2. Stranger

3.2K 372 26
                                        

Satu bulan sudah berlalu bagi anak-anak yang mendapat kartu kuning tersebut. Satu bulan adalah waktu yang cukup singkat untuk mereka mengenal satu sama lain. Sudah dekat, namun belum erat.

Pekan ulangan harian sudah mulai terlaksana. Selama pembelajaran, nilai tugas-tugas anak kelas ini terbilang stabil. Tidak ada naik ataupun turun.

Satu bulan berlalu, belum ada hal-hal yang menggertakan mereka. Entah memang tidak ada, atau para guru yang sudah merasa capek untuk menasehati mereka.

Sinar matahari belum sepenuhnya muncul, tapi hawa panas sudah ada dalam diri Katie pagi itu. Gadis itu meluapkan segala emosinya saat pelajaran pun belum dimulai.

"Brengsek banget Julian! Arghh" Katanya sambil melemparkan tasnya ke tempat duduknya itu yang membuat semua mata tertuju padanya. Bahkan Yandra yang sedang memetik alunan gitarnya pun menghentikan aktivitasnya.

"Julian tuh bukannya yang sering ke kelas kita itu ya?" Siapa lagi yang bertanya, kalau bukan Jeno yang sambil memperlihatkan eye smilenya.

"Males Jen ngomong sama lo mah" Balas Echan.

"Julian siapa sih Kat?" Seru Lucas yang mungkin pernyataan Katie itu mengganggu tidur pagi harinya.

"Anak SMA sebelah, lo gakenal emang? Dia tuh anak geng motor juga" Kata Katie yang masih berapi-api.

"Oh, entar malem gue mau tanding sama dia" Jawab Lucas santai.

Hendri yang mendengar itu langsung merasa excited. Bagaimana tidak, ia selalu ikut saat Lucas melakukan balap liar pada malam hari. "Wih kok gabilang-bilang lo Cas?" Hendri juga sambil bertepuk tangan kecil.

"Entar lo bawa Hutong lagi gue yang malu."

Hendri berpikir mencari alternative yang tepat untuk kucing peliharaannya. "Gue titipin ke Juan aja deh"

"Rumah lo emang gaada orang Hen?" Tanya Jeremy yang sedari tadi sedang membuat burung dari kertas origami dan menaruhnya di sebuah wadah seperti toples.

"Kakak-kakak gue pada gasuka sama kucing semua" Jawab Hendri dengan raut muka sedih sambil mengelus si Hutong itu.

"Eh-eh! Gue ikut lo dong, Cas" Teriak Katie yang membuat Lucas melebarkan matanya.

"Engga engga! Apa-apaan disana tuh cewenya pada gak bener semua, gausah aneh-aneh deh lo mau segala ikut" Ya Lucas benar. Terlepas Katie yang dapat kartu kuning karna terpergok sering keluar masuk bar. Tapi Lucas yakin, Katie hanya sebatas menghilangkan rasa bosan. Ia satu-satunya anak yang terkena sialnya. Banyak yang sering keluar masuk klub malam. Tapi hanya Katie yang terpergok saat itu.

"Cas, Julian bawa duit gue kabur 5juta!" Seru Katie sambil mengacak-ngacak rambutnya.

"Lagian lo kasih aja" Ucap Lucas santai

"Panjang Cas ceritanya"

"Gue mau ikut juga dong Cas,"

"Je... yakin lo?" Tanya Echan tiba-tiba

"Gue cuma mau liat aja semangatin Lucas. gak ikut balapan" Jelas Jeremy

Lucas justru tertawa terbahak-bahak entah apa yang lucu. "Oh man, you're such a good friend right? Tapi apa kita udah sedekat itu sampe lo mau support gue balapan?"

"Kalo dengan kaya gitu kita makin bisa deket satu sama lain kenapa engga?" Jawab Jeremy santai.

"Kita dikelas ini juga sampe lulus, kita gaakan disatuin sama anak-anak yang lain, kecuali emang mereka yang bertindak sampe dapet kartu kuning" Lanjut Jeremy

"Lagian gue cuma pengen nonton, gaakan ganggu lo atau tiba-tiba gue masuk sirkuit" Jeremy mencoba meyakinkan Lucas.

"Gue sepedahan sama dia aja, besoknya gak bangun. Kata tante Wen pas gue kerumahnya 'Jeje punggungnya pada sakit Jen, gak keluar-keluar tuh dari kamarnya' gimana mau balapan lo" Cerita Jeno yang menirukan cara berbicara ibunya Jeremy.

PENTAS KEAKRABANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang