23. Ngeselin

555 82 4
                                        

"Hen, ngopi kuy?" Tanya Lucas yang duduk disamping Hendri selama pelajaran Sejarah berlangsung. Hendri sedari tadi hanya menopang pipinya dengan satu tangannya, sedangkan Lucas bermain-main dengan lipatan kertas.

"Sekarang?" Jawabnya malas

"Entar lah pulang sekolah"

"Dimana? Tempatnya Jeno?"

"Engga ah udah akhir bulan nih gue gapunya duit. Warkop aja"

"Ngutang dulu si. Baik-baikin nyokapnya kek" Katanya masih tetap berbisik.

"Yaudah yaudah warkop belakang aja ya. Tapi kalo gorengannya gak anget gue gak mau" Nampaknya Lucas merasa tak enak. Apalagi mereka akan selalu mendapat bonus jika berkunjung ke cafe milik orang tua Jeno.

"Ajak Jeremy Cas, gue mau ngajak mabar sekalian"

"Hmm oke"

——

"Je!" Lucas menepuk pundak Jeremy seraya lelaki itu sedang memasukan barang-barangnya kedalam tas.

"Ngapa Cas?"

"Warkop kuy? Si Hendri ngajak mabar sekalian nyemil gorengannya si Aa"

"Sekarang banget?"

"Iya, ayolah. Sama Echan juga nih, cuma anaknya buang hajat daritadi gak balik-balik" Jawab Hendri

"Sengaja gak sih dia emang mau ngindarin guru" Ujar Lucas

"Aduh gabisa. Gue diajak makan malam sama Ayah. Sama partner kerjanya gitu deh"

"Tumben banget lo mau ikut?" Kata Lucas dengan kening berkerut. Ia tau Jeremy sebenarnya paling malas untuk mengikuti acara-acara yang berhubungan dengan perusahaan Ayahnya.

"Orang kaya teh beda atuh Cas, ini aing yakin Jeremy lulus-lulus langsung jadi Ci I O alias CEO"

"Udah beraknya?"

"Siapa yang berak. Aing tidur di uks" Kata Echan santai

"Eh gue balik duluan ya" Kata Juan yang tiba-tiba datang dengan nafas tersengal-sengal

Belum ada jawaban dari teman-temannya, mereka masih menatap Juan yang sepertinya akan melanjutkan ucapannya, "Mau jemput Kak Nara"

"Loh Bang Jep kemana atuh De?"

"Ada acara keluarga katanya mendadak"

"Suruh wae, Kak Nara naik ojol De" Saran Echan

"Gabisa. Dia bawa tugasnya banyak banget. Gue duluan ya semua"

Mereka semua mengangguk. Membiarkan Juan pergi begitu saja. Daripada ditahan-tahan, yang ada nanti Juan akan kena semprot kakaknya.

"Je, keluarga maneh beda kan sama Bang Jep?"

"Ya beda lah gila kali lo"

"Aneh aja orang yang ngadain acara keluarga dihari biasa kaya gini maneh doang kayanya. Sama Bang Jep"

"Gatau deh, udah ya gue balik juga"

——

Jeremy, Jerena, dan Ayah Bundanya sudah berada direstoran bintang lima yang terletak dipusat kota dengan pemandangan padatnya gedung-gedung bertingkat dari ketinggian lantai 54.

"Ini Ayah tuh mau ketemu siapa sih? Tumben banget ngajak kita"

"Ya gapapa dong, pas banget juga ada Jerena jadi sekalian" Kata Bundanya

"Ini temen lama Ayah. Sekalian mau bisnis bareng. Dia juga bawa anaknya kok kesini"

"Emang kamu ada tugas Je? Kayanya gelisah banget"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENTAS KEAKRABANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang