Special Chapter : Pandangan

2.1K 199 8
                                    

"Seokmin-ah."

Suara lembut itu terdengar memanggil namanya. Seokmin yang sedang membaca sekian banyak dokumen di meja kerja mendiang appanya langsung menegakan kepala. Tentu ia tahu pasti siapa pemilik suara itu.

Remaja 15 tahun sekaligus siswa St. Carat High School kelas dua itu hanya tersenyum tipis melihat sosok Jisoo yang datang dengan nampan makanan di kedua tangannya.

"Mian hyung telat." Ucap Jisoo.

Sosok itu meletakan nampan yang berisikan makanan dan minuman ke meja yang dikelilingi oleh sofa berwarna hitam yang ada di depan meja kerja Seokmin.

"Baru selesai orientasi mahasiswa baru?" Tanya Seokmin. Ia langsung berdiri dan duduk di sofa utama. Ia terlihat mulai memakan makanan yang tersedia dengan perlahan.

Jisoo mengangguk. Mahasiswa baru itu melangkah menuju meja kerja Seokmin lalu merapikan dokumen-dokumen yang berserakan.

"Tadi hyung sempat pulang dulu mengambil pakaian untuk besok."

Terhitung baru tiga minggu semenjak Lee Taehyung dan Jeon Jiwoo beserta Kwon Sungjae dan Park Sooyoung meninggal karena kecelakaan pesawat.

Selama dua minggu awal, Seokmin, Chan, Soonyoung, dan Mingyu diminta Kihyun untuk tidur di mansion Choi. Bahkan keluarga Jeon juga sering ikut untuk menginap di mansion Choi.

Seminggu berikutnya, Seokmin, Soonyoung, dan Mingyu harus sudah mulai mengurus St. Carat Foundation dan Monteen Stage yang kehilangan para pemimpin.

Chan masih berada di mansion Choi hingga detik ini. Pada kasus Soonyoung dan Mingyu, mereka juga masih menginap di mansion Choi karena lokasi Monteen Stage lebih dekat dengan mansion itu dibanding mansion mereka sendiri.

Namun untuk Seokmin, ia memilih untuk lebih banyak berada di mansion Lee karena lebih cepat dalam mengakses kantor utama, kantor cabang, mansion Lee, universitas, dan mansion Choi.

Para penerus muda itu benar-benar dituntut harus mengerti dengan cepat segala hal yang berhubungan dengan bisnis raksasa yang mereka pegang.

Kadang kenangannya bersama sang appa dan eomma terbayang-bayang ketika ia berada di mansion ini.

Ia masih bisa melihat kenangan appanya yang dimarahi oleh sang eomma karena kebanyakan bernyanyi rap di ruang keluarga, yang malah berujung dengan rap battle antara appa dan eomma yang diikuti oleh dongsaengnya yang menari ala Michael Jackson dan dirinya yang menyanyi dengan suara melengking.

Ia juga kadang terkenang suasana tentram di meja makan karena eommanya sedang bad mood. Atau kenangan saat kedua orang tuanya berpamitan untuk perjalanan bisnis yang sama sekali tak ia sangka akan menjadi moment terkahir mereka.

Jisoo sangat mengerti situasi Seokmin. Maka dari itu ketika Seokmin memilih untuk tidur di mansion Lee karena pekerjaan yang tak ada hentinya, Jisoo akan ikut menginap di mansion ini.

Apalagi Lee Buseok menceritakan bahwa Seokmin selalu melupakan jam makannya karena kesibukannya. Makanan yang sudah disiapkan bahkan tidak disentuh hingga Jisoo harus meneleponnya setiap waktu makan tiba.

Bahkan ketika Jisoo disibukan dengan orientasi mahasiswa barunya, ia tetap dapat memperhatikan Seokmin.

"Appa dan eomma tadi ada disini?" Tanya Jisoo.

"Hanya abeoji. Eomeoni mengurus Soonyoung dan Mingyu."

Jam sudah menujukan pukul 7 malam dan Jisoo baru sadar bahwa Seokmin masih mengenakan jas kantor lengkap. Dari chat mereka terakhir, Seokmin mengatakan ia pulang dari universitas sekitar pukul 4 sore. Itu artinya Seokmin langsung mengerjakan tugas lainnya di meja kerja.

Quattuor CoronamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang