33

11.8K 1.3K 99
                                    

🎶⏯️ Nothing like us - Jungkook cover






Akhir-akhir ini aku sudah berpikir,
Berpikir tentang apa yang kita miliki.

Brak!

“Keparat!”

Dugh!

“Memalukan!”

“Appa sudah cukup!”

Dan aku tahu itu sulit.

Jeongguk terkekeh miris, mengusap luka darah di sudut bibir tanpa sekilas emosi. Telak, membuat amarah tuan Jeon semakin besar. Pria paruh baya itu mengambil tongkat baseball murka.

Menarik kerah kemeja Jeongguk dan mendorongnya hingga membentur dinding.

“Aku membesarkanmu bukan untuk merusak nama baik keluarga!”

Bugh!

Junghyun menggeram frustasi, menarik bahu Ayahnya untuk tenang.

Untuk menghilangkan semua rasa sakit itu,

“Sudah selesai memukulku? Bisakah aku bicara sekarang?”

Aku berharap bahwa aku bisa memberimu apa yang layak kau dapatkan.

Rahang pria paruh baya tersebut mengeras kaku, mengeratkan pegangan pada tongkat baseball tanpa menghiraukan tangisan sang istri.

“Junghwa, sudah cukup. A-aku mohon, dia putraku.”

Mata hitam Jeongguk terasa perih, kepala dia tertunduk dalam-dalam. Enggan melihat air mata wanita yang paling dikasihi jatuh karena keegoisan diri sendiri.

“Appa aku mencintainya. Putramu ini mencintai Kim Taehyung."

“KEPARAT!”

Karena tidak ada yang bisa,

Tidak akan ada yang pernah bisa menggantikanmu.

Jeongguk memejamkan kedua mata lemah, menerima kembali pukulan sang kepala keluarga. Tak apa. Rasa sakit ini bahkan tidak seberapa dengan rasa sakit kehilangan figur menawan kekasih hatinya.

Jeongguk rela, sekalipun tulangnya remuk atau punggung dia patah. Dia rela.

“Appa, kamu bisa membunuhnya!”

Junghyun berdiri di depan adik bungsu tegas. Menjadikan tubuh tegap sebagai tameng guna melindungi. Hati dia terluka, ikut merasakan sakit yang dirasakan adik kesayangannya.

Tidak ada yang bisa membuatku merasakan, seperti apa yang kau lakukan padaku selama ini.

“Appa, selama ini aku selalu menuruti keinginanmu.” Jeongguk berbisik lirih, menatap kaki ayahnya dengan senyuman kecut.

“Saat kamu bilang aku harus melakukan ini. Aku akan melakukannya. Saat kamu bilang... aku harus menjadi yang kamu mau. Aku melakukannya.”

Dia menangis.

Jeon Jeongguk menangis dihadapan ayahnya.

Mengeluarkan semua rasa sakit di dalam hati sia-sia.

“Aku selalu berusaha menjadi seperti apa yang kamu mau. Kenapa kamu tidak mengerti A-appa?”

Kau tahu, tidak ada siapapun yang bisa berhubungan denganku.

Aku tahu kita tidak akan menemukan cinta yang begitu benar.

Air mata jatuh membasahi paras pucat yang bersimpuh memohon. Tubuh Jeon Jeongguk menggigil untuk semua emosi yang bertumpuk menjadi abu. “H-hanya untuk kali ini, untuk pertama kalinya. Aku menginginkan apa yang aku rasa.”

Tidak ada yang seperti kita,

Tidak ada yang seperti kau dan aku,

Junghyun memalingkan wajah sendu. Mengusap air mata yang ikut jatuh menyaksikan kepedihan Jeongguk. Kaki dia gemetar, melangkah untuk memeluk sang ibu yang sudah jatuh terduduk disudut ruangan.

“Untuk kali pertama ada seseorang yang begitu ingin aku jaga.”

Aku memberimu segalanya,
semua yang harus kuberikan.

Junghwa bergeming, mata dia berkilat rumit. Tidak sadar akan pegangan pada tongkat melonggar. Ada sesuatu yang menohok hati terlampau menyakiti. Sesak hingga membuat sulit bernapas.

“Aku mohon mengertilah, aku ingin bersamanya. A-aku mohon.”

Tersesat dalam kebingungan,
seperti ilusi,

kau tahu aku sudah terbiasa membuat hari bersamamu.

“Junghwa h-hiks dia putramu, aku mohon berhenti.”

Ada luka yang tertoreh, mengoyak hingga hancur tak tersisa.

“Pernikahanmu akan aku percepat mulai sekarang.”

Tapi itu adalah masa lalu sekarang,
kita tidak bertahan sekarang.

Kegigihan Jeongguk hancur. Harapan hingga rasa percaya remuk redam bersama air mata. Kepalan tangan bergetar samar guna meninju dinding dengan semua rasa sakit yang ada.

Taehyung

“Taehyung, aku mencintaimu.”

Maaf.

Katakan padaku, apakah itu layak?

Hanya untuk bersamamu rasanya begitu sulit.

Hanya mencintaimu, rasanya begitu sakit.

Kita terikat oleh kenangan kita
Meski kita tidak di tempat yang sama.

Sulit untuk melupakanmu, inilah mimpi yang menyedihkan yang membuat aku menangis diam-diam.

Suatu hari, kuharap aku dapat mencintaimu sebanyak yang
aku inginkan.

Tanpa menorehkan luka.

Tanpa membuatmu menangis.

Bahkan tanpa membuatmu menderita sedikitpun.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARROGATE | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang