11

16.1K 1.7K 48
                                    

Taehyung sudah memutuskan, dia akan pulang malam. Tidak mau kalau harus bertemu dengan Jeongguk dulu. Kakinya sudah bertengger pada meja membuat Daniel yang baru saja datang dari arah dapur menggeram kesal.

Menendang kaki pemuda itu agar turun dari atas meja. Tidak sopan sekali, benar-benar tidak punya urat malu.

“Daniel-ah, aku boleh tinggal disini tidak? Hanya 4 hari.”

“Ogah, aku tidak mau menampung alien sepertimu.” tolaknya mentah-mentah dan menaruh segelas orange jus dan beberapa camilan. Minhyun yang sejak tadi berbaring di karpet tebal segera duduk. Mengambil kue kering guna memakan lahap tanpa permisi.

Daniel mendelik, mengumpati tingkah tak tahu malu teman-temannya. Bahkan, Jihoon si wajah manis sudah mengobrak-abrik laci meja entah mencari apa.

“Taehyung-hyung, memangnya diusir berapa hari?” tanya Jihoon yang sudah kembali dengan beberapa mainan di tangan. Ada rubik, buku komik, PSP dan juga monopoli.

Taehyung bergeser duduk di dekat Jihoon, mengambil komik one piece sembari bersandar pada sisi sofa. “2 Minggu.”

“Sekarang kamu tinggal dengan siapa?” Minhyun, yang sejak tadi diam bertanya penasaran.

“Di rumah calon kakak iparku tapi aku tidak menyukainya!” Ujar Taehyung kesal hampir saja merobek komik Daniel jika tidak di hentikan oleh pemuda bertubuh besar itu. Enak saja main rusak, sudah pinjam, mengacak-ngacak rumah mau merusak pula. Lama-lama dia usir juga bocah serampangan ini.

Wajah polos Jihoon berkerut, membuka kotak monopoli dan meletakkan alat permainan ditengah-tengah. “Hyung, tidak suka calon kakak iparmu ya?”

“Um, dia menyebalkan seperti iblis, setan. Huh, pokoknya dia tidak baik!”

Kekehan Daniel menyapu rungu setiap orang. Dia duduk dengan kaki bersila lantas menatap wajah datar Taehyung diiringi tawa kecil. “Benarkah? Aku pikir kamu menyukainya, soalnya tadi pagi seragammu punya dua bau parfum berbeda.”

“I-itu.” Taehyung panik, wajahnya memerah tanpa alasan. Sialan, Daniel ini kalau bicara tidak pernah melihat situasi dan kondisi.

“Taehyung-ah kalau kamu tidak suka tidak usah memasang wajah malu. Lihat, telingamu merah.” Daniel terus mengejek geli, sontak membuat Jihoon dan Minhyun memperhatikan perubahan pada ekspresi Taehyung.

“Hyung, kamu menyukai kakak iparmu?” Pertanyaan Jihoon menjadi penutup sebelum Taehyung berteriak tak terima dan pergi dari sana.

Disisi lain, Jeongguk sudah menunggu bocah serampangan Kim Taehyung pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disisi lain, Jeongguk sudah menunggu bocah serampangan Kim Taehyung pulang. Tumben sekali dia belum datang padahal jarum jam sudah menunjuk angka 6 sore. Alisnya berkerut, berdiri dengan gusar dan mengambil kunci mobil berniat untuk mencari.

Baru saja akan pergi jika matanya tidak melihat siluet familiar yang berada tak jauh di depan sana.

“Jeongguk-ie, astaga aku sangat merindukanmu.”

ARROGATE | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang