22. Problem

616 94 23
                                    

Jeremy dengan tas yang masih bertengger dibahu kirinya segera masuk ke kamarnya, menaruh tas itu di kursi meja belajarnya dan langsung merebahkan dirinya diatas tempat tidur.

"Aww!" Jeremy kembali bangkit, pantas saja tempat tidurnya terlihat tidak biasa. Ada orang dibalik selimutnya.

"Kalo mau tidur tuh liat-liat dulu dong!" Teriak orang itu

"Lah ini kan kamar aku Ren! Kamu ngapain masuk-masuk tanpa ngasih tau aku dulu" Jeremy terus saja memberikan argumen. Tanpa disadari yang di depannya adalah saudara kembarnya.

"Loh kamu kok disini?" Kagetnya telat.

"Orang tuh aku tiba-tiba disini tanya kek pulangnya kapan gitu jam berapa" Cibir Jerena

"Pantes Hana lebih milih Je—"

"Diem"
"Kok kamu disini bukan dikamar kamu kamu aja gitu?"

"Kamar aku ada apanya sih Je? Barang-barang aku aja banyakan disana" Kata Jerena yang kembali merebahkan tubuh mungilnya. Mengambil remote dan menyalakan tv didepan tempat tidur Jeremy.

"Terus kamu ngapain pulang? Abis-abisin ongkos aja"

"Libur musim panas. Enak kan? Kamu gak ada kan libur musim panas?"

"Biarpun disini gak ada, gamau aku sekolah disana juga, gak ada seblak yang biasa dibeli Randi" Kata Jeremy cuek. Ada benarnya, seblak yang sering dibeli Randi dan Echan kala mereka bermain bersama adalah jenis makanan yang memang langsung turun dari surga.

"Je entar malem anterin aku beli kue yuk! Mau ya?"

Jeremy tentu saja mau, tidak akan bisa ia menolak ajakan kembarannya selelah apapun. Bahkan kalau bisa ia tidak akan membiarkan Jerena keluar sendirian disini. Terlalu banyak orang jahat baginya.

"Minta anterin sama Pak Toto aja ya? Aku males bawa motor pasti macet" Pak Toto adalah supir yang bekerja untuk keluarga mereka. Alasan Jeremy tidak mau membonceng Jerena naik motor juga karena sore hari ini waktunya orang-orang kembali kerumah setelah melakukan aktivitas. Lagipula Jeremy juga tidak mau membuat Jerena menjadi tidak nyaman.

"Ih enakan naik motor"

"Engga engga. Kalo udah malem minta anterin aja. Aku gamau ya pas pulang-pulang jadi aku yang dimarahin Ayah"

"Hehehe yaudah deh Je, aku ke kamar dulu ya"

"Bun, Jeje sama Rena makan malam diluar gak papa kan?" Kata Jeremy yang menuruni anak tangga sambil membenarkan jaket yang dipakainya

"Loh kalian mau kemana?"

"Kangen Bun jajan-jajan di mall. Gapapa ya? Bunda mau apa nanti aku beliin deh" Kata Jerena yang sudah siap dengan outfit simplenya.

"Uangnya ada gak?" Tanya Ayah yang tiba-tiba membuka dompetnya dan memberikan satu buah kartu kepada mereka berdua.

"Bawa aja deh, perginya sama Pak Toto kan? Jangan lupa beliin Pak Toto juga"

"Ayah baiiiik banget. Udah ya aku sama Jeje jalan dulu"

Jerena benar-benar merindukan suasana mall di Jakarta, tentunya juga banyaknya kuliner kekinian yang muncul membuatnya semakin antusias.

Ia berjalan lebih dengan riang meninggalkan Jeremy dibelakangnya ke salah satu toko yang menjual cinnamons yang cukup terkenal.

PENTAS KEAKRABANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang