Special Chapter : Garis Waktu

1.8K 189 14
                                    

~13

Aku pingsan selama dua jam kala mendengar kabar kecelakaan pesawat yang menimpa appa dan eomma sampai ke telingaku.

Kepalaku terasa berat dan aku mulai tidak bisa menghirup udara dengan mudah. Saat itulah tubuhku kehilangan tenaga juga kesadaran.

Teringat kala kami berempat berada di ruang keluarga mansion Choi dan menangis sejadi-jadinya. Seluruh orang disana juga turut menangis namun mereka tetap berfokus ingin memberikan kami kekuatan.

Aku ingat bahwa Seungkwan hyung memelukku dengan erat sambil menangis deras.

Kehilangan sahabat dan sosok orang tua tidaklah menyenangkan bukan?

Aku hancur sehancur-hancurnya. Menangis setiap saat dan melamun adalah kegiatan rutinku.

Seminggu setelah kecelakaan itu, potongan tubuh appa, eomma, beserta Sungjae abeoji dan Sooyoung eomeoni ditemukan walau tidak utuh. Apa yang diharapkan dari ledakan dasyat seperti itu?

Pemakaman akhirnya bisa kami laksanakan. Makam appa-eomma besera abeoji-eomeoni berada di pemakaman khusus Quattuor Coronam.

Yang kuingat saat itu adalah wartawan yang berbondong-bondong datang untuk meliput beserta para pelayat yang banyak sekali jumlahnya.

Aku bangga bahwa appa dan eomma adalah orang-orang baik sehingga banyak yang merasa kehilangan sosok mereka.

Tak disangka aku mampu menerima kenyataan lebih dahulu dibanding hyung yang lain.

Ketika Hyunwoo abeoji mengatakan pada kami berempat mengenai kelanjutan St. Carat Foundation dan Monteen Stage, disaat itulah hyung mengenggam tanganku dengan erat. Terpancar suatu permohonan di kedua manik itu.

Ne, hyung meminta pada abeoji untuk tidak mengikutsertakan aku dulu di perusahaan. Ia ingin agar aku menikmati masa mudaku dengan maksimal.

Aku yang hanya bocah 13 tahun tak bisa menolak walau aku sangat ingin ikut membantu hyung. Apa hyung sanggup untuk menjalankan tugas sebesar itu? Bukannya aku tidak percaya pada hyung, aku sangat mempercayainya. Ia sosok yang benar-benar cerdas dan handal. Aku lebih khawatir pada kondisi hyung.

Apalagi ia sampai harus menemui psikolog. Namun hyung selalu mengatakan ia baik-baik saja dibalik segala hal yang ia rasakan. Hyung itu benar-benar......

Hanya berselang tiga bulan, serangan X Clan terhadap Alligator terjadi.

Mansion Choi menjadi lautan darah dan Minhyuk eomeoni meregang nyawa. Kini bukan hanya aku, hyung, Soonyoung hyung, dan Mingyu hyung yang kehilangan orang tua.

Wonwoo hyung, Jihoon hyung, beserta Hansol hyung juga merasakan hal yang sama.

Namun mereka sosok yang sangat kuat. Mereka hanya menangis keras di hari kematian eomeoni dan setelah itu sama sekali tak ada air mata ataupun kesedihan yang mereka tunjukan.

Ekspresi mereka menunjukan suatu tekad yang terkesan membara tapi aku tidak tahu apa itu.

Mungkin sebenarnya mereka merasakan sakit yang luar biasa di dalam diri mereka, namun mereka tidak menunjukannya.

Bukankah para hyung selalu seperti itu? Ada apa dengan orang-orang yang lebih tua dariku ini. Kenapa mereka susah sekali untuk menunjukan sisi lemah mereka...

Tau apa yang lebih parah di umurku ini?

Selang sebulan dari kematian Minhyuk eomeoni, Jihoon hyung menjadi korban penculikan dan berujung ke kondisinya yang koma.

Luar biasa sekali bukan kejadian-kejadian ini?

Sungguh, ada apa dengan tahun ini?

Kenapa musibah terus menerus menimpa kami?

Quattuor CoronamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang