Part 16

28.5K 498 19
                                    

Devan Meremas rambutnya kasar, ia menatap lirih pada tubuh velo yang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang.

"Vel, aku harus bagaimana.." Lirih devan Dengan sekujur tubuh yang teramat sangat sakit.

Ia Menutup kedua matanya erat menahan rasa panas yang sangat membakar di tubuh nya, Ia tidak mungkin melakukannya pada velo, meskipun dorongan hasrat yang begitu kuat dalam tubuhnya semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh velo.

Devan yakin Velo akan membencinya jika ia melakukan itu.

Ia Duduk di sisi Ranjang di sebelah velo dengan nafas memburu kasar, jantungnya bergemuruh dan tubuhnya pun mengigil dingin melihat tubuh velo meskipun dalam keadaan tak sadarkan diri.

Devan mengepalkan kedua tangan nya dengan rahang yang mengerat dengan sempurna. tangan nya dengan perlahan tapi pasti mulai mendekati wajah velo, dan berakhir mengusap lembut pipi gadis yang ia cintai itu.

Tidak.  Devan langsung menarik lagi tangannya cepat dan berdiri meremas wajahnya dengan kasar.

-----------------------

"Siapa Kamu..." Tanya velo Yang baru tersadar dari pingsan nya. Ia memegang kepalanya yang masih terasa pusing dan menatap punggung laki-laki yang berdiri di hadapan nya dengan tajam.

Ia Mengerutkan keningnya saat melihat devan lah yang berdiri memunggunginya tadi.

"Devan..." Ucap Velo. "Kamu ko bisa berada di sini..." Lanjut velo setelah duduk di atas kasur.

Devan Menahan nafasnya dengan tangan terkepal erat. ia laki-laki biasa, Saat tubuhnya normal, mungkin ia tidak akan melakukan hal pemaksaan apapun lagi pada velo terutama pada tubuh gadisnya. tapi sekarang tubuhnya bertolak belakang dengan akal sehat nya. Ia tidak bisa lagi untuk menahannya terlalu lama.

Percayalah. devan rasa nya saat ini hampir mati karna tersiksa.

"Vel, Mungkin kamu akan membenciku. tapi aku mohon mengertilah, ini semua bukan kehendakku...." Ucap devan serak, dan berjalan mendekat ke arah velo.

"Maksud kamu..." Tanya velo Sedikit mulai waspada pada devan saat laki-laki itu sudah duduk di sisi ranjang.

"Nita Memberikan obat perangsang pada tubuhku untuk menjebak kita berdua, dan demi tuhan. aku sudah mati-matian untuk menahan nya, tapi aku menyerah velo, aku tidak bisa." Lirih devan dengan nafas yang memburu kasar.

Velo Tertegun. Nafas nya tercekak dan ia menggelengkan kepalanya. "Tidak, Tidak mungkin devan...." Seru Velo khawatir.

Ia beranjak dari kasur dan hendak turun Tapi tubuhnya di banting kembali ke atas kasur dengan kasar.

"Arghh... lepas devan...." Sentak velo Mencoba mendorong tubuh devan dari atas tubuhnya.

Devan Mengurung kedua tangan Velo dan menindih tubuhnya dengan tubuh dirinya.  "Maafkan aku vel, Aku tidak kuat lagi untuk menahan nya." Seru devan dan langsung melumat kasar bibir velo.

Velo Menggelengkan kepalanya kuat menghindari ciuman devan dan Mencengkram erat tangan devan di tangan nya.

"Lep...as.. "

Devan Melumat bibir Velo yang terkatup dengan sempurna, ia menekan payudara velo dengan sikunya lembut sehingga bibir velo terbuka dan ia langsung memasukan lidah nya dan menelusuri rongga mulut velo yang sangat manis di mulutnya dengan liar.

"Hmphh.. "Velo Terus Memberontak sekuat tenaga meskipun tubuhnya terkurung dengan kuat, ia berusaha kuat menendang tubuh devan dengan kakinya dan tetap menggeleng-gelengkan kepalanya menghindari ciumannya.

Dengan sisa tenaga nya, Velo melepaskan tangannya dan mendorong kuat tubuh besar devan sehingga devan jatuh terduduk di atas kasur. ia bernafas dengan terengah-engah dan menatap sendu kearah devan.

"Aku mohon dev jangan, Kamu sudah berjanji padaku." Ucap velo menaikan selimut menutupi tubuhnya. Air matanya sudah menetes sedari tadi.

Devan meremas rambutnya kasar. ia menatap velo dengan wajah merah padam menahan hasratnya.

"Demi tuhan velo, aku sudah mati-matian menahan nya, tapi aku tidak kuat vel, aku tidak bisa." Seru devan dengan nafas tercekak.

"Jika aku tidak mengeluarkan nya dan melakukan nya padamu, aku bisa saja mati velo. "Tambah devan Meremas wajahnya dengan gigi yang menggertak keras.

Velo Terisak. Ia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa, Aku tidak bisa devan.." Lirih velo terisak.

Devan Menatap tajam pada velo,"Kalo begitu aku terpaksa kasar padamu vel. maaf.." Ucap devan, ia langsung membuang selimut dengan kasar Dan menarik kaki velo untuk kembali terbaring di atas ranjang.

"Jangan devann......" Jerit velo kencang saat devan merobek dress nya dan membuangnya ke atas lantai saat dressnya di buka paksa oleh devan.

Devan pun melakukan hal yang sama pada tubuhnya sendiri, ia membuka semua pakaian nya dan membuangnya ke atas lantai dengan terburu dengan satu tangan masih menahan tubuh velo di bawah.

Devan mengunci semua serangan velo, dengan satu tangannya, devan menahan kembali kedua tangan velo di atas kepala gadis itu. dan membelitkan kaki velo di kakinya.
ia menurunkan celana dalam velo sekali sentakan dan membuangnya tidak peduli entah kemana.

Satu tangan nya lagi menahan kepala velo dan melumat bibirnya kasar dan rakus. Ia menghisap kuat dengan gairah yang bergejolak di dalam tubuhnya.

Velo Terisak dengan kencang saat tubuh telanjangnya merasakan tubuh telanjang devan. ia menggelengkan kepalanya dengan kuat meskipun susah.

Devan terus mencumbu velo dan membelainya dimana saja saat tangan nya mampu meraba. Sekujur tubuh nya terasa perih karena ia menahan dirinya dari tadi.

Bisa seintim ini dengan gadis yang yang amat ia cintai rasanya teramat sangat luar biasa. akumulasi gejolak yang di tahan nya selama ini terhadap perempuan lain terutama pada velo selama ini membuatnya hilang akal.

Devan tau ini salah, apa yang ia lakukan malah akan membuat velo membencinya. tapi ia juga tidak bisa lebih lama lagi menahan nya.

Devan Terus mencium bibir Velo dengan lumatan yang mulai melembut, Meskipun tidak ada balasan tapi ia menikmatinya. dan kenikmatan yang devan rasakan sangat luar biasa meskipun sedikit membuat dadanya sesak karna melihat air mata velo yang terus mengalir.

--------------------

Velo membenci dirinya sendiri saat ini, seandainya saja ia tidak Mengikuti ajakan nita dan tetap berdiam diri di dalam apartemen bersama azka. ini semua mungkin tidak akan pernah terjadi dan ia mungkin tidak harus mengalami hal ini.

Velo meremas Sprei erat saat devan Menyatukan tubuh mereka. Velo menitihkan airmatanya dan menggigit bibirnya kuat menahan desahan menjijikan nya untuk keluar.

Nita, Aku tidak menyangka kamu akan sekeji ini padaku. lirih velo.

Azka .... Maafkan aku .....



********************





enibahri
31-10-19.

affairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang