"-kenakan sabuk pengaman Anda. Pesawat akan mendarat darurat di Bandar Udara International Tribhuvan, Nepal karena cuaca buruk. Sekali lagi...."
Ucapan seorang pramugari membuat suasana di dalam pesawat mulai runyam. Tak ada lagi perjalanan nyaman seperti beberapa saat lalu.
Seungkwan menatap keluar melalui jendela pesawat. Ya, memang hujan disertai petir dasyat terjadi di luar sana.
Di kabin VIP ini terdapat cukup banyak penumpang yang sudah sangat panik sama seperti Seungkwan.
Aura benar-benar mencengkam dan pesawat bagai terombang-ambing di udara. Getaran beserta guncangan membuat Seungkwan mencoba menenangkan dirinya walau hal itu adalah usaha yang sia-sia.
Grruudgggh...
Sebuah guncangan hebat terjadi diiringi dengan suara teriakan para penumpang sesaat setelahnya.
Panik.
Situasi amat sangat panik.
Blatthz...
Lampu kabin pesawat padam. Seluruh penumpang terserang ketakutan dasyat akan suasana yang benar-benar mencengkam.
Seungkwan mengenggam kedua tangannya dengan erat.
B..bip.
Beberapa penerangan mulai hidup kembali dan guncangan sudah tidak terasa.
Mungkin saat ini hanya pilot dan co pilot yang mengetahui keadaan sebenarnya. Apapun yang terjadi, baik atau buruk, hanya dua orang yang duduk di belakang kemudi itu yang mengetahuinya.
Seungkwan menatap keluar jendela sekali lagi.
Tunggu dulu....
Salju?
Drrght... drrght...
Guncangan mulai terjadi kembali.
Neett... neett... neett... neett...
Sirine merah membisingkan seluruh badan pesawat.
"Kita akan jatuh!!! Kita akan jatuh!!!" Teriak seorang penumpang yang panik.
"Mati, kita semua akan mati... hisk..."
Beberapa orang mulai menangis. Ada yang berteriak kencang saat guncangan hebat melanda pesawat.
"Perhatian! Perhatian! Letakan kepala anda di pangkuan anda untuk melindungi diri anda. Sekali lagi..."
"Oh my God..."
Mata itu terbuka lebar.
Seungkwan melihat dinding gunung bersalju tepat melintas di depan wajahnya yang hanya terbatasi oleh kaca jendela.
DUAGH....
Dengan mata menatap horror, Seungkwan bisa melihat patahnya lengan kanan pesawat bersamaan dengan pesawat yang oleng tak terkendali.
Seungkwan masih bisa mengintip hamparan putih tak berujung dari jendela sebelum ia menundukkan tubuhnya.
Guncangan hebat kembali melanda pesawat.
Dihiasi dengan sirine merah yang terus berbunyi.
Dan...
"!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quattuor Coronam
Fiksi PenggemarAliansi empat keluarga besar yang terbentuk semenjak 1970. Choi - Kwon - Lee - Jeon . Dengan empat perusahaan besar yang dipegang masing-masing keluarga. RED Corporation - Monteen Stage - St. Carat Foundation - Alligator . Berhadapan dengan X Clan...