Show Time

36.5K 2.3K 123
                                    

Lama menunggu ya 😂😂😂😂

Harap maklum, authornya lagi sibuk 😂😂😂😂

***

Lita terkekeh. "Bahkan mama berharap kalau kamu  keluar dari kamar setelah sore."

"Aku inginnya begitu, sayang ada rapat penting yang tidak bisa ditunda," jelas Gio.

"Mana istrimu?" tanya Lita penasaran.

Belum sempat Gio menjawab, Sarah sudah datang dengan pakaian yang rapi. Sarah tersenyum manis ke arah Lita.

"Selamat pagi ma," sapa Sarah ramah.

"Pagi juga menantuku yang cantik," balas Lita lembut.

Sarah duduk dengan santai dikursi di samping Gio.

Gio menatap penampilan Sarah dengan heran. "Kamu mau kemana?"

Pertanyaan Gio,membuat Sarah terpaksa menoleh ke arah Gio. Padahal Sarah masih canggung untuk menatap wajah Gio.

Kejadian semalam memberikan kesan yang mendalam bagi Sarah. Meskipun awalnya rasa takut itu begitu kuat dalam diri Sarah. Tapi Gio berjuang membuat Sarah keluar dari rasa ketakuannya.

Sarah bahkan kini merasa kalau Gio seolah memuja atas diri dan tubuhnya. Membuat Sarah merasa terbang tinggi.
Tapi Sarah berusaha menahan rasa bahagia itu. Sarah takut jika dirinya akan jatuh jika terbang terlalu tinggi. Sarah ingat, tugasnya hanya untuk melahirkan seorang anak bagi Gio, tidak lebih. Setelah anak itu lahir, Sarah otomatis harus pergi dari kehidupan Gio.

"Kenapa diam?" pertanyaan dari Gio membuyarkan lamunan Sarah.

"Aku mau pergi keluar, kenapa? Tidak boleh?" tanya Sarah berusaha tetap bersikap judes.

Gio menatap intens Sarah,membuat jantung Sarah berdebar. "Tetap di rumah."

Sarah ingin protes atas kalimat perintah yang Gio lontarkan, tapi Gio sudah kembali berbicara. "Atau aku akan membuat kamu tidak bisa berjalan."

Entah kenapa, kalimat ancaman itu malah membuat pipi Sarah merona. Padahal jika Sarah pikir lagi, kalimat ancaman itu bisa saja artinya Gio akan merantai kaki Sarah, atau memotong Sarah, tapi entah kenapa Sarah malah berpikir menjurus ke arah yang berbau mesum.

"Ya, tepat seperti yang kamu pikirkan, aku akan membuat kamu tidak bisa berjalan dengan cara itu," ujar Gio yang seolah tau dengan apa yang tengah Sarah pikirkan saat itu.

Pipi Sarah makin merona karena perkataan Gio.

"Memangnya apa yang aku pikirkan, jangan sok tau!" ujar Sarah kesal, untuk menutupi rasa gugupnya.

Gio tersenyum tipis. "Bahkan setiap lekuk tubuhmu, aku sudah tau sayang, jadi untuk menebak apa yang ada dipikiranmu itu pekerjaan yang mudah."

Kalah telak, jika wajah Sarah adalah buah, maka Sarah yakin wajahnya akan seperti apel merah akibat perkataan Gio. Sarah kehilangan kata-kata karena salah tingkah.

Gio tersenyum penuh kemenangan. "Jadi tetap di rumah, hentikan sikap penggodamu itu, jangan pernah menggoda pria lain lagi, satu-satunya pria yang boleh kamu goda hanya aku."

Sarah ingin protes, tapi Sarah khawatir Gio akan membuatnya mati kutu tanpa perlawanan.

"Ck! Kalian manis sekali," puji Lita yang sedari tadi hanya menjadi penonton.

Sontak Gio dan Sarah menoleh ke arah Lita. Sarah makin salah tingkah karena baru sadar kalau mertuanya masih ada di sana. Pastinya mendengarkan semua pembicaraan mereka tadi.

Cinta 5 MiliyarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang