Banyak Jalan Menuju Roma

30.5K 2K 63
                                    

No words, because ..... blank 😂😂😂😂😂😂😂

***

"Aku milikmu malam ini sayang," bisik Sarah benar-benar mengeluarkan jurus penggoda milikknya.

Gio menahan tangan Sarah yang membuka kancing kemeja bajunya. Sarah menatap Gio dengan heran. Gio membuka matanya dan menatap Sarah tajam.

"Aku benar-benar lelah malam ini. Kita bicarakan hal itu lain kali," ujar Gio sambil beranjak pergi meninggalkan Sarah secepat mungkin.

Sarah menatap kepergian Gio dengan tatapan tidak percaya.

"Gio!" pekik Sarah tidak terima

Tapi Gio seolah tuli, tanpa menghiraukan pekikan Sarah, Gio memasuki kamar yang jauh dari kamar milik Sarah.

"Gio!" teriak Sarah kesal akibat penolakan Gio.

"Apa-apaan ini! Aku di tolak? Seorang Sarah, di tolak? Dasar lelaki tidak normal!" pekik Sarah benar-benar kesal terhadap penolakan Gio.

Sarah melangkah dengan kesal menuju kamarnya sendiri. "Dia pikir aku bisa hamil sendiri tanpa dibuahi? Dasar pria tidak waras!"

Sarah memasuki kamarnya dengan kesal. Sementara itu, Gio yang tengah berada di kamarnya menghembuskan nafas lega.

"Aku harus menghindari wanita penggoda itu, sampai aku yakin bahwa tidak ada cinta lagi untuknya dihati ini," guman Gio penuh tekad.

***

Gio bersiap berangkat menuju kantor.

Meskipun jarum jam baru menunjukan pukul 4 pagi, tapi Gio sudah siap untuk pergi. Alasannya hanya 1, untuk menghindari Sarah.

Gio melangkah menuju pintu rumah dengan cepat.

"Aku tidak menyangka jika jam masuk kantor sekarang sepagi ini."

Sebuah teguran mengagetkan Gio. Refleks Gio menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara.

Sarah sudah duduk santai di sova ruang ramu dengan pakaian yang rapi.

Gio menatap penampilan Sarah dengan tatapan heran. "Kamu sepagi ini sudah rapi? Mau pergi kemana kamu?"

Sarah terkekeh pelan mendengar pertanyaan Gio. "Apa aku harus menjawab pertanyaan itu? Aku rasa aku tidak perlu menjawab pertanyaan tidak penting itu. Tugasku di sini hanya sebagai wanita yang akan melahirkan anak dari kamu, bukan untuk kamu tanyai kemana aku akan pergi."

Gio menatap Sarah tajam. Gio mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantor. Gio malah melangkahkan kakinya menuju ke arah Sarah. Gio menghentikan langkahnya di hadapan Sarah.

"Kamu sekarang adalah istriku Sarah. Jadi, kemana pun kamu pergi, siapa yang kamu temui, itu semua harus kamu katakan sejelas-jelasnya padaku," ujar Gio begitu dingin.

Sarah terkekeh. Sarah berdiri dengan santai. "Baiklah, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku akan pergi untuk menemui Janu dan teman-temannya."

"Untuk apa?" tanya Gio tidak suka.

Sarah menatap Gio heran. "Untuk apa? Kamu masih bertanya untuk apa? Tentu saja untuk balas dendam."

Gio tersenyum sinis. "Kamu sudah lupa kalau aku sudah berjanji untuk membantu kamu menghancurkan mereka? Jadi tetaplah di rumah, biarkan aku yang menghancurkan mereka."

Sarah mendengus jengkel. "Tapi kapan? Aku perlu kejelasan."

Gio tersenyum licik. "Setelah kamu melahirkan."

Sarah kembali mendengus kesal. "Selama itu?"

"Kamu pasti tidak tau, agar kamu bisa hamil, kamu tidak boleh memikirkan sesuatu yang berat, karena itu untuk sekarang biarkan tugas menghancurkan mereka menjadi urusanku, kamu hanya perlu menjaga kondisi kesehatan tubuhmu agar cepat hamil," ujar Gio.

Cinta 5 MiliyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang