empatpuluhempat

5.7K 567 31
                                    

Tn. Kim Na Myung yang tengah sibuk dengan berkas kerjanya dibuat terkejut oleh kedatangan seseorang yang barusaja di antar masuk oleh sang sekretaris.

"Min Suk-ah, kenapa tidak memberitahuku jika akan datang kesini?" Tukas Tn. Kim yang lantas berdiri menyambut kedatangan Park Min Suk yang merupakan teman sejawatnya, lalu mempersilahkannya duduk di sofa tamu.

"Hahha..apa kau lupa kalau aku juga memiliki sedikit saham disini, jadi aku bebas datang kapanpun bukan?"

Tn.Kim balas terkekeh "tentusaja, tapi maksudku jika kau ingin menemuiku setidaknya telfon aku dan kita bisa bicara sambil menikmati makan siang diluar"

"Aku hanya ingin melihat-lihat perusahaan, aku bertanya-tanya bagaimana jadinya setelah kepergian ketua Song. Ah...Na Myung-ah, " Tn. Park sedikit menarik tubuhnya maju, seperti hendak melakukan pembicaraan serius. "Aku dengar Nona. Song meminta pengacara ketua untuk mengurus kembali perpindahan saham nya"

"Ne, maksudmu? Bukankah saham itu sekarang-"

"Ah...jadi kau benar-benar belum mendengarnya ya," Tn.Park kembali bergerak sedikit lebih dekat.  "Aku juga mendengar kalau mereka membatalkan pernikahan, dan bukankah itu berarti semua saham milik ketua kembali ketangan nona Song. Ah...apa jadinya perusahaan jika gadis yang tidak tahu apa-apa itu yang mengambil alih"

"Tapi kau dapat informasi darimana?" Tn.Kim mengernyit heran, jelas saja, ia sebagai keluarga terdekat tidak tahu apa-apa tentang berita ini.

"Eeiihh...pengacara ketua itu adalah teman dekatku, dan kebetulan kami barusaja bertemu pagi ini dan dia menceritakan semuanya padaku."

"Ahhh...." Tn.Kim mengangguk paham, lalu tanpa membuang waktu lagi ia segera memanggil sang sekretaris dan memintanya untuk mengurus pertemuan darurat para pemilik saham dalam waktu singkat ini.

***

"tentang ibuku, Orang seperti apa dia dimata ahjussi?"
Pertanyaan itu sukses membuat atensi sekretaris Yoo yang tengah menyetir beralih ke spion depan. Menyaksikan wajah yang beberapa hari ini selalu tampak murung dari pantulan spion itu.

"Ah...samonim, beliau wanita yang sangat baik dan lembut juga menyayangi keluarganya" jawab sekretaris Yoo tanpa perlu berpikir panjang, karena memang begitulah sifat Ny. Park Yoo Jin yang ia kenal.

"Cciiihhh..." Song Ji Woo mencih sinis, lalu melempar pandangannya ke luar jendela, menyaksikan dedaunan gugur berserakan di tepi jalanan Seoul membuat suasana hatinya bertambah pilu. Menurutnya, ia saat ini sama sekali tidak berbeda dengan dedaunan musim gugur itu.
"Jika memang seperti itu, lalu kenapa dia tidak pernah datang menemuiku?" Lanjutnya masih dengan nada sakras.

Sekretaris Yoo. hanya bisa diam, tidak ingin mengeluarkan kalimat apapun karena takut akan membuat gadis ini semakin terluka. Laki-laki paruh baya itu tahu betul bagaimana rasa sesak yang sangat itu menyiksa Song Ji Woo saat ini.

~~

Begitu sampai di gedung perusahaan, Song Ji Woo langsung menuju ruang ketua yang saat ini resmi ditempati oleh Kim Tae Hyung.

Beruntung ruangan tersebut sedang kosong jadi ia bisa dengan leluasa masuk tanpa perlu khawatir akan bertemu dengan lelaki yang tengah berusaha untuk ia hindari itu.

"Jadi ini ruangan haraboji??" Tanya Ji Woo sembari terpaku pada sebuah foto berbingkai cokelat tua di salahsatu sisi dinding ruangan tersebut. Foto almarhum Song Ji Hwan yang dengan gagahnya memamerkan sebuah piagam penghargaan, dan tepat disampingnya terdapat foto sang putra kesayangan ketua dengan wajah yang benar-benar sangat mirip, hanya saja faktor usia yang membuat sepasang ayah dan anak itu tampak berbeda.

"Ahjussi!" || K T H✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang