Matahari tertutup awan mendung kala keluarga Choi duduk di meja makan beserta keluarga Jeon.
Mereka sarapan di jam 10 pagi karena memang mereka masih mengantuk.
Cuaca hari ini tidak bisa dikatakan baik denagn suasana dingin dan kelam sehingga lampu di mansion harus dihidupkan walau waktu sudah menunjukan siang hari.
"Aku sudah memberi kabar pada Seokmin dan Soonyoung tentang hal ini. Tapi kurasa mereka masih belum bisa untuk terlalu membantu." Kata Kihyun.
Minhyuk mengangguk mengerti. Bagaimana pun, kedua kepala keluarga muda itu baru menempati posisi mereka enam bulan lalu.
Ia masih mengingat bagaimana hancurnya Seokmin, Chan, Soonyoung, dan Mingyu kala mengetahui orang tua mereka meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
Sosok cantik itu jadi berpikir bagaimana jika nanti Wonwoo, Jihoon, dan Hansol hidup tanpa dirinya.
"Baik, kami pergi dahulu. Seungcheol dan Jisoo ada pertemuan dengan Seokmin dan Soonyoung. Wonwoo, Jihoon, dan Hansol mau ikut?"
Wonwoo dan Jihoon mengangguk sebagai tanpa mereka setuju.
"Aku di rumah saja eomeoni." Itu suara Hansol.
"Baiklah. Minhyuk, aku titip anak bungsuku ya. Ayo berangkat."
Akhirnya di mansion besar itu hanya tinggal Minhyuk, Hansol, dan Seungkwan.
Hujan mulai turun semakin deras disertai dengan petir yang menggelegar.
Dor.
Dor.
Dor.
Minhyuk yang terdiam di ruang keluarga langsung berlari menuju ke intercome di samping pintu utama.
"Shit!"
Mansion sudah dikepung.
Para butler dan maid yang ada di mansion langsung mengeluarkan senjata yang selalu ada di tubuh mereka.
Ini adalah pasukan Shoot Out, agent keamanan berkedok pelayan yang dimiliki keluarga Choi.
"Minhyuk-ssi. Pesenjataan ada di setiap blok lantai. Kau hanya tinggal meletakan tanganmu di ubin, sensor sidik jari akan membuat lantai terbuka." Ucap kepala pelayan yang sudah siap siaga dengan senjatanya.
Minhyuk menatap tajam dan segera meletakan tangannya ke lantai.
Satu set persenjataan lengkap terlihat disana.
"Aku membenci terjun langsung."
Minhyuk segera mengambil pisau dan melilitkan tali pisau ke pahanya. Ia juga mengalungi dua buah rifle keluaran Thailand di punggungnya. Tak lupa ia memasukan pistol bertipe Glock 20 ke dalam saku pistol di pinggangnya. Yang terakhir Minhyuk mengambil beberapa peluru dan memasukannya di saku belakang.
"Kami sudah memberi tahu Tuan dan Nyonya." Lapor sang kepala pelayan.
Minhyuk mengangguk lantas berlari ke lantai dua tempat Hansol dan Seungkwan berada.
Seungkwan terlihat ketakutan dan Hansol terlihat menenangkannya dalam pelukan erat di ujung kamar.
"Hansol. Maafkan mom kalau mom belum bisa menjadi orang tua yang baik untukmu dan hyungmu. Mom meminta satu hal padamu..."
Hansol menajamkan matanya kala sang eomma menarik tangan Hansol dan menyetarakan nadi mereka.
"Mom mengirimkan bom ke markas X Clan tadi subuh. Mungkin ini balasan mereka. Seungkwan, jangan takut. Ada Hansol yang melindungimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Quattuor Coronam
Fiksi PenggemarAliansi empat keluarga besar yang terbentuk semenjak 1970. Choi - Kwon - Lee - Jeon . Dengan empat perusahaan besar yang dipegang masing-masing keluarga. RED Corporation - Monteen Stage - St. Carat Foundation - Alligator . Berhadapan dengan X Clan...