Lorong Tergelap

32.7K 2.2K 142
                                    

Makasih ya atas respon readers yang banyak untuk cerita ini 😂😂😂

Jadi semangat 💪💪💪💪💪

Dan maaf ya readers author belom sempat memperbaiki typo yg bertebaran 😂😂😂😂😂

Love you all readers

***

Sarah tersenyum sinis. "Oh, maaf jika mengganggu."

Gio dan Mika refleks menoleh ke arah Sarah. Gio menatap Sarah dengan dingin, sementara Mika melayangkan tatapan meremehkan ke arah Sarah.

"Sudah tau mengganggu, tapi masih memaksa masuk juga, dasar tidak sopan," ujar Mika sinis.

Sarah tersenyum manis, sambil melangkah memasuki ruangan Gio dengan langkah yang santai, sama sekali tidak mempermasalahkan keberadaan Mika di ruangan itu

"Bagaimana ya, sebenarnya aku tidak bermaksud untuk mengganggu, tapi aku benar-benar merindukan suamiku, karena itu aku kemari, untuk menemui Gio, suamiku," ujar Sarah dengan sengaja menekankan nada suaranya pada kata suami yang ia ucapkan.

Mika tersenyum sinis. "Suami? Sebentar lagi juga status itu akan berubah."

"Kenapa kamu datang kemari?"
Pertanyaan dari Gio membuat perdebatan sengit antara kedua wanita cantik itu.

Sarah langsung mengalihkan tatapannya ke arah Gio. Sarah tersenyum manis ke arah Gio. "Aku ingin membicarakan hal yang penting bersama mu sayang, tapi pembicaraan ini hanya bisa kita lakukan jika hanya kita berdua, tidak ada pihak lain."

Mika tersenyum sinis mendengar perkataan Sarah yang seolah mengusirnya itu.

Gio menoleh ke arah Mika. "Kita bisa melanjutkan pembicaraan kita nanti."

Mika menatap tidak terima ke arah Gio.

"Aku berjanji," ujar Gio bersungguh-sungguh.

Mika tersenyum manis. "Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu."

Mika melangkah mendekati Gio, mengecup pipi Gio dengan begitu mesra. Setelah itu, Mika membalikkan tubuhnya,

Mika menatap Sarah sambil memamerkan senyuman penuh kemenangan, sementara Sarah hanya membalas senyuman itu dengan senyuman meremehkan.

Mika keluar dari ruangan itu tidak lama kemudian.

"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan. Katakan secepatnya, karena aku tidak punya banyak waktu, sebentar lagi akan ada meeting penting yang wajib aku hadiri," ujar Gio.

Sarah tersenyum sinis mendengar rentetan perkataan dari Gio. "Jadi kapan kita akan berencana membuat anak?"

Bukannya Sarah haus akan belaian seorang pria, tapi dirinya ingin secepatnya hamil, dan mengakhiri drama yang membosankan itu. Sudah hampir 1 bulan dirinya dan Gio menikah, tapi selama itu, Gio jarang berada di rumah.

Bahkan sudah hampir 2 minggu ini, Gio sama sekali tidak pulang ke rumah. Hal itu tentu saja membuat Sarah kesal. Dari awal Gio lah yang menginginkan Sarah untuk melahirkan anak untuk Gio, tapi sampai detik ini, jangankan untuk menghamili, untuk menyentuh dirinya saja, Gio tidak pernah.

Karena itu Sarah nekad menemui Gio di kantornya hari ini.

Gio menatap Sarah dingin. "Aku rasa hal seperti itu tidak pantas untuk kita bicarakan di tempat seperti ini."

Sarah mendengus pelan, sudah bisa menebak aroma penolakan Gio terhadap dirinya. "Oke, aku tunggu di rumah jam 8 malam, jika kamu tidak juga muncul, aku akan meminta pria lain untuk menghamiliku, yang kamu perlukan hanya agar aku bisa melahirkan seorang bayi kan Gio, tidak perduli siapa yang menghamili."

Cinta 5 MiliyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang