Haiiii....😏

10.4K 344 4
                                    

Ayo donk gaes divote dan coment biar semangat nih..
Hehehehe... 😁😉🙏

****

Aku pun pulang pagi buta jam 2 setelah meladeni para pelanggan yang terakhir. Capek banget sih hari ini meladeni 4 orang.

Begitu sampai depan rumah, ternyata ada tetangga yang masih belum tutup pintu rumahnya. Aku pun mencoba tersenyum.

"hay mba.."

"tumben kamu nyapa tetangga mu? curiga nih, jangan-jangan kamu baru habis jual tubuh kamu ya? terus mau ngelabuh kita lagi."

"aku hanya menyapa kok mba, dan maaf aku masuk dulu ya.., permisi." aku ga bisa menjawab pertanyaan dia tadi.

"huuu, kamu pikir kita semua ini ga tahu apa yang kamu kerjakan diluar sana.  Najis banget sih, jauh-jauh deh suami dan anak kita dari kamu. Ihhh.." aku masih mendengar makian dari seberang saat membuka pintu, kemudian aku pun masuk.

Bukkk..

Aku kembali menahan sesak didada ini, menutup mata mencoba memaafkan sikap kasar tetangga ku.

"maafin aku.., maafin aku yang membuat kalian risih dengar kehadiran ku. Hiks..hiks."

"aku bukan jahat seperti yang pikiran kalian, ku ga pernah menggoda suami kalian meski pun suami kalian yang menggoda ku."

"hiks, aku hanya melayani jika dipanggil dan dibayar sesuai mau ku."
|
|
|
Begitulah yang ku jalani dalam keseharian ku. Jual diri jual diri dan jual diri. Kalau ga gitu gimana aku bisa bertahan hidup.

Dan hari ini aku akan pergi lagi ke rumah mam, ada pelanggan lagi. Huft, aku harus tepat waktu nanti dipotong pula gaji gue sama di mam.

Sambil menunggu gojek, aku sebentar beli minuman diwarung, dan kembali kedepan. Aku merasakan seperti ada yang menarik rok ku. Aku pun menoleh.

"hey adik manis, kamu manggil kakak ya?" tanya ku sambil jongkok.

"kakak aku haus,"

"eh,  kamu haus?" dia mengangguk.

"nih, punya kakak sama kamu aja ya belum kakak minum kok. Sama siapa kesini dek?"

"itu sama ibu kak.." dia menunjukkan ibunya yang sedang duduk layaknya seorang pengemis. Hati ku teriris melihatnya.

"kakak antar sama ibu ya dek.., ayo."

"bu, anaknya jangan dibiarkan pergi sendiri ya nanti hilang loh."

"maaf mba,  kalau anak saya menggangu."

"ga kok,  bu..oh iya ini ada sedikit buat beli makan ya, maaf saya harus buru-buru, gojek saya udah datang."

"terimah kasih nyonya.."

"sama-sama bu.., dek kakak pergi ya.  Jaga ibunya ya. Bye..bye.."

"bye..bye kakak.."

Anak itu,  mengingatkan ku dengan seseorang lagi, huft...,

****

Jangan Benci Aku (END) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang