Yuhu,mari kita lanjutkan 😜😜😘😘
Jangan lupa vote dan coment ya broo... 😁😀😂😉****
Agak tenang rasanya, setidaknya orang yang pernah mengenal istriku yaitu warga tempat kostnya dulu udah mengetahui kebenarannya.
Dan sekarang kita masih dimobil dalam perjalanan mau pulang kerumah.
"danish..." aku pun menoleh.
"hem.., iya sayang?"
"ma..makasih ya udah nolong aku tadi dari amukan mereka, kamu juga udah bela aku depan mereka."
"udah tugas ku sayang menjaga kamu, dan memang mereka harus tahu kebenarannya supaya mereka ga sesuka hatinya nuduh kamu apa lagi sampai hujat kamu." aku mengusap kepalanya.
"kamu masih sama seperti dulu ya, seram banget kalau ada yang ganggui aku, hihihi.."
"jelas donk, berani dia sentuh permaisuri ku, patah lehernya.."
"hehehe, makasih pangeran ku.." dia tersenyum.
"eh, sebelum pulang kerumah kita kecafe dulu yok, lapar nih, makan situ yok."
"ihhh, buncit donk kamunya kalau makan mulu."
"ga tahu deh, kenapa bawaanya makan banyak mulu."
"iya, aneh kamu biasanya kan jaga pola makan."
"ahh, bodoh amat dah, yang penting makan, kita cafe ya." dia pun mengangguk.
****
Sekarang kami sampai dicafe tepatnya cafe dimana aku dan dia pernah bernyanyi disini.
"kita cafe ini?" tanyanya syok.
"iya.., kita kesini, kamu ingat sesuatu ya?"
"eh.." dia menggeleng tapi aku tahu dia menyembunyikan itu, mungkin dia teringat sakit hati kemarin.
"sayang.." aku menangkup kedua pipinya.
"ya danish?" balasnya.
"apa kamu mengingat saat kamu melampiaskan kekecewaan kamu sama ku dicafe ini?"
"eh.."
"aku berada disini saat itu, aku melihat dan mendengar kamu bernyanyi dan aku tahu lagu itu untuk ku kan?" dia menunduk lalu aku mengangkat dagunya.
"karena lagu itu adalah lagu yang sering kamu nyanyikan buat aku dulu, sebelum aku membuang mu." matanya pun berlinang seakan siap mau menangis.
"kamu tahu hari itu aku mengikuti kamu dan disitulah aku tahu makam anak kita, mengikutimu sampai kemakam anak kita hingga kamu pulang dari sana dan mampir kecafe ini."
"kamu tahu sayang, hati ku sakit melihat raut wajah terluka mu, raut kekecewaan mu, raut kesedihan mu, raut putus asa mu, airmata mu menjawab betapa terpuruknya kamu saat itu."
"hiks..hiks..hiks.." isaknya.
"jujur, meski kamu kembali bersama ku lagi, memaafkan aku dan mau hidup bersama ku lagi, satu yang harus kamu tahu sayang, rasa bersalah ku sama kamu belum hilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Benci Aku (END) √
RomanceAku, wanita yang berjuang menyambung hidup. Mereka memblacklist aku kesemua perusahaan apapun. Sehingga aku memilih pekerjaan yang sangat menjijikkan, namun percayalah bahwa hati ku ingin sekali berhenti dari pekerjaaan ini. Masih berhargakah aku di...