13. Juan si Anak Pintar

1.2K 161 14
                                    

Seperti biasa di awal tahun ajaran baru, sekolah selalu mengirimkan satu sampai tiga anak yang akan diseleksi untuk mengikuti olimpiade  matematika dan sains tingkat nasional.

Jeremy dan Jeno melihat pengumuman tersebut ditempel pada mading sekolah mereka pada jam istirahat.

"Lo mau ikut Jen?" Tanya Jeremy

"Engga lah gila! Udah tau bego pake segala ikutan"

"Ya coba Jen. Kalo lo belajar mah bisa"

"Lo suruh Echan aja Je"

"Hehe makin gabener" Kata Jeremy menaikkan salah satu sudut dibibirnya

"Pli lo ikutan?" Tanya Jeremy begitu sampai di meja nomor 7 kantin mereka. Disana sudah ada Markli, Juan, Yandra, Randi, dan Hendri. Lucas dan Echan belum selesai remedial matematika.

"Engga, sibuk ngurusin osis gue. Nih dia ikutan" Dagu Markli mengarah Juan.

"Wan lo serius? Gila gila keren banget" Puji Yandra. Juan bukan hanya pintar bernyanyi. Tetapi Juanpun juga unggul dibidang akademik.

"Doain aja bro, saingannya berat nih"

"Siape?" Tanya Jeremy santai

"Hana Je" Jawab Juan pasrah

"Si Dita teh ikut olim? Gak kaget aing. Dita mah emang pinter. Baek-baek aja ente De dikalahin sama Dita" Kata Echan yang tiba-tiba menyambar begitu saja.

"Dewa remed udah dateng" Sambut Randi kepada Echan dan Lucas.

"Hana mah gampang ente lewatin aja. Jeno sama Jeje aja bisa ngelewatin Hana. Lewat doang sih— Eh teteh, lontong sayur sama bakwan teh satu buat aing" Padahal anak-anak lain memanggilnya bude. Hanya Echan saja yang memanggil dengan panggilan teteh.

"Bude kemaren nagih utang lo sama gue" Kata Jeremy ke Echan

"Ini emang mau dirapel Je bayarnya seminggu sekali" Jelas Echan

"Lo gak dikasih duit apa gimana sih ama bokap lo Chan?"

"Dikasih lah Ran, cuma aing mau coba jajan pake metode pembayaran baru. Kredit"

"Btw, ada yang hari ini rumahnya mau aing datengin?"

"Lo pasti mau ngabisin makanan keluarga orang lagi kan Chan?" Tanya Juan.

"Jelas dong De. Aing kerumah ente gimana Wan? Nanti aing sama Hendri" Tanpa persetujuan Hendri, Echan langsung saja menyebut namanya. Orang hanya itu yang terlintar dipikiran Echan.

"Kok gue???" Tanya Hendri heran

"Ya abisan yang ada dipikiran aing, ente doang Hen"

"Yaudah deh ayo. Yang lain pada mau ikut gak?" Tanya Hendri

"Tapi dirumah gue cuma ada mainan UNO doang sih paling" Kata Juan

"Engga apa-apa wan.. yang penting kebersamaan" Kata Echan menyenggol siku Jeremy.

Mereka semua sudah sampai pada rumah Juan. Bahkan ini pertama kali untuk Jeno dan Randi. Ruang depan rumah Juan dihiasi oleh sebuah piano besar. Pasalnya Ibu Juan adalah seorang pianis dulunya.

"Maaa" Panggil Juan mencari ibunya mengelilingi seisi rumahnya.

"Mama engga ada. Lo mau ngapain" Kata seseorang yang tiba-tiba muncul dari sebuah ruangan dengan masker yang membaluti penuh wajahnya.

"Astagfirullah aing kaget" Kata Echan melihat wanita tersebut

"Kenapa lo?" Tanyanya yang membuat Echan agak takut

PENTAS KEAKRABANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang