2

21.5K 2K 75
                                    

Setelah banyak berpikir Taehyung memilih opsi kedua. Meminta ijin. Dia masih waras untuk tidak kabur di tengah-tengah acara penting. Dengan cepat, remaja tanggung itu kembali ke tempat pertemuan yang membosankan. Agak ragu tapi akhirnya memberanikan diri.

“Taehyung-ah, duduklah nak.” Jihyo menarik tangan Taehyung seolah mengisyaratkan lelaki itu agar kembali duduk di kursi semula. Tentu saja, Taehyung menurut tapi iris hazelnya tak pernah lepas melirik sang kepala keluarga.

“A-anu, Appa.”

“Maaf, sepertinya aku harus pergi sekarang. Ada hal penting yang harus segera diurus.” ucapan dia disela oleh nada dingin mengalun tak jauh dari jarak kursi. Taehyung menoleh, sedikit terkejut begitu menyadari Jeon Jeongguk berdiri.

“Oh, kamu sudah mau pergi? Tidak apa-apa, pergilah. Jangan tunda urusanmu, nak.” Sang ibu membalas hangat, Taehyung memutar otak. Segera ikut berdiri dan menghadap ayahnya lugas.

“Appa, aku juga harus pulang. Besok ada kuis matematika. Bukankah aku harus belajar?” Hanjoon mengerutkan kening samar, melirik nyonya Kim sekilas sebelum memandang Taehyung seiring sorot mata tak yakin.

Anak ini sejak kapan peduli dengan nilai sekolah?

“Appa, Jimin-ie mengajakku belajar bersama di rumahnya. Apa boleh?”

Taehyung yakin kalau sudah begini Ayahnya tidak ada pilihan lain selain mengijinkan. Setelah bersusah payah, Taehyung menahan bibir sendiri agar tak kelabasan menyeringai jenaka. Ia menunduk menirukan postur membanggakan.

“Hah, yasudah pergi sana tapi kamu—”

“Aku bisa naik taksi.” sela Taehyung cepat, terbatuk kikuk begitu sadar dengan keanehan sekitar. “M-maksudku, aku bisa pulang sendiri. Appa tidak perlu cemas lagipula aku ini anak laki-laki.”

Tuan Kim masih ragu, jelas. Dia hafal betul tabiat bocah penipu ini. Bukannya meragukan sang anak tapi Kim Taehyung sama sekali tidak ada niat belajar sedari kecil. Sudah pasti kabur ke tempat terkutuk seperti kemarin-kemarin.

“Appa~”

“Dia bisa pergi denganku.”

Hampir semua kepala menoleh bahkan Jeon Junghyun melirik dengan pandangan aneh. Taehyung berdesis dalam hati, mengusap dahi yang sudah basah oleh keringat. Entah kapan karena Taehyung juga tidak sadar.

“Itu—”

“Aku setuju, Taehyung kamu pergi dengan Jeongguk. Tidak ada alasan.” Mata Hanjoon melotot sedangkang Taehyung langsung merengut.

Merutuki calon kakak iparnya dalam hati.

“Baik.”

“Tolong antarkan dia sampai rumah, terkadang bocah ini harus agak diawasi.”

Yang benar saja.

Wajah rupawan itu semakin ditekuk dalam-dalam, terus mendelik pada Jeongguk yang hanya diam tanpa menanggapi.

Mau bagaimana lagi, dia masih harus berusaha.

Mau bagaimana lagi, dia masih harus berusaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARROGATE | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang