Goresan Luka Dalam

31.6K 1.7K 35
                                    

Berhubung memasuki bulan november, kemungkinan author bakalan sibuk 😂😂😂😂

Jadi kemungkinan author belum sempat balas satu persatu komen readers untuk part2 yang kemaren.

Sorry ya my lovely readers.

Bulan ini bakalan ada pembukaan CPNS dan author pengen ikut lagi 😂😂 siapa tau kali ini beruntung.

Klw tahun lalu author gagal di tahap 2 alias tahap penentuan 😂😂😂 miris, dan bikin nyesek, semoga aja tahun ini sukses

Mohon doanya ya my lovely readers.

Author punya banyak nazar kalau lolos jadi PNS
1. Gaji pertama bakal author kasi semuanya buat ayah author (berkat beliau author jadi seperti ini)
2. Author bakalan nyisihin sedikit dari gaji author tiap bulannya untuk anak yatim piatu
3. Author bakal bagi-bagi novel author nanti yang bakalan terbit, dibagikan secara gratis untuk 10 readers yang beruntung 😂😂😂

Pada tau kan author udah sodorin naskah story nya Adila dan Agil ke penerbit dengan versi yang berbeda. Nah itu naskah sedang dalam masa proses editing, kemungkinan terbit tahun depan, jadi bersabar ya 😂😂😂

So, doain author biar jadi PNS ya 😘😘😘😘

***

Janu menghampiri Sarah yang seperti biasa membaca buku di taman belakang sekolah.

"Hai, Sarah," sapa Janu ramah.
Sarah mengalihkan tatapannya dari buku ke arah Janu.

"Hai," balas Sarah sambil tersenyum manis.

"Boleh aku duduk?" pinta Janu sopan.

Sarah masih tersenyum. "Tentu,"

Janu pun duduk di samping Sarah.
"Hmm," Janu sedikit ragu mengutarakan keinginannya. Sarah menatap Janu heran.

"Ada apa?"

"Begini, aku punya seorang adik perempuan yang masih SMP," ujar Janu memulai pembicaraan.

"Lalu?" Sarah masih menatap Janu penasaran.

"Dia termasuk anak yang kurang cepat dalam menangkap pelajaran, dalam artian dia memerlukan guru pribadi untuk mengajar dia di rumah, sayangnya, kami sekeluarga sudah tidak memiliki biaya untuk membayar seorang guru pribadi," jelas Janu. Sementara, Sarah menyimak penjelasan Janu dengan penuh perhatian.

"Sebenarnya aku ingin meminta tolong agar kamu mengajari adikku itu semua mata pelajaran, tapi aku sama sekali tidak bisa membayar kamu," ujar Janu dengan wajah sedih.

Sarah tersenyum lembut. "Aku akan mengajar adik kamu secara gratis."

Janu menatap Sarah haru. "Kamu serius?"

Sarah mengangguk mantap.

Janu tersenyum lebar. "Terima kasih Sarah."

Sarah kembali mengangguk. "Kapan aku bisa bertemu adik kamu, dan dimana?"

"Kalau kamu tidak keberatan, kamu bisa mengajar adikku di rumah nenek kami, aku tau kamu seorang wanita, pasti tidak merasa nyaman jika bertandang ke rumah laki-laki, karena itu aku meminta kamu untuk mengajar adikku di rumah nenek, hanya ada nenekku di sana," jelas Janu semangat.

Sarah menatap Janu dengan haru. "Kamu baik sekali."

***

Sarah mengetuk pintu sebuah rumah tua yang berada di kawasan yang cukup sepi. Dikiri- kanan rumah itu dikelilingi pohon-pohon yang lebat. Tidak ada rumah lain di sekeliling tempat itu.

Cinta 5 MiliyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang