4. Ujian

2.2K 310 28
                                    

Pekan tengah semester telah berlangsung disekolah mereka, jam sekolah pastinya lebih cepat berlalu. Tapi menurut mereka tidak. Justru semua itu bikin pusing dimana perhari jadwal ujiannya adalah 3 mata pelajaran.

"Udah matematika, bahasa mandarin pula. Untung terakhirnya seni musik" Keluh Lucas yang baru datang.

"Hen bagi contekan rumus dong" Lucas menyolek bahu Hendri

"Nih" Hendri memberikan satu lembar kertas rumusnya ke Lucas.

"Jangan di ilangin" Perintah Hendri

"Hen mau foto dong! Takut lupa ditengah jalan" Sahut Jeremy

"Alah gue pikir lu pinter banget Je" Cibir Hendri

"Pinteran lu lah Hen, tiap hari bantuin nyokap lu kan ngitung duit ditoko" Celetuk Lucas

"Matematika Kelas 11 susah Hen" Keluh Jeremy.

Semua anak sepakat untuk menyimpan contekan rumusnya masing-masing. Ada yang meletakkan dikolong meja, di dalam tempat pensi, bahkan di saku baju atau celana. Begitu juga dengan Hendri. Walaupun iya cukup mengingat, namun ia tidak cukup percaya diri melihat teman-temannya melakukan hal curang.

Kali ini Randi duduk bersebelahan dengan Jeno. Keduanya memang lemah dipelajaran menghitung, bahkan Jeno pun tak segan-segan mengganggu Randi untuk menanyakan jawaban. Jeno tidak mungkin bertanya ke Yera yang juga berada disebelahnya. Iya terlalu takut.

Jeno menyenggol kaki Randi dimana yang matanya tetap fokus memperhatikan gerak gerik pak Gama sebagai pengawas.

Jeno memberi syarat dengan jarinya meminta jawaban kepada Randi.

"Gatau gue beloman" Katanya tanpa suara.

Jeno berpura-pura meregangkan badannya bersamaan dengan matanya yang melirik-lirik jawaban teman yang dapat dijangkau olehnya.

Giliran Randi yang kembali bertanya kepada Jeno, lembar jawaban Jeno memang sudah setengah terisi entah darimana jawabannya.

"Randi, kamu ngapain sama Jeno?" Suara menggema pak Gama yang makin lama makin mendekat ke arah Randi.

Randi mematung, menunduk dan tidak bisa berbuat apapun.

"Kamu tau kan? Di sekolah ini kalau ketauan menyontek?" Tanya Pak Gama menegaskan.

"Dilaporkan orang tua, dan mendapat nilai seadanya" Ucap Randi pelan.

Pak Gama segera mengambil kedua kertas Randi dan Jeno.

Peraturan disekolah ini memang cukup ketat. Nyontek aja sampe dilaporin orang tua. Jeno dan Randi sama gelisahnya. Pasalnya, baru kali ini mereka ketahuan mencontek. Terlebih Randi, ia sudah membayangnya Ayahnya yang akan memarahinya seperti apa.

"Apes banget anjir gue" Ucap Jeno begitu pak Gama meninggalkan ruangan kelas mereka.

Echan menepuk pundak Jeno kencang, "Santai Jen, santai"

"Elo mah apaan juga santai. Dikantor polisi aja santai" Cibir Jeno ke Echan.

"Pak Gama bakal bilang apa ke bokap gue ya" Kata Randi yang ngeri sendiri.

"Pengalaman orang tua gue, pas gue ketauan nyontek ya malah diceramahin sama guru. Biasa aja sih, cuma gue jadi ngerasa malu aja depan orang tua gue" Kata Hendri yang mungkin lebih berpengalaman.

"Eh besok latihan buat teather lah, mumpung udah slesai UTS" Kata Jeremy yang mengganti topik pembicaraan.

"Nah setuju nih gue, daripada stress mending latihan sambil main" Sahut Yandra.

PENTAS KEAKRABANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang