28

15.3K 1.4K 22
                                    

“Kamu kenapa berjalan aneh?”

Jimin menatap cara berjalan Taehyung dengan wajah curiga, berdesis tajam dan meraih kerah kemeja Taehyung. Membuka sedikit untuk memastikan sesuatu.

Merasa tidak siap dengan tindakan tiba-tiba Jimin, Taehyung hanya bisa berdoa pasrah sembari menutupi wajah sendiri dengan segelintir rasa panik.

“Apa-apaan kissmark ini Taehyung?!” Pemuda dengan marga Park tersebut menyentak geram, iris hitam dia memincing tajam seolah menuntut penjelas dari mulut si manis.

Ugh, kenapa ada begitu banyak tanda di tubuhnya? Jangan bilang dia sudah.

Oh ayolah dude, apa kamu sungguh gila?

“Kita bicara di atap!”

Mata hazel Taehyung mengedar gelisah, mengikuti setiap langkah cepat Jimin dan merapalkan doa pengusir setan dalam hati.

Park Jimin sialan.

Enyah kamu sejauh mungkin babi!

Terlambat karena amarah Park Jimin sejujurnya lebih menakutkan daripada amukan seekor gorila.

Arah menuju atap dari kelas mereka hanya perlu melewati beberapa belokan lorong. Taehyung meneguk ludah gugup, melotot horor ketika pintu atap ditendang dengan begitu keras.

“Yak! Apa kamu mau merusak?”

“Aku tidak peduli, lagipula sekolah ini milikku.”

“Milik kakekmu.” ralat Taehyung sinis kemudian mendelik saat tangan dia lagi-lagi ditarik tanpa permisi. “Aku bisa jalan sendiri bantet, jangan ditarik-tarik begitu!”

Kepala Jimin melihat sekeliling, memastikan tidak akan ada orang yang mendengar obrolan mereka. Dan dengan tatapan mengintimidasi juga tajam, Jimin meraih bahu Taehyung lekat. Bertanya tegas seolah tidak menerima kebohongan sedikit pun.

“Katakan padaku, kenapa kamu melakukan ini? Menyerahkan dirimu dan memegang sesuatu yang tidak pasti.”

“Jimin-ie aku menyukainya.”

“Tapi dia calon kakak iparmu, Taehyung. Jeon Jeongguk itu calon suami Hyerin-noona. Bagaimana bisa kamu mengambil resiko seperti orang tidak waras?!”

“Mau bagaimana lagi, aku terlanjur menyukai dia hingga nyaris gila.” bisik Taehyung pelan disertai sorot penuh derita.

Kim Taehyung juga tidak mau. Dia juga tidak suka situasi mengerikan diantara hubungan konyol.

Jimin menghela nafas berat, meraih besi pembatas atap dengan pikiran berkecamuk. “Mina, bagaimana dengan dia?”

“Aku rasa, aku akan putus dengan Mina. Aku tidak bisa menjalin hubungan atas dasar kebohongan. Hatiku bukan untuknya, semakin aku menutupi maka dia akan semakin terluka. Bukankah lebih baik kalau aku putus dengan Mina?”

Jimin tidak bisa mengelak, Taehyung benar. Semua yang dia katakan benar. Semakin cepat hubungan mereka berakhir semakin dangkal luka di hati gadis itu. Mina terlalu baik, dia tidak tahu apa-apa.

“Dia pasti akan membencimu.”

“Itu lebih baik daripada aku membohongi dan melukainya lebih dalam.”

ARROGATE | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang