Bukan Bidadari Surga

47.2K 2.1K 27
                                    

Ralat keputusan ya my lovely readers 😂😂😂😂

Kemaren kan author pernah bilang kalau cerita ini bakalan dibikin jadi ebook 😂😂😂 tapi setelah author pikir-pikir lagi, author memutuskan untuk up cerita ini di wattpad ajalah 😂😂😂😂

Authornya labil ya 😂😂😂😂

Tolong maafkan kelabilan author ya 😂😂😂😂

***

"Kita putus."

Sebuah kalimat singkat yang mampu membuat hati siapa pun akan langsung terluka parah. Begitu pula yang tengah dirasakan Sarah saat ini. Sarah tidak menyangka jika pertemuannya dengan Kevin, pria yang menjadi kekasihnya selama 2 tahun ini adalah pertemuan terakhir mereka sebagai sepasang kekasih.

"Kenapa?," Sarah tidak bisa menyembunyikan tatapan kecewanya.

Meskipun Sarah tidak berharap banyak pada kelanjutan hubungannya bersama Kevin, tapi Sarah juga tidak menduga jika hubungan mereka akan berakhir juga.

Kevin menghela nafas berat, dari raut wajahnya, Sarah tau kalau Kevin pasti begitu berat untuk mengungkapkan alasan kenapa hubungan mereka harus berakhir.

Sarah menatap Kevin dengan tatapan sendu yang tersirat luka. Meskipun berat menerima keputusan itu, tapi Sarah harus tau kenapa mereka harus mengakhiri kisah cinta mereka ini, "Kenapa Vin?," Sarah masih berusaha mendapatkan jawaban atas berakhirnya hubungan mereka.

Lagi-lagi Kevin menghela nafas berat, "Maafkan aku Sa, kedua orangtua ku sudah menjodohkan aku dengan gadis pilihan mereka."

Sarah hanya bisa tersenyum miris ketika mendengarkan penjelasan dari Kevin.

Penjelasan yang sebenarnya sungguh menyakiti hati Sarah, tapi Sarah tetap berusaha untuk tegar. Sarah berdiri tegak sambil tersenyum manis, "Selamat,"

Sarah mengulurkan tangannya untuk sekedar menunjukan kepada Kevin kalau dirinya benar-benar tidak masalah atas keputusan Kevin.

Kevin menatap wajah Sarah dengan tatapan sendu, "Maafkan aku Sa."
Sarah tersenyum kaku melihat raut wajah bersalah yang Kevin tunjukan. Demi tuhan, bukan raut wajah itu yang Sarah ingin lihat sekarang.

"It's ok."

Kevin ikut berdiri tegak dan meraih uluran tangan Sarah. Kevin menjabat jemari Sarah dengan begitu erat, seolah ingin memberitaukan kepada Sarah kalau dirinya benar-benar merasa bersalah.

Sarah menarik tangannya sehingga jabatan tangan mereka terlepas, "Aku rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi," Sarah terus memamerkan senyuman manis, bersikap seolah dirinya baik-baik saja, "Selamat," hanya kalimat itu yang Sarah ucapkan untuk penutup perjumpaannya dengan Kevin.

Sarah melangkahkan kaki dengan segera, secepat mungkin menjauh dari Kevin. Sarah terus melangkah keluar dari kafe itu tanpa sedikit pun berniat untuk kembali menoleh ke arah belakang.
Sarah terus melangkahkan kakinya menuju halte terdekat dari kafe itu.

Air mata yang sejak tadi Sarah tahan, kini mengalir begitu saja tanpa bisa dicegah lagi. Hati Sarah begitu terluka. Pupus sudah harapan Sarah untuk bisa berbahagia bersama orang yang ia cintai.

Sarah duduk gontai di bangku halte. Keadaan halte bis yang begitu sepi membuat Sarah makin leluasa untuk menangis. Sarah ingin mencurahkan semua rasa kecewanya melalui tangisan. Sarah berharap dengan menangis seperti itu, hatinya akan sedikit lega.

"Seorang gadis cantik tidak baik menangis sendirian di tempat umum seperti ini," suara berat dari seorang pria begitu dekat terdengar.

Sarah menoleh ke arah sumber berasalnya suara. Sesosok pria yang mengenakan pakaian serba mahal tengah duduk manis di samping Sarah. Pria itu awalnya tersenyum manis ke arah Sarah, tapi tidak lama, karena kemudian pria itu membelalakkan matanya lebar.

Cinta 5 MiliyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang