Taehyung pikir hubungan mereka sudah agak membaik. Ya, setidaknya dendam didalam hati Taehyung mulai banyak berkurang. Perlahan dia sedikit mengerti sifat asli seorang Jeon Jeongguk.
Saat makan malam kemarin, Jeongguk benar-benar memperhatikan makanan kesukaan Taehyung dengan sangat baik. Bahkan menjauhkan yang pedas dari dirinya. Meskipun Taehyung juga merasa bingung darimana Jeongguk tahu tentang hal semacam itu.
Tapi Taehyung tidak ambil pusing, hari ini dia sudah harus kembali bersekolah menekuni kegiatan belajar. Bingung pergi menggunakan apa mengingat motor Taehyung ada di rumah. Uang jajan dan kartu segala macam disita oleh sang ayah tercinta.
Kalau merengek pada Jeongguk, Taehyung tidak yakin dahinya akan selamat sentosa. Pria itu senang sekali memukul dahi Taehyung sampai memerah atau benjol.
Kalau jalan kaki? Heh, tidak-tidak. Dia masih waras.
“Hyung.”
Sebagai pilihan akhir, Taehyung lebih suka memilih merengek pada Jeongguk dan merelakan dahinya untuk digeplak. Mencoba berkorban sedikit agar bisa mendapatkan apa yang dimau.
“Hyung, antar aku ke sekolah ya. Kamu 'kan mau pergi ke kantor, sekalian saja antar aku.”
Jeongguk melirik singkat, setelah itu kembali sibuk memakai dasi yang melingkari kerah kemeja. Jujur saja agak kesulitan karena terbiasa dibantu oleh asistennya. Bukan Mingyu tapi Shin Jihyun, asisten lain.
Namun hari ini yang bersangkutan tidak bisa datang karena sakit selama 1 minggu. Terpaksa, Jeongguk harus memakai dasi sialan seorang diri. Semalam dia juga kurang tidur karena harus mengurus sesuatu dan saat rungunya mendengar Taehyung merengek total buat mood Jeongguk turun ke titik terendah.
“Hyung.” Taehyung sudah berseragam rapi disudut sana namun rengekan berisik masih berlangsung tanpa niat berhenti.
“Hyung, ayolah. Aku tidak punya tumpangan.”
Taehyung bukan orang yang mudah menyerah, segera, dia menghampiri Jeongguk. Berdiri disamping dan berceloteh bagaikan sirene ambulance. “Hyung, kamu mau melihatku kesusahan?”
“Tutup mulutmu atau aku usir!”
Mengerucut sebal, Taehyung perhatikan dasi Jeongguk yang tidak terpasang sempurna sejak tadi. Aha, apa dia tidak bisa pakai dasi?
“Hyung, aku pakaikan kamu dasi tapi dengan satu syarat.” alis Jeongguk terangkat heran kemudian menelisik penampilan Taehyung. Benar, bocah ini juga pakai dasi sekolah. Terlihat rapi dan enak dipandang.
“Katakan.”
“Nanti antar aku ke sekolah setiap hari dan akan aku pasangkan dasimu juga setiap hari.”
Sebenarnya itu mudah tapi entah kenapa Jeongguk sedikit tidak nyaman.
“Hanya itu?”
“Oh, kalau boleh aku juga minta uang jajan, ehehe.” Sekalian saja cari kesempatan dalam kesempitan.
Kepala Jeongguk terangguk seraya menyerahkan dasi pada Taehyung. “Pakaikan.”
Senyuman Taehyung melebar lalu mengambil dasi hitam Jeongguk dan mendekat penuh semangat. Sadar bahwa tinggi badan mereka berbeda, Taehyung terpaksa berjinjit, melingkarkan kedua lengan untuk memasang dasi di leher pria bermata gelap tersebut.
Tidak tahu saja bahwa jarak diantara mereka agaknya terlalu dekat hingga membuat nafas Jeongguk tertahan. Memperhatikan dengan intens wajah sempurna yang lebih muda.
Bocah ini.
“Menjauh bodoh!” Dahi mulus Taehyung kembali didorong kasar. Membuat si empunya terkejut dan menekuk bibir sebal. “Kamu kenapa, sih? Tiba-tiba saja memukul dahiku? Aku 'kan sedang memakaikan dasi untukmu!”
KAMU SEDANG MEMBACA
ARROGATE | KV ✓
FanficUmur keduanya terpaut jauh hampir 10 tahun jaraknya tapi bukankah orang bilang cinta tidak mengenal usia? Hanya saja ada satu masalah yang melanda, pria itu akan menikah dengan kakaknya sendiri. 241219/080120