Multimedia: Stevie Leigh Boebi.
*-----*
"Take a body shot?!!" teriak Stevie setelah membaca apa tulisan yang ada dibawah gelas merah yang baru saja ia minum beer didalamnya. Gadis cantik itu menutup matanya seperti menghitung dari satu sampai sepuluh sebelum akhirnya menatap si gadis berrambut blonde yang jadi tersangka karena permainnan ini adalah ciptaannya.
"MOONSHINE!!!" dan teriakkan itu membuat si gadis cantik jadi tertawa karenanya "Kau menyebalkan!!!" lanjut Stevie tidak terima dengan apa yang akan terjadi padanya.
Gadis yang tadi di panggil Moonshine oleh Stevie itu kemudian membawa satu shot vodka serta satu iris lemon dengan cepat dan segera membuat Stevie terduduk diatas meja yang dikelilingi oleh banyaknya remaja "Apa aku yang harus meminum vodka dari tubuhnya?" bisik Ally pada Moonshine yang langsung saja dijawab anggukan dari gadis itu dan membuat Ally jadi menarik napas panjang karenanya.
God dammit! Bisik Ally didalam kepalanya tanpa bisa melawan permainan yang di ciptakan gadis gila itu lantas segera mendekat pada Stevie yang sudah terbaring di atas meja dengan hanya bra hitamnya. Cairan vodka sudah membasahi perut dan juga belahan dada milik Stevie begitu pula dengan jejak garam yang sudah mengikuti jejak basahnya cairan vodka tersebut ditambah lagi dengan lemon yang sudah di gigit oleh Stevie sebagai tanda dari akhir permainan gila yang akan mereka lakukan.
Giliran Ally yang menutup mata karena tidak sanggup. Sorak-sorai dari para remaja yang mengumpul menunggu tontonan erotis yang akan terjadi dan Ally jadi tidak sanggup untuk menunggu lebih lama lagi. Ada perasaan tidak ingin membagi saat melihat para remaja -bahkan Danny yang adalah sahabatnya, menikmati tubuh sempurna milik Stevie seperti yang lainnya.
Dengan rasa gugup dan juga semangat di satu waktu yang sama, Ally melangkah pada tubuh Stevie yang jadi tontonan. Gadis tomboy itu kemudian menunduk pada tubuh Stevie bersamaan dengan Moonshine yang mengangkat jari sebagai aba-aba.
"TIGA!!!" teriak Moonshine memulai hitungan sambil mengangkat jarinya "DUA!!!" lanjut gadis cantik itu sambil lalu membuat Ally segera mendekat pada pusar milik Stevie yang dipenuhi dengan vodka "SATU!!!!"
Dengan gerakan yang terkesan cepat, Ally menghisap vodka yang ada didalam pusar Stevie lantas segera meneruskan permainan gila ini dengan gesit. Lidah milik Ally mengikuti jejak garam dan juga cairan vodka yang menuju belahan dada milik Stevie, hal yang tentunya membuat gadis cantik itu seolah merasa seperti disiksa dengan kegiatan erotis yang sedang dilakukan oleh dirinya dan Ally.
Punggung milik Stevie terangkat saat gadis cantik itu merasakan godaan lidah Ally diatas perutnya, gadis cantik itu kesulitan untuk menahan desahannya dan tidak menjatuhkan lemon dari gigitannya karena tingkah si tomboy yang menjelajahi dirinya dengan perlahan dan menyiksa.
Satu kecupan di bibir milik Stevie akhirnya terjadi dan Stevie akhirnya bisa mengambil napas lega karena permainan gila ini akhirnya berakhir juga. "Kupikir kita harus berhenti main beer pong. Permainan ini lebih gila dari pada roller coaster" ujar Stevie dengan napasnya yang masih terengah, hal yang tentunya langsung disetujui oleh Ally dan membuat semua kerumunan remaja jadi kecewa karenanya.
*-WeAreOne, Riska Pramita Tobing 2019-*
Ally terduduk diantara banyaknya remaja yang menggila begitu juga Stevie yang sedang menikmati champagne ditangannya. Mereka terdiam tanpa kata meskipun musik menghentak diantara keduanya. Merasa bosan dengan suasana awkward yang terjadi diantara keduanya, Stevie kemudian mendekat pada Ally dan menyodorkan satu gelas champagne yang lain "Apa kau baik-baik saja?"
Gadis tomboy yang ditanyai melirik pada si cantik dihadapannya lantas kemudian melemparkan senyum padanya "Ya, kurasa aku baik-baik saja" jawab Ally sebelum akhirnya menyesap sedikit dari champagne yang diberikan Stevie padanya.
"Kurasa?" alis milik Stevie terangkat saat mengulangi kata janggal dari ucapan Ally tadi.
Si tomboy terkekeh sedikit "Ya, hanya saja terlalu ramai dan aku tidak terlalu suka keramaian" gadis itu menggaruk tengkuknya dengan disertai kekehan yang sedari tadi diciptakannya sendiri.
"Ingin pergi ke tempat yang sedikit sepi?"
"Ini pesta, Stevie Boebi. Semua bagian dari Apartemenmu akan dipenuhi dengan remaja gila didalamnya"
Mendengar jawaban Ally yang masuk akal, Stevie kemudian menarik lengan Ally dengan lembut menuju balkon Apartemennya. Meskipun gadis cantik itu yakin akan ada seseorang disana. Tanpa disangka, ternyata balkon Apartemen miliknya kosong dan sepi, membuat Ally akhirnya bisa bernapas lega karena oksigen disini menjadi miliknya.
"Kau menikmati pestanya?" pertanyaan dari Stevie membuat Ally ingat bahwa ada orang lain di balkon sepi ini dan Ally jadi melirik gadis cantik itu untuk menjawab dengan anggukan dua kali sebagai tanda pasti.
"Aneh" gumam Stevie yang lalu membuat Ally jadi mendekat pada gadis yang tengah bersender pada tembok balkon "Apanya yang aneh?" tanya gadis tomboy itu setelah mereka saling bersampingan satu sama lain.
"Kupikir kau menyukai pestaku?"
"Ya, aku memang menyukai pestamu"
"Lalu kenapa kau meminta pergi dari pestanya?"
Alis milik Ally terangkat saat mendengar pertanyaan masuk akal itu dari Stevie "Ada benarnya juga. Tapi pestamu sangat berbahaya, kita baru saja melakukan hal erotis didepan banyaknya pasang mata, Stevie. Kalau saja ada seseorang yang merekam kegiatan tadi dan menyebarkannya ke internet, kami akan mendapat masalah besar" namun jawaban Ally membuat Stevie jadi tersadar atas 'siapa sebenarnya sosok gadis tomboy' yang berada didepannya.
Stevie baru saja ingat bahwa ia tidak boleh sembarangan pada gadis tomboy itu. Jika saja terjadi sesuatu pada gadis tomboy itu, mungkin hidupnya akan berakhir lebih cepat daripada seharusnya. Astaga, Stevie.. kenapa pula kau harus dekat dengan pengusaha termuda dan terkaya di Los Angeles ini? Bisik gadis cantik itu didalam kepalanya sendiri.
"Hey!!!" sebuah tepukan lembut di bahu milik Stevie disertai dengan seruan Ally membuat gadis cantik itu menghentakkan punggungnya karena terkejut dan segera melirik pada Ally "Oh, ya. Sorry" ujar Stevie setelah ia melihat tampang Ally yang seolah berkata 'Apa kau tidak memperhatikan?' yang mebuat Stevie merasa bersalah karenanya.
"Aku mengajakmu bicara sedari tadi dan kau sama sekali tidak mendengarkan?" gerutu gadis tomboy itu yang tentunya membuat Stevie jadi terkekeh karenanya.
"Apa yang kau pikirkan?"
Stevie menaiki pagar kecil pembatas balkon lantas terduduk disana sambil menikmati pemandangan kota Los Angeles yang terlihat sangat cantik dari atas "Sejujurnya, aku memikirkan tentang kau" ujar Stevie yang membuat Ally jadi mendekat dengan rasa penasaran.
"Kau gadis muda, Ally. Kau baru berusia 17 tahun.."
"Aku sudah 18 tahun, Stevie" potong Ally yang membuat Stevie jadi terkekeh karenanya.
"Tapi kau sudah menjadi pemilik perusahaan terbesar di Los Angeles. Bagaimana kau bisa menjalani semuanya?"
*-----*
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
TheWayIAm (Lesbian Series)#3 |COMPLETED|
FanficTidak pernah aku sangka semua terjadi dengan begitu cepatnya. Pertemuan yang tidak pernah terkira, mengenal sampai akhirnya jatuh cinta, kemudian berlanjut kepada sebuah keputusan besar untuk saling menerima. Riska Pramita Tobing 2018 -----COMPLETE...