alana agatha

112 10 0
                                    

Pagi yang cerah menyelimuti hari ini. Para guru SMA Garuda hari ini sedang rapat di ruang guru.

Alhasil semua kelas tampak kosong tanpa ada yang mengawasi, ada yang memilih untuk bermain basket, ada yang nongkrong di kantin, dan bahkan ada ngebucin di taman.

Sedangkan alif? Dia hanya duduk di kursi depan kelasnya sambil memainkan rubiknya.

"WOY APAAN SIH LO, UCAPAN AJA BILANGNYA BENCI, PADAHAL DI HATI CINTA" sewot beno yang tiba-tiba datang sambil menepuk pundak alif.

Cowok itu geram frustasi karna beno yang tiba-tiba datang mengganggu konsentrasinya.

Alif kerap begitu, jika ada hal yang ia suka di ganggu sama orang lain ia bakalan marah besar, kalau tidak pun dia hanya diam dengan memberikan tatapan seribu ancaman kepada lawannya.

"Apaan sih lo?! Kan lupa gue rumusnya!" Bentak alif sambil mengacak rambutnya.

"Parah lo udah nyuri start gue duluan " ucap beno

Dandi yang datang dari kantin bingung maksud dari percakapan kedua sahabatnya ini.

"To the poin aja, maksud lo apa?"
Kesal alif dengan pembicaraan beno yang berbelit-belit.

"LO BENERAN PACARAN SAMA ECA?" Tanya beno menatap wajah alif yang datar.

"HAA! ALIF PACARAN SAMA ECA YANG SERING NEMPELIN LO ITU KAN?! GAK MUNGKIN KALI LAH, iya kan lif? Eca itu jauh dari kata type alif ben" tegas Dandi yang mendengar pertanyaan beno yang konyol menurutnya.

"Iya, gue pacaran sama eca" jawab alif dengan wajah kesalnya dan lanjut memainkan rubiknya.

"TUH KAN DAN, APA GUE BILANG, BEDA DI MULUT BEDA PULA DI HATI" sindir beno

"Kok bisa lo pacaran sama eca?" Tanya Dandi yang heran dan penasaran

"Apa sih yang gak bisa? Tenang aja, Bentar lagi jugak bakalan gue campakin tu cewek, btw dari mana lo tau?"

"Tadi gue kan baru keluar dari kelas dia, nyariian princess gue si putri. Terus dia datang dan bilang gini EEHH KAK BENO, TOLONG JAGAIN PACAR GUE YA, KAK ALIF" jelas beno dengan menirukan gaya bicara eca yang seperti toa, walau sedikit berat.

"Jangan jahat lo mau mainin prasaan anak orang lif, dia tulus sama lo" ucap Dandi.

"Sok ngomongin tulus lo, pacar aja gak punya, lagian ya lif, hanya cowok bodoh yang bilang kalau eca gak cantik, jelas-jelas dia cantik kok, manis pula lagi"

"Makanya gue gak punya pacar biar eca aja jadi milik gue, ya lif ya" ucap Dandi yang hanya bercanda.

Mau saja alif menjawab iya kepada Dandi,namun jauh dari dalam lubuk hatinya seperti ada rasa keberatan yang membuat jawaban itu tidak semuda seperti membalikkan telapak tangan. Bukan karna ia menyukai eca, namun menurutnya, yang sudah menjadi miliknya tetaplah miliknya.

"Gini ya lif, kalau memang eca gak cantik, gak mungkin tu si ganang ngejar-ngejar eca" jelas beno lagi dengan wajah serius yang amat langka ia keluarkan.

"Bodo amat, gue tu sukanya sama alana, bukan sama eca" jawab alif walaupun di dalam lubuk hatinya seperti ada rasa kesal ketika mendengar kata ganang.

***

Berita tentang alif dan eca dengan cepat menyebar di sekolah, bisa di katakan semua orang mengetahuinya. Bahkan banyak dari siswi-siswi yang merasa iri dan tak jarang ada pula yang mencibirnya.

"Pakek pelat apa sih tu anak ingusan"

"Di ancam pakek apa sih kak alif bisa pacaran sama tu si cupu"

"Besar juga pengaruh peletnya"

Begitu lah kira-kira cibiran yang di terima eca. Mau bagaimana pun ia hanya tersenyum kepada teman-temannya.

***

Kkrriiiiiinggggg....

Bel pergantian jam pelajaran telah berbunyi, alif langsung keluar menuju toilet untuk mencuci wajah dan membasahi sedikit rambutnya untuk menghilangkan rasa ngantuk yang menghantuinya sepanjang jam pelajaran fisika.

Ketika hendak keluar toilet, ia melihat teman-teman kelas eca, dan benar saja ternyata orangnya ada di sana. Benar kata beno, eca cantik juga, alif baru menyadari itu, tapi hatinya tidak memiliki prasaan kepada eca.

"KAK ALIF!" Panggil eca ketika menyadari keberadaan alif.
Menyadari eca memanggilnya, alis langsung pergi meninggalkan eca.

"KAK ALIF, TUNGGUIN GUE"

Eca terus mengejar alif dengan susah payah. Putri berusaha menghentikan eca untuk melakukan lebih, namun eca tetap lah eca yang keras kepala.

"KAK ALIF, TUNGGUIN DONG, JANGAN CEPET-CEPET JALAN NYA, KAKI GUE GAK SEPANJANG KAKI KAKAK"

Eca terus saja mengejar langkah kaki pacarnya itu, hingga ia menggapainya dan barulah alif menghentikan langkahnya.

"Kak alif jalannya cepet banget, gue capek" ucapnya dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Apa?" Tanya alif dengan raut wajah yang kelihatan bosan, ia sengaja menampakkan raut wajahnya supaya eca paham bahwa dirinya tidak suka di ganggu.

"Nanti temenin gue ke toko souvenir ya? Mohoon" ucap eca dengan wajah memohonnya.

"Gak, kan lo ada supir, pergi aja sama dia" ucap alif ketus

"Pak udin gak bisa kak, dia masih sakit"

"Yaudah pakek gojek"

"Gak mau gojek, Nanti gue di..." eca menghentikan perkataannya.

"Di apa?" Tanya alif dengan raut wajah datar namun penasaran.

"Gak papa kok kak, Iyaa kak yaa, mau yaa pleaseee" rengek eca kepada alif.

"Ya" ucap alif mempersingkat rengekan eca, alif tau, pasti ada sesuatu yang eca sembunyikan darinya.

Eca tak menyangka bahwa alif akan mengiyakan permintaannya. Ia melompat-lompat gembira membuat alif hanya diam menatapnya.

"Makasih ya kak" ucap eca dengan senyuman manisnya. "Gue ke kelas dulu ya kak" sambungnya berlari mengejar teman-teman yang jauh meninggalkannya, sesekali ia menoleh ke belakang melihat ke arah alif, membuat rambut kepang kudanya bergoyang.

Diam-diam alif mengulum senyum dan menggeleng kepalanya. Sungguh konyol, bagaimana bisa, alif bertahan dengan cewek ingusan itu.

Eca selalu saja begitu, selalu tersenyum seolah senyuman itu alif yang mengukirkan, padahal alif tau, dirinya banyak menyakiti prasaan cewek itu yang kini berstatus sebagai pacarnya.

***











Jangan lupa vote dan komen ya guys, biar aku tambah semangat hehe

WAITING [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang