tigabelas

8.8K 880 13
                                    

Udara kecanggungan kembali terasa, ini sudah tigapuluh menit sejak mereka pertama bertemu di bandara hingga perjalanan menuju rumah Taehyung, tapi tidak satu kalimatpun terucap selain ketika Taehyung menawarkan diri untuk membantu membawakan kopernya ke mobil.

Tidak ada adegan saling menanyakan kabar, apalagi sebuah pelukan rindu yang biasa dilakukan pasangan lain yang terpisah lama.

Pasangan? Ah...bahkan tidak ada yang tahu bagaimana sebenarnya hubungan mereka berjalan saat ini.

Taehyung diam dan tampak kaku, mengusahakan pandangannya fokus ke jalanan yang cukup ramai di jam istirahat kerja itu.

“aku akan menikah Tae...”

Kalimat itu barusaja menyesap dalam senyap, membuat kaki kiri Taehyung sontak refleks menginjak rem.

“Yaa! Kim Taehyung, apa yang kau lakukan??” bentak Ha Neul yang barusaja hampir terkena serangan jantung akibat ulah Taehyung yang berhenti mendadak di tengah jalan raya dan hampir mengakibatkan kecelakaan beruntun di belakang mereka.

Banyak aksi protes yang disampaikan dengan bunyi klakson yang bertubi dari para pengemudi lain yang juga memiliki hak menggunakan jalan raya milik bersama itu.

Perempuan 30 tahun itu menghela nafas sambil mengelus dada mencoba menenangkan jantungnya yang baru saja terasa seperti tersengat.

“seharusnya aku yang bertanya, apa yang barusaja kau lakukan?”
ucap Taehyung menyerang balik. “hahh...” Taehyung menghela singkat tidak percaya.
“apa itu hal pertama yang ingin kau katakan setelah dua tahun tidak bertemu denganku?”

“Tae...”

“Byul-ah...” Taehyung menjangkau tangan perempuan yang dipanggilnya dengan sebutan Byul itu lalu menatap dalam tepat di kedua manik gelapnya, “aku menunggumu, aku menunggumu selama dua tahun ini meski aku tidak pernah tahu kapan kau akan kembali. Tidak bisakah kau-"

“Tapi kita sudah berakhir Tae, bukannya aku sudah memintamu untuk melupakan semuanya? Kita tidak lagi bisa bersama Tae, aku tidak mencintaimu, kau itu teman baikku Tae, kau-“

“Tidak Byul, aku bukan temanmu, aku-“

Ha Neul menyentak Tangannya dari genggaman Taehyung.
“Hentikan Taehyung-ah, aku muak mendengarnya, aku muak mendengar pernyataan cintamu dan aku muak harus menolaknya setiap kali kau mengatakan itu, dan juga-, berhentilah memanggilku dengan nama itu lagi. Aku tidak menyukainya.”

Taehyung merasakan hatinya hancur berkeping, ia tidak percaya ini yang pertama kali akan ia dengar di pertemuan pertama nya dengan perempuan itu, dan juga... Taehyung tidak percaya ini pertama kalinya Ha Neul  mengatakan bahwa ia membenci panggilan itu.
Byul, panggilan khusus hanya dari Taehyung untuk perempuan istimewanya itu.

Taehyung tidak percaya, tidak percaya kalau penantiannya dibalas semenyakitkan ini.

Taehyung menghela nafas berat, sedikit tersendat karena saluran pernafasannya terasa tersumbat, bahkan  saat ini Taehyung merasa seakan udarapun tak sudi untuk dihirup olehnya.

Ia mengusap wajahnya frustasi, matanya tampak jelas mulai lembab dan memerah namun masih berusaha sekeras mungkin agar tetesan peluh matanya itu tidak keluar sekarang.

“lalu kenapa kau memintaku untuk menjemputmu?” Taehyung masih berusaha untuk tidak bicara dengan emosi.
"Kenapa aku?"

“aku ingin mengambil beberapa barang-barangku yang tertinggal di rumahmu Tae, dan setelah itu akan akan kembali ke Seoul, aku harus segera mempersiapkan pernikahanku, Tae...maafkan aku” Ucap Ha Neul tulus penuh rasa bersalah, meski ia tak lagi punya perasaan yang sama seperti yang dulu pernah ia miliki untuk Taehyung, tapi perempuan itu tahu betul bahwa Taehyung masih sangat mencintainya.

Terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa ini bukan hal mudah untuk dia lakukan, menyakiti perasaan laki-laki tulus seperti Taehyung sebenarnya merupakan pilihan tersulit untuknya.

Kim Taehyung, laki-laki itu sudah ia keal lama sejak lima belas tahun lalu, lima belas tahun bukan waktu yang singkat untuk saling mengenal kehidupan satu sama lain.

Ha Neul tahu betul Taehyung tidak punya banyak orang disekitarnya, apalagi sejak memutuskan untuk meninggalkan rumah dan kedua orang tuanya setelah kepergian Kim Jae Kyung, Taehyung benar-benar menutup kehidupannya dari orang asing, terutama perempuan.

Kim Taehyung benar-benar tidak memiliki banyak orang disekelilingnya yang bisa ia andalkan, dan Ha Neul sangat tahu itu.
Ha Neul sangat tahu itu tapi tidak ada lagi yang bisa dia lakukan untuk Taehyung.
Dia dan Taehyung sekarang memiliki jalannya masing-masing.

”Maaf Taehyung-ah” ucapnya lirih kembali meminta maaf.

Kim Taehyung hanya menghela nafas tanpa bisa mengatakan apapun, ia merasa air matanya akan keluar jika ia bersuara sedikit saja.

Taehyung tidak ingin menangis, dia tidak ingin menangis di hadapan orang lain. Taehyung benci terlihat rapuh meski kenyataannya ia memang sudah benar-benar hancur.

Tanpa mengatakan apapun Taehyung kembali menginjak gas, melajukan mobilnya sesuai rute tujuan awal, yaitu rumahnya.

~

“Turunlah...” ucap Taehyung tanpa mematikan mesin mobil setelah sampai di halaman depan rumahnya

“tapi Tae-,”

“ambil semua barang-barangmu dan pergilah sebelum aku kembali besok pagi, pastikan aku tidak akan pernah melihatmu lagi.” Taehyung tampak berusaha tegas, meski jelas sekali terasa sulit baginya.
“ah, paswordnya masih ulang tahunmu, aku belum sempat menggantinya”

***

Malam itu Taehyung berjalan menyusuri trotoar dengan langkah seadanya setelah meninggalkan mobilnya yang tidak bersahabat. Mobil itu mogok di saat yang tidak tepat seolah ikut berduka akan keadaan tuannya yang barusaja dicampakkan oleh seorang perempuan.

Hari ini untuk yang pertama kalinya Taehyung membenci Alkohol.

Taehyung membenci alkohol karena seberapa banyakpun ia meneguk, minuman itu tidak akan bekerja untuknya.

Alkohol tidak mampu membuat Taehyung kehilangan kesadarannya.

Alkohol tidak mampu membuat Taehyung lupa akan rasa sakitnya barang sesaatpun.

Alkohol tidak mampu menepis memori menyakitkannya bahkan untuk beberapa detik saja, dan untuk pertama kalinya Taehyung benar-benar membenci itu.

Taehyung ingin membuang kesadarannya dan membuat kekacauan di saat mabuk seperti yang normal dilakukan banyak orang, tapi sial, dia tidak bisa melakukannya.

Laki-laki itu beberapa kali mengusap wajahnya frustasi, sebelum langkahnya terhenti tepat di depan salah satu toko di antara sekian banyak toko yang berjejer di sepanjang jalan itu.

Tidak jelas jenis toko apa itu, Taehyung tidak memperhatikannya, lebih tepatnya Taehyung tidak ingin memperhatikannya.
Kedua maniknya hanya tertuju kepada sebuah pajangan benda raksasa berbulu persis seperti yang pernah ia lihat di pusat perbelanjaan waktu itu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa benda itu akan kembali membawa ingatannya kepada Bong, gadis yang tanpa perasaan ia tinggalkan begitusaja di menara Seoul.

♡♡♡Ahjussi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


♡♡♡
Ahjussi...😣

TBC...
Vote, koment Juseyo 🙆💜

"Ahjussi!" || K T H✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang