Selamat malam minggu gaes... 😊😘
Dan selamat membaca sekligus selamat ngevote dan ngecomment.. 😂😂😅😄😉😜****
Begitu aku sampai dirumah dan masih dalam mobil, aku dibuat terdiam melihat eclips yang duduk dengam menekuk lututnya. Dia menyimpan wajahnya diantara kedua kakinya.
Dia masih menunggu ku dirumah, dan aku juga percaya dia kan tetap menunggu karena aku tahu dia ga ingin aku marah terus-terusan sama dia.
Dengan setengah kesesakan hati aku keluar dari mobil dan berlari tepat dihadapannya.
Aku pun membangun dia hanya dengan suara aja, namun karena dia belum tersadar aku kembali bangunkan dia bahkan menepuk lengannya. Akhirnya dia pun terbangun. Dia dengan saat lirih dan menggigil menyebut namaku lalu dia pingsan yang aku yakin karena kedinginan dan lemah.
Aku pun sontak panik bahkan memanggil dia dengan suara teriak. Karena dia beneran menutup mata, aku pun menggendong dia dan membawa dia kerumah tepatnya kamar ku.
Aku membaringkan dia diatas kasur, bibirnya masih pucat pasi, hidungnya merah. Aku hanya memandang dia dengan duduk dikasur tepat disampingnya.
"maaf..." lirihku yang ku yakin ga akan didengar dia.
Setelah menarik nafas, aku pun bangkit dari kasur bahkan keluar bermaksud kedapur ingin buatkan dia lemon hangat. Tapi sebelumnya aku menyelimuti dia.
Ntah kenapa tanganku ingin mengusap keningnya namun terhenti di udara karena mengingat kita bukanlah seperti dulu lagi dan pada kenyataannya aku udah sangat dalam membenci dia.
Dan sekarang aku didapur, membuat segelas lemon hangat, dan saat aku mengaduk gelasnya dengan sendok, aku kembali terdiam.
"bah, hehehe lagi bikin apa sih pangeranku?" aku menutup mata mengingat ucapan dia sambil meluk aku dari belakang.
"ngageti aja sih permaisuri cantikku, ini aku lagi bikin lemon hangat untuk kamu, kamu nih ya udah sakit ngegombal lagi.." omelku sambil tetap mengaduk sendoknya dan tangan ku satu lagi memegang tangannya yang melingkar diperutku.
"hihihi, aku ga sakit kok, cuma pusing aja kok pangeran gantengku. Kamu aja yang lebay bilang aku sakit."
"nih udah mgomelnya, minum dulu lemon hangat ala pangeran ganteng."
"cie...ganteng ya hahahaha."
"udah?"
"udah..." aku teringat sama ucapan manjanya.
"jangan sakit lagi ya permaisuri ku.." kala itu aku mengusap kedua pipinya dan bibirnya hanya mengerucut manja.
"pangeran juga jangan tinggalkan aku ya, nangis aku nih kalau kamu tinggalkan.." ucapan ini sangat mampu membuat aku kembali meneteskan airmata.
"aaarghhhhh...., sialan." teriak ku spontan.
"bahkan kenangan itu masih terekam diotakku. Dasar sialan kau pelacur..., arghh..." aku memukul tembok berkali-kali.
Aku kembali meredakan kekesalan ku dengan mencoba menarik nafas dan memijit pangkal hidungku.
"tenang danish..tenang, itu cuma masa lalu dengan ucapan palsu dia. Ingat dia melakukan kesalahan tepat dimata kamu, jangan mengingat apa lagi lemah dihadapan dia." ucapku mencoba semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Benci Aku (END) √
RomanceAku, wanita yang berjuang menyambung hidup. Mereka memblacklist aku kesemua perusahaan apapun. Sehingga aku memilih pekerjaan yang sangat menjijikkan, namun percayalah bahwa hati ku ingin sekali berhenti dari pekerjaaan ini. Masih berhargakah aku di...