Agresif

34K 2K 70
                                    

"Sayang."

Sebuah suara panggilan membuat Gio dan Aria refleks menoleh ke arah sumber suara.

Seorang pria tinggi berjalan menghampiri Aria dan Gio.

Aria langsung tersenyum lebar menyambut kedatangan pria itu. "Sayang."

Pria itu tersenyum dan berhenti di hadapan Aria. "Maafkan aku karena terlambat datang menjemputmu."

Aria mengangguk. "Tidak masalah."

"Mari kita pulang," ajak pria itu.

Aria kembali mengangguk. Aria mengalihkan tatapannya pada Gio. "Aku pulang dulu."

Gio mengangguk paham. "Hati-hati."

"Kamu juga harus pulang." pinta Aria mengingatkan.

Gio menghela nafas berat. "Ya tentu saja."

Aria tersenyum senang. Aria mengalihkan tatapannya ke arah sang kekasih. "Ayo."

Aria dan kekasihnya beranjak pergi meninggalkan Gio sendirian.

***

Gio tiba di rumahnya saat pagi hari. Semalaman Gio memang lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di kantor.

Keadaan rumah masih terlihat sepi. Jam baru saja menunjukan pukul 6 pagi.

Gio melangkah lesu menuju kamar. Gio memasuki kamar dengan keadaan yang lelah luar biasa.

Hampir saja pintu kamar Gio tertutu sempurna, tapi Sarah yang sudah mengintai kepulangan Gio, langsung menahan pintu itu agar tidak tertutup sempurna.

Sarah memasuki kamar Gio dengan begitu santai, membawa nampan makanan berisi segelas susu dan sepiring nasi goreng.

"Sarah?"

Gio cukup kaget dengan kemunculan dari Sarah.

"Pagi darling," sapa Sarah layaknya seorang istri sejati.

"Untuk apa kamu disini?" tanya Gio tidak suka.

"Kamu tidak lihat aku membawakan kamu makanan?" tanya Sarah, pura-pura tidak mengerti maksud pembicaraan Gio.

Gio mendengus kesal. "Memangnya kemana semua pelayan sehingga kamu yang harus mengantarkan makanan untukku?"

"Ck! Memangnya aku tidak boleh mengantarkan makanan untuk suamiku sendiri? Aku kan istri kamu, jadi sudah sewajarnya aku yang menyiapkan sarapan untuk kamu," jelas Sarah dengan begitu santai.

Gio menatap Sarah tajam. "Kamu jangan lupa, keberadaan kamu di sini hanya un-"

Sarah sudah terlebih dahulu memotong pembicaraan Gio, sebelum Gio sempat melanjutkan perkataannya. "Untuk mengandung dan melahirkan anak untukmu."

Sarah meletakkan nampan makanannya di atas meja dan balas menatap Gio tajam. "Maka cepat lakukan tugasmu, buat aku hamil, atau aku akan lupa apa kegunaan ku disini."

Sarah membalikkan tubuhnya pergi. Gio terdiam melihat kepergian Sarah.

Gio melirik makanan di atas meja. Gio menghela nafas berat. Gio meraih gelas susu dan meminumnya hingga habis.

Setelah susu itu habis, Gio kembali meletakan gelas susu itu di atas meja. Bertepatan dengan itu Sarah kembali masuk ke kamar Gio.

Gio menatap Sarah kaget. "Untuk apa lagi kamu kemari?"

Sarah tersenyum penuh kemenangan. Sarah sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaan dari Gio. Sarah membuka satu persatu pakaian yang ia kenakan.

Cinta 5 MiliyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang