Taehyung menatap pantulan dirinya di cermin, sedikit membenarkan tatanan surai pirang dengan jemari lentik. Taehyung tersenyum kecil, dia suka memakai kemeja satin seperti ini. Terlihat lebih nyaman juga leluasa.
Mengangkat tangan kiri sesaat, Taehyung meringis saat melihat jam di tangan menunjukkan angka 8.
Oh, sudah berapa lama dia membuat Jeongguk menunggu? Pria itu pasti akan menyemburkan lahar panasnya nanti.
Tidak ingin membuang waktu lebih banyak, Taehyung mengambil ponsel canggih yang ada di atas nakas. Berlari kecil menuju ruang tengah dimana Jeongguk menunggu.
Sepasang mata tampak berbinar cerah sembari mengulas senyum permintaan maaf. Jeongguk mendengus, menepuk permukaan coat hitam yang sempat kusut sebelum mengernyit melihat pakaian tipis Taehyung. "Udara malam tidak baik."
"Eh, tenang saja, aku ini tahan udara dingin. Hyung tidak usah khawatir." ujarnya jenaka dan sukses menarik bola mata Jeongguk untuk berotasi jengah sebagai tanggapan. Ragu, Jeongguk berjalan mendekat sambil mengambil sesuatu dari saku celana.
Taehyung diam memperhatikan apa yang akan Jeongguk lakukan. Tunggu, benda di tangan dia terlihat familiar. "Hyung, itu antingku 'kan?"
Bergumam mengiyakan, tangan Jeongguk meraih telinga kiri Taehyung dan memasangkan anting yang sempat dia simpan dengan telaten. Mata hazel Taehyung berkedip, membiarkan Jeongguk memasang benda perak tersebut seiring senyuman manis mekar.
"Aku kira ini sudah hilang." Taehyung berbisik lirih, menyentuh permukaan dingin anting yang baru saja dipasang Jeongguk. Bibir dia kian membentuk kurva indah, tatap paras tampan Jeongguk ceria.
Melembutkan mata hitam pekat, Jeongguk raih telapak tangan Taehyung guna menggenggam erat tanpa peduli keterkejutan pihak lain.
"Lebih baik." ujarnya datar seraya menarik tangan Taehyung agar mengikuti langkah lebar. Kelopak mata Kim Taehyung berkedip beberapa kali batuk main-main secara sekilas sebelum balas menggenggam tangan besar Jeongguk hangat.
"Ya, ini lebih hangat."
Tidak tahu saja, bahwa telinga Taehyung sendiri sudah memerah malu. Pun begitu dengan Jeongguk yang kini tersenyum kecil.
Sama seperti dulu, Taehyung kini telah bersikap seperti biasa. Berceloteh sepanjang perjalanan dengan binar kelewat ceria dan terus mengarahkan pikirannya sendiri agar melupakan kejadian-kejadian buruk apalagi sial.
Dia pikir, ayo kita mulai semua dari awal. Kembali seperti dulu dan menampilkan figur calon ipar sebagaimana mestinya tanpa niat mengatakan apapun pada Jeongguk. Dia tidak mau membuat suasana hati pria itu berubah menjadi muram.
"Hyung, aku mau berjalan di dekat sungai." katanya dengan nada memelas, meraih lengan baju Jeongguk lalu menggoyang-goyangkan bak anak anjing.
Lidah ingin berkata tajam tapi hati tak bisa, dengan gusar Jeongguk mengangguk membiarkan Taehyung berjalan lebih dulu di depan sana. "Kamu tidak lelah terus berjalan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARROGATE | KV ✓
FanfictionUmur keduanya terpaut jauh hampir 10 tahun jaraknya tapi bukankah orang bilang cinta tidak mengenal usia? Hanya saja ada satu masalah yang melanda, pria itu akan menikah dengan kakaknya sendiri. 241219/080120