Rumah

7.3K 295 20
                                    

Selamat malam oiiii....😄😊😘
Oke,  kita lanjutkan..😉😉

****

Sebelum aku sampai hotel ternyata dia udah lebih dulu sampai terlihat dia lagi duduk menunggu ku.  Dia menyapa aku namun aku menjawab dengan nada sinisnya.

Ga mau kelamaan dilihat orang, aku pun menarik paksa tangannya.  Aku tahu dia kesakitan selama kita berjalan,  terlihat akhirnya dia bersuara meminta pelan-pelan.

Ntah kenapa aku mendadak marah, aku kembali bentak dan berkata kasar pada dia. Aku tahu dia kaget bahkan dia udah meneteskan air matanya. Ga suka dengan hal itu aku meminta dia menghapus air mata buaya nya dan kembali menyeret dia kekamar dia.

Bahkan begitu kita masuk kamar aku menghempaskan dia cukup kuat hingga dia terplanting kelantai. Ga mau lama-lama aku meminta dia melakukan tugas pelacurnya.

Aku puas sangat puas bermain dengan dia, apa lagi saat menjambak rambut dia itu sangat ku suka meski kali ini dibawah shower. Namun entah malaikat mana yang mendadak masuk dalam tubuhku, kenapa bisanya aku membantu dia keramas.

Dan pada akhirnya kita pun selesai membersihkan tubuh kita. Lagi-lagi aku menarik dia paksa kembali kekamar. Dia langsung memakai pakaian jalangnya tapi tidak dengan ku. Kenapa?

Aku meminta dia yang memakaikannya. Awalnya dia bingung lihat aku yang masih makai handuk. Aku memberikan kode sama dia. Dia tampaknya sangat paham lalu memakaikannya.

Kembali lagi kita sedekat ini. Aku masih terus menatap dia, sangat telaten persis kayak dulu. Saat dia mengangkat wajahnya aku kembali dengan sikap arogan.

"udah tuan.." ucapnya.

"hem.." jawabku singkat lalu berjalan ke lemari untuk ambil kunci mobil dan dompet dan hape,  sesekali gue ngecek hp hingga dia bersuara. Aku melirik dia yang udah duduk aja dikasur.

Dia meminta izin untuk pulang duluan, tapi aku melarang dia pulang kekostnya,  karena dia harus ikut dengan aku. Terlihat ada yang ganggu pikirannya.  Aku pun menjelaskan karena mengerti apa yang dipikirkan nya. Dia pun menurut sama ku.

Akhirnya kita pun pulang kerumah ku, namun baru aja aku membalikkan  badan bermaksud untuk keluar kamar, aku mendengar ringisan dia cukup kuat. Aku pun langsung menoleh.

Aku melihat dia sangat kesakitan sekali, pandanganku teralih kekakinya. Kakinya merah membiru dan bengkak. Aku tahu dia pasti susah jalan, dengan sekali hentakan nafas aku kembali mendekati dia.  Tanpa babibu aku pun langsung menggendong dia.  Dia sangat kaget sama sikap ku ini.

"danish.." cicitnya.

"aku hanya membantu pelacurku." jawabku sinis, dia pun mengangguk.
|
|
|
Selama dijalan dalam mobil kita masih saling diam aja, sesekali aku melihat dia yang sepertinya kedinginan. Ya jelaslah pakaiannya minim gitu, aku pun membuka jas hitam ku lalu mencampakkan sama dia.

"eh,"

"pakai jas itu, setidaknya bisa mengurangi kedinginan mu."

"ga usah tuan.." gerem sekali sok nolak lagi dia.

"AKU BILANG PAKE." harus dibentak dianya.

Jangan Benci Aku (END) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang