi tidak mengerti.
"Kamu mau dikerumuni oleh mereka lagi, Stevie?" ujar Ally sedikit memperingati.
Stevie memberikan tatapan memohon andalannya "Please???" ujar si gadis cantik dengan mata besarnya yang menatap pada Ally dengan disertai bibir melengkung kebawah yang membuat siapapun –termasuk Ally, jadi tidak bisa berkata tidak karenanya.
Jadilah Ally terpaksa keluar dengan keadaan dimana gadis itu harus menutupi dirinya dengan hoodie yang ia kenakan dan berharap tidak ada orang yang mengenalinya saat mereka berjalan menuju bianglala.
Ally bahkan tidak menyangka kalau usaha murahannya akan berhasil karena sekarang mereka berdua tengah menikmati kota Los Angeles dari ketinggian bianglala yang membuat Stevie tersenyum bahagia karenanya. Dasar Stevie.
*-----*
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
TheWayIAm (Lesbian Series)#3 |COMPLETED|
FanficTidak pernah aku sangka semua terjadi dengan begitu cepatnya. Pertemuan yang tidak pernah terkira, mengenal sampai akhirnya jatuh cinta, kemudian berlanjut kepada sebuah keputusan besar untuk saling menerima. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETE...