PEMBUKTIAN

91 11 0
                                    

"ALIF!"

Panggilan itu membuat alif menoleh dan menemukan alana. Perempuan dengan kulit putih mulus, tinggi bak model dan cantik tentunya. Siapa yang tak mengenal alana, queen SMA Garuda selama 2 tahun berturut-turut. Sejak kelas 2 SMA alif menyukainya. Namun setiap alif berusaha mendekat dia malah menjauh.

Hingga akhirnya alif mengikuti saran dari teman-temannya untuk sedikit menjauhi alana. Dan ternyata berhasil, kini alana yang sering menyapanya terlebih dahulu ketimbang dia.

"Dari mana?" Tanyanya kepada alif sambil memperbaiki rambutnya ke belakang telinga.

"Toilet"

"Ntar lo sibuk gak?"

Alif menatap mata biru milik alana, alif tau alana tidak lah keturunan asli pribumi, tidak seperti eca. Alif tercengang, sekarang mengapa ia membandingkan alana dengan eca?

"Kalau gak ada acara, mau ya temenin gue latihan piano?" Ucap alana dengan wajah imutnya.

Sangat berat rasanya untuk menolak, karna alif sudah terlanjur janji kedapa eca, namun ajakan alana adalah kesempatan emas baginya. Tapi alif bukan type orang yang akan dengan mudah mengingkari janjinya.

"Maaf na, gue gak bisa"

"Yaudah deh, gak pa-pa kok lif. Kalau gitu gue balik ke kelas dulu ya"
Alana pergi meninggalkan alif.

Alana Agatha, gadis yang begitu tenang, cantik dan pintar itu memiliki banyak nilai plus bagi alif, sempurna. Begitulah dalam pikirannya. Alif tau bahwa alana cewe baik-baik, walaupun sifat mewah tak luntur pada dirinya.

***

"WOY TONG! KEMANA AJA SIH LO. PACAR LO DI GANGGUIN SAMA GANANG TUH!" Ucap beno yang menarik tangan alif, namun di tahan olehnya.

"Siapa? Eca?"

"YA IYA! SIAPA LAGI CEKODET" ucap alif yang begitu emosi.

"Beneran dan?" Tanya alif kepada Dandi.

"AT BUSET DAH! DANDI MANA TAU, YANG LIAT ITU GUEE. BURUAN NAPA TOOONG!" Suara beno semakin mengisi ruang kelas, sampai satu kelas mengetahui apa yang mereka bertiga bicarakan.

Alif keluar dari kelas, entah kenapa kakinya menghianati pikirannya. Ia berjalan tergesa-rasa di ikuti oleh beno dan Dandi di belakangnya.

***

Di dalam kelas eca sudah penuh dengan keributan yang di buat oleh ganang.

"MANA COWOK LO? GAK ADA KAN? UDAH DEH CA, LO CUMAN BIKIN CERITA HOAX KALAU LO PACARAN SAMA ALIF KAN?!" Ucap ganang dengan senyum sinisnya.

"BENERAN KOK GUE PACARAN SAMA KAK ALIF, MUNGKIN PACAR GUE LAGI SIBUK AJA" jawab eca dengan suara toa nya menambah rame keadaan di kelas.

"KALAU EMANG DIA PACAR LO, DIA PASTI BAKALAN KE SINI UNTUK BUKTIIAN KATA-KATA LO, udah lah ca,dia gak bakalan pernah peduli sama lo" sambar ganang membuat murka alif yang baru datang dan berdiri membelakanginya.

Eca menatap alif kaget dan tak percaya, laki-laki itu ada dibelakang ganang. Dua detik setelahnya alif menarik keras seragam ganang membuat dasi yang ada di kerah seragamnya mencekik lehernya.

Alif tanpa aba-aba langsung memukul sudut bibir ganang. Sementara eca, langsung menyingkir di sebelah putri. Melihat alif yang bertengkar di depan matanya membuat dadanya sesak dan ingin menangis, namun di tahannya.

"Tuh mulut pernah di ajarin gak?!"

"Atau jangan-jangan lo gak pernah di ajarin jangan ganggu punya orang?!"

"Oh lo sama eca beneran pacaran?!!" Tanya ganang "bisa juga ya lo nyari lawan yang gak sebanding dengan gue" ucapnya lagi membuat alif tambah murka dan menghajarnya secara berutal.

"NGOMONG LO SEKALI LAGI GUE TANEM LO HIDUP-HIDUP!"

"Lif udah lif! Udah!"

"Diem lo dan! Bukan urusan lo!"

Dandi akhirnya menyingkir, kedua tangannya terangkat, tidak bisa membantu banyak. Alif kalau sudah berada di posisi seperti ini ia akan seperti orang kesurupan yang lupa segalanya.

"Bangun lo bangsat!"

"UDAH KAK UDAH!" ucap eca berusaha menghentikan.

"LO GAK PERCAYA ECA PACAR GUE?!" Tanya alif pada ganang yang berusaha berdiri di bantu teman-temannya.

Cowok itu melepaskan dasi sekolahnya dengan kasar dan menarik eca mendekat ke arahnya. Wajah alif benar-benar di penuhi kemarahan membuat eca takut.


Detik berikutnya, setelah menatap mata eca yang ketakutan, alif mendekatkan wajahnya, mencium bibir eca dengan agresif, gemas, cowok itu Menarik rambut perempuan itu agar mendongak untuknya. Sontak hal tersebut membuat ribuan pasang mata terpekik melihatnya. Tak sedikit dari mereka yang iri kepada eca. Beno, Dandi dan putri sama-sama berteriak di detik yang sama.

"ALIF!!" pekik ganang

"Gimana? Masih tak percaya hah?!"

****










































Jangan lupa vote dan komen ya guys biar aku tambah semangat

WAITING [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang