Jangan Pergi

37.2K 2.2K 97
                                    

Tinggal 1 part lagi menuju ending 😂😂😂😂😂

Pada sedih ya 😂😂😂😂

Jangan sedih ya

😂😂😂😂

Oh ya ada yang mau bikin cover buat cerita-cerita nya author nggak? 😂😂😂 dalam artian design cover yang dibikin sendiri (gambarnya bikin sendiri, bukan hasil gambar yang diambil dari sana sini 😂😂😂😂😂)

Kalau ada yang mau bikin cover buat cerita2 author (gratis tapi ya) author ucapin terima kasih deh (lah terima kasih doang 😂😂😂😂😂😂)

Becanda

Author tu pengen bikin gambar sendiri, sayangnya kemampuan menggambar author itu masih jauh kalah dari anak TK, selain itu author juga nggak punya alat untuk menggambar (kayang menggambar manga gitu lho 😂😂😂😂)

***

Gio tertegun mendengar penjelasan ayahnya. Rasa marah, kecewa dan terluka membuat ia meninggalkan Sarah begitu saja. Padahal Sarah adalah wanita pilihannya sendiri, harusnya seperti apapun Sarah, dirinya bisa menerima itu.

End Flashback.

"Ayah benar, meskipun aku tidak bisa mengulang masa lalu, tapi sekarang aku akan memberikan Sarah semua kebahagiaan yang ada," ujar Gio mantap.

Sementara itu, didalam kamar, Sarah sedang menerima telpon dari Mika.

"Dasar, wanita murahan!" teriak Mika kesal karena keluarganya bangkrut.

Sarah tersenyum tipis. "Terima kasih atas pujiannya."

"Dasar, wanita tidak tau malu! Kamu pikir wanita seperti kamu pantas untuk Gio? Tidak! Sama sekali tidak pantas! Wanita bekas yang sudah digilir banyak pria itu tidak pantas untuk Gio! Murahan!" teriak Mika mengeluarkan semua amarahnya.

Belum sempat Sarah membalas setiap hinaan Mika, ponselnya sudah di rampas oleh Gio.

Sarah menatap Gio dengan kaget, tidak menyadari kapan Gio kembali masuk ke dalam kamar.

Gio meletakkan ponsel Sarah ke atas meja rias ini.

"Kata dokter kita bisa melakukannya asal aku hati-hati dan tidak menyakiti bayi kita," ujar Gio sambil menarik agar istrinya berdiri.

Sarah menatap Gio heran. "Bukannya kamu sudah bosan melihatku?"

Gio tersenyum tipis. "Bagaimana mungkin aku bisa bosan pada wanita yang sudah membuatku tergila-gila, tidak ada wanita lain yang bisa menggantikan posisimu di hatimu, kamu begitu sempurna," puji Gio sambil mencium lembut bibir istrinya.

Sementara itu, Mika yang masih menelpon Sarah, mendengar semua perkataan Gio terhadap Sarah. Mika langsung melempar ponselnya dengan kesal.

"Brengsek! Harusnya bang Janu membunuh gadis murahan itu setelah mereka puas menikmati, bukannya membiarkannya tetap hidup dan merebut posisiku seperti ini!" teriak Mika marah.

***

8 bulan kemudian.

Sarah membuka matanya dengan perlahan, melirik keadaan ruangan yang gelap. Sarah bangun dan turun dari ranjang, melangkah perlahan menuju pintu keluar.

Sarah keluar dari ruangan itu dengan perlahan.

"Mau kemana?"

Suara teguran itu membuat Sarah kaget. Refleks Sarah langsung menoleh ke arah sumber suara.

Gio tengah berdiri menyandar di dinding, menatap lurus ke arah Sarah.

"Kenapa kamu ada disini?" tanya Sarah kaget.

"Untuk memastikan kamu tidak akan kabur," ujar Gio santai.

"Ck!" Sarah berdecak kesal karena Gio yang seolah tau gerak geriknya.

Niat Sarah memang ingin kabur. Seperti rencana awal, setelah melahirkan, Sarah akan pergi meninggalkan Gio dan anaknya.

Hal itu ia lakukan bukan karena ia tidak mencintai Gio atau anaknya, hanya saja Sarah mulai sadar kalau dirinya tidak pantas bersama Gio.

Gio lebih berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari dirinya. Sayangnya Gio seolah buta mata, hati, dan telinga, sehingga menganggap Sarah satu-satunya wanita yang ada di dunia itu.

"Jika kamu pergi, aku akan menelantarkan bayi yang kamu lahirkan itu," ancam Gio.

Sarah membelalakkan matanya kaget. "Kamu gila! Bagaimana mungkin kamu tega ingin menelantarkan bayi kita? Darah daging kamu sendiri?" tanya Sarah tidak percaya.

Gio mendengus kesal. "Aku atau kamu yang gila? Istri dan ibu macam apa yang meninggalkan suami dan bayinya yang masih kecil?" balas Gio tidak mau kalah.

"Tapi aku melakukan ini semua demi kamu, agar kamu mendapatlan wanita yang lebih baik," ujar Sarah meyakinkan.

"Sumpah! Aku tidak menginginkan wanita yang lebih baik. Aku hanyamau kamu! Kamu! Aku kurang apa lagi? Hah? Aku kaya! Punya kekuasaan! Kamu ingin aku seperti apa lagi?" tanya Gio yang mulai keluar sifat angkuhnya.

"Ehm!" suara deheman itu sontak membuat Gio dan Sarah menoleh ke arah salah seorang perawat yang berdiri di samping mereka

"Maaf, tuan, nyonya, harap kalau ingin bertengkar silakan lakukan di rumah pribadi kalian saja, jangan disini, ini rumah sakit," jelas perawat itu dengan ramah.

Gio menghela nafas berat. "Masuk," pinta Gio terdengar seperti sebuah perintah dari pada permintaan.

Dengan enggan Sarah kembali masuk ke dalam kamar, diikuti oleh Gio. Didalam kamar Gio langsung menyalakan lampu kamar inap Sarah itu.

Sedikit informasi, 2 hari yang lalu, Sarah melahirkan seorang putra dengan normal.

"Begini saja, oke, kita bisa bercerai," ujar Gio membuat Sarah kaget.

Meskipun hal itu yang Sarah inginkan, tapi entah kenapa rasa sedih itu langsung menggerogoti hatinya.

"Tapi setelah aku meninggal," ujar Gio mantap.

Rasa sedih yang Sarah rasakan tadi langsung menguap begitu saja akibat perkataan Gio.

Harusnya Sarah sadar, Gio tetaplah Gio. Pria angkuh yang penuh percaya diri yang tidak akan pernah melepaskan dirinya.

"Oke!" jawab Sarah jengkel.

Sarah kembali ke ranjang, berbaring, menyerah untuk kabur.

"Memangnya kamu tidak mencintaiku?" tanya Gio.

Sarah mendengus kesal. "Tentu saja aku mencintaimu,"

Gio tersenyum senang. "Kalau begitu cukup, kita saling mencintai, aku mampu menafkahi kamu, jadi kamu mau cari apa lagi? Kamu tidak akan bisa mendapatkan pria seperti aku lagi diluaran sana, jadi terima saja nasib beruntungmu ini," ujar Gio penuh kemenangan.

Sarah menyerah, meskipun jengkel dengan sikap angkuh Gio. Tapi Gio ada benarnya, mereka saling mencintai, jadi mau cari apa lagi.

Ini bukan lagi tentang uang 5 miliyar yang harus membuat Sarah melakukan perjanjian konyol, menikah demi keturunan.

Tapi tentang yang 5 miliyar yang menumbuhkan kembali cinta yang pernah padam dihati kedua insan.

Cinta yang membuat pernikahan konyol itu berubah menjadi kontrak seumur hidup bagi keduanya.

Cinta 5 miliyar, bukan cinta yang seharga 5 miliyar, bukan cinta dengan uang 5 miliyar, tapi tentang cinta yang memerlukan uang 5 miliyar untuk menyatukan mereka kembali. Cinta yang dimulai kembali dengan uang 5 miliyar, tapi diakhiri dengan miliyaran kasih sayang dan cinta dari pasangan.

Tbc

Cinta 5 MiliyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang