9. Tentang Jerena dan Hana

1.6K 208 28
                                    

"Je, kamu gamau ikut Ayah ke tempat Jerena?" Tanya Bunda Wen sambil mengupas buah pir untum Jeremy

"Hm. Engga Bun, jauh ah" Jeremy tidak sama sekali mengalihkan pandangannya dari tayangan televisi yang sedang ditontonnya.

"Kalo deket mah Ciseeng Je" Kata Ayah Jeremy yang bersiap-siap ingin lari pagi diakhir pekan ini.

"Kamu serius gamau ikut? Gak kangen sama kembaran kamu sendiri?" Tanya Ayah Jeremy. Siapa yang gak kangen? Tapi Jeremy terlalu malas juga untuk pergi terlalu jauh. Lagipula Jeremy berpikir sudah ada teknologi canggih untuk videocall setiap hari, bahkan setiap menit.

"Engga usah Yah, Jeje sering videocall kok sama Rena" Ya Jeremy memang benar, hampir setiap hari saat malam ia menelpon kembarannya itu. Memastikan Jerena selalu baik-baik saja. Dan selalu mengingatkan Jerena agar menjadi anak yang baik-baik juga mengingat pergaulan ditempat Jerena dan tempat Jeremy berbeda culture.

"Yaudah, Ayah gak maksa. Ayah mah lari pagi dulu bun"

"Kamu kenapa sih Je gapernah mau ikut Ayah atau Bunda ke tempat Rena?" Kata Bunda setelah Ayahnya sudah keluar dari lingkungan rumah.

"Gapapa Bun, cuma gapengen aja. Jeje tiap malem juga vidcall kok sama Rena" Katanya singkat

"Kalian dari masih diperut mama bareng loh Je, seriusan kamu gamau ketemu"

Jeremy hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan bundanya.

"Oh atau kamu takut ketemu Hana ya?" Kata Bundanya dengan nada menggoda.

Sebenarnya, Jeremy juga kala itu diminta untuk bersekolah diluar negeri bersama Jerena. Tapi Jeremy tetap memilih menetap disini. Salah satu faktornya adalah Hana. Yang kedua dia terlalu sulit untuk meninggalkan teman-temannya. Dan iya pikir hidup di negeri lebih nyaman.

"Ih apasih bun. Hana tuh pindah ke sekolah Jeje bun"

Bundanya terlihat terkejut mendengar kata "pindah" tersebut.

"Kok kamu baru cerita sama Bunda? Kenapa dia pindah"

"Nanti Bunda ngeledekin Jeje.
Gatau, Jeje gak nanya" Katanya

"Tapi kamu udah gak kenapa-napa kan sama Jeno?"

"Engga kok Bun. Tapi Jeje jadi takut aja"

"Takut kenapa?" Bundanya menaikkan kedua alisnya

"Takut suka lagi Bun. Soalnya Hana makin cantik"

Jeremy memang seperti itu. Apapun dia ceritakan ke Bundanya. Bahkan ia lebih sering bercerita ke Bundanya dibanding ke teman-temannya. Wong temannya rata-rata edan. Jeremy ataupun Jerena adalah sosok yang dekat dengan orang tua mereka. Namun, Jerena lebih dekat dengan Ayahnya dibanding Bundanya.

Bundanya juga mengetahui soal Hana, beberapa kali juga Hana datang kerumah Jeremy. Entah sendiri atau bersama teman-teman yang lainnya. Bundanya juga tau kalau Hana adalah sepupu Echan.

Malamnya, seperti biasa Jeremy menelpon Jerena. Dan mumpung ini malam minggu, Jeremy tidak kemana-mana. Punya pacar aja engga. Sedangkan Jerena masih dalam waktu hari Sabtu pagi. Dimana kegiatan sekolah juga tidak dilaksanakan.

"Ren, aku lupa kasih tau sesuatu" Kata Jeremy yang memulai pembicaraannya.

"Kayanya soal Hana" Balas Rena yang menatap Jeremy dari layar laptopnya dan Jeremy hanya bergumam dan mengangguk.

PENTAS KEAKRABANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang