Lewat 5 hari, Kim Taehyung tidak bertemu Jeon Jeongguk. Bocah itu sudah sujud syukur, menangis haru mengucapkan terima kasih kepada Tuhan.
Hari baik dia kembali seperti semula dan melupakan kesialan yang sempat terjadi tempo hari.
Sekarang Kim Taehyung tengah berbaring santai diatas sofa kesayangan. Televisi menyala memperlihatkan film action yang sudah hampir selesai setengah jalan.
Setiap sudut karpet total kotor oleh serpihan kue juga botol soda. Celana pendek berwarna kuning terang dipadukan kaos putih kusut tak berbentuk. Kim Taehyung menggaruk perut rata tanpa tahu malu. Menguap malas ketika iringan penutup film terdengar nyaring sebab volume suara kelewat bising.
Andai nyonya Kim melihat sudah pasti dia akan menendang putra kesayangannya penuh amarah membuncah. Tidak ada kehidupan sama sekali. Mirip gelandangan yang selalu nangkring di kolong jembatan. Dimana wibawa bocah itu sebagai putra pengusaha sukses dengan uang menumpuk dimana-mana?
“KIM TAEHYUNG CEPAT MANDI!”
Bola mata sewarna hazel tersebut berotasi jengah, memilih bergelung bersama tumpukan komik tanpa niat beranjak sedikitpun.
“YA TUHAN, KAMU BELUM MANDI SEJAK PAGI!”
“Noona cerewet sekali, ini hari libur.”
“Tapi bukan berarti mandimu juga libur, pemalas!” Hyerin mencerca gemas. Ia lempar sandal rumah tepat mengenai wajah masam sang adik.
“Aku tidak malas, ini namanya menghemat air.”
Bocah ini, selalu saja mencari alasan agar tidak disalahkan.
Seusai mencebik, Hyerin duduk agak jauh dari tempat Taehyung berada. Asik berpesan ria dengan seseorang yang Taehyung sendiri tidak tahu siapa.
“Tae, cepat mandi dan antar aku.”
“Kemana?”
“Ke tempat kerja Jeon Jeongguk, calon suamiku.”
Sial, seharusnya dia mandi saja tadi pagi lalu pergi ke rumah Jimin.
Ah, Taehyung tidak mau bertemu calon kakak ipar lagi.
Di tempat lain, Jeon Jeongguk sudah menghembuskan napas panjang dihiasi raut wajah dingin. Melempar ponsel entah kemana sampai-sampai menimbulkan suara bantingan.
Di sudut ruangan lain, ada Park Chanyeol yang bergumam heran kala menyadari perubahan suasana hati sahabat karibnya. “Ada apa?”
“Gadis itu kemari.”
“Calon istrimu? Kenapa tidak kamu larang, aneh sekali.” cibir Chanyeol pelan dan mengambil sebatang rokok di atas meja leluasa. Ia duduk bersandar di kursi kebanggaan Jeon Jeongguk.
“Jeongguk-ah, kenapa tidak kamu tolak perjodohan konyol ini. Dia bukan tipemu 'kan?”
Chanyeol menggeram jengkel ketika perkataan baiknya tak di dengar seperti angin kentut. Si bungsu Jeon Jeongguk yang sombong, senang sekali mengabaikan omongan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARROGATE | KV ✓
FanfictionUmur keduanya terpaut jauh hampir 10 tahun jaraknya tapi bukankah orang bilang cinta tidak mengenal usia? Hanya saja ada satu masalah yang melanda, pria itu akan menikah dengan kakaknya sendiri. 241219/080120