Quattuor Coronam

Alur Alir

Damanic's present

-o0o-

With the world of imagination

"Quattuor Coronam"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Emmh!"

Mulutnya yang terhalang oleh kain membuat sebuah suara tak jelas. Pria mungil berusia 15 tahun itu menatap penuh ketakutan ke arah sosok di hadapannya.

Sosok di hadapannya berdiri dengan wajah yang tak menampilkan ekspresi apa pun. Tatapan matanya tajam namun terdapat kehampaan disana.

Lecet segar terlihat di area pergelangan tangan sang korban yang mencoba untuk meronta. Gesekan antara kulit dan tali memang tidak akan berakhir baik.

"Jika kau tidak melakukannya, jangan harap saudaramu akan baik-baik saja." Suara baru terdengar di antara erangan korban.

Sesosok pria dewasa dengan tampang menyeramkan masuk ke ruangan itu. Terlihat berbagai macam senjata berada di sekitar tubuhnya.

Pria itu menampilkan sebuah proyeksi dari sebuah alat mirip proyektor mini ke dinding.

Ketiga orang disana dapat melihat dua orang remaja tengah saling bertarung.

"Kau tahu cara main Tuan Besar, Tuan Muda. Ia tak akan menyelesaikan pertarungan antar mereka jika kau tidak menyelesaikan misi ini."

Sang namja yang terikat dapat melihat sosok remaja yang sedari tadi berada di hadapannya itu menggeram dan genggaman tangannya mengerat.

"Bisa kau tinggalkan kami berdua?"

Untuk pertama kalinya, Jeon Jihoon, sang korban, mendengar suara dari remaja yang mungkin seumuran dengannya itu.

Suara itu terdengar tipis namun rendah.

"Aku akan menyelesaikannya, jadi siapkan kendaraan." Ucapnya lagi.

Pria dewasa yang ada disana mengangguk paham lantas keluar dari ruangan itu.

Sang remaja langsung menembak lengannya sendiri. Terlihat sebuah chip yang terhempas keluar dari lengan yang mengeluarkan darah tersebut.

Jeon Jihoon menatap ngeri kejadian tersebut.

Sosok itu lantas menembak sekali lagi chip yang mengeluarkan warna berkedip merah.

Hal yang dilakukan selanjutnya adalah mengeluarkan smartphone dari kantong celananya. Dari nada sambungnya, Jihoon bisa menebak itu adalah sebuah video call.

"Jeon Hansol, Kwon Soonyoung. Aku tunggu 5 menit lagi. Myeondong 17."

Pip.

Sambungan dimatikan.

Jihoon membelalak kala mendengar namja di hadapannya ini mengucapkan nama dongsaeng dan tunangannya.

"Tuan muda, mereka hadir."