tigapuluhsatu

6.8K 701 7
                                    

Me After You oleh Paul Kim mengalun merdu menyesap hawa senyap antara kedua insan itu.

Sementara Kim Taehyung memusatkan atensinya ke jalan raya, Song Ji Woo sempat melirik beberapa kali ke arah bangku kemudi, tampak ingin melemparkan beberapa pertanyaan namun ragu nyatanya lebih berat dari keberanian.

"Kenapa? Ada yang ingin dibicarakan?" Tanya Taehyung peka menyadari kegelisahan gadis di sampingnya itu.

Song Ji Woo menggeleng pelan sembari menghela berat, meski ia tahu jawaban itu tidak akan meyakinkan Taehyung kalau semuanya baik-baik saja.

Sekali lagi Kim Taehyung menoleh, membagi fokusnya dari jalanan padat yang tengah dilalui banyak orang di akhir pekan ini.
Perlahan telapak hangatnya menggenggam erat punggung tanga Ji Woo.
"Ada yang mengganggu pikiranmu? Atau ada yang ingin kau tanyakan?" Tukas Taehyung mengangkat satu alisnya sembari tersenyum.

Sesaat Ji Woo menatap raut tersenyum sang ahjussi sebelum kembali menggeleng yakin.
"Tidak, semuanya baik-baik saja" jawabnya yang kali ini diiringi dengan senyuman.

Tapi tidak.

Itu bukan yang sebenarnya.

Jujur saja saat ini ada begitu banyak hal yang ingin ia bicarakan maupun ia tanyakan kepada laki-laki itu.

Perihal identitas barunya yang mengerikan yang barusaja ia ketahui dari cerita singkat Kim Nam Joon, dan juga...

Perihal wanita itu tentusaja.

Wanita yang di klaim Taehyung sebagai teman dari kampung halaman yang sama.

Tidak,
Song Ji Woo tidak bodoh.

Melihat kembali bagaimana canggungnya mereka saat bertemu di acara perayaan ulang tahun perusahaan beberapa saat lalu meyakinkan Song Ji Woo bahwa mereka bukanlah sekedar teman biasa.

Siapa perempuan itu?

Bagaimana mereka saling mengenal?

dan...

...dan ada banyak lagi yang ia ingin tanyakan.
Tapi melihat senyum bahagia barusaja terpaku di wajah Taehyung membuat seribu pertanyaan itu lenyap tak berbekas.

Setidaknya bukan malam ini, ia tidak ingin merusak momen hangat ini hanya dengan beberapa pertanyaan dan cerita bodohnya.

Ya, lain kali saja.

"Aku keren kan?"

"Ne?"
Pertanyaan itu lantas saja membuat Ji Woo tersentak, lalu mengerut heran.

"Saat di panggung tadi, bukannya aku tampak keren? Aku lihat kau bahkan tidak bisa mengalihkan pandanganmu dariku. Dan orang-orang berbisik heboh begitu aku berdiri disana" sejenak Taehyung menjeda dengan helaan singkat.
"aku tahu, mereka pasti membicarakan seberapa tampannya pemimpin baru mereka" lanjut Taehyung dengan percaya diri, memamerkan seberapa gagah dan kerennya ia saat maju ke panggung, berdiri penuh wibawa di samping ketua Song Ju Hwan dan memperkenalkan dirinya sebagai presiden baru JB Group.

"O-oooh, tentusaja. Ahjussi memang selalu keren"

"Eeiihh...jangan berlebihan, itu bahkan belum seberapa, kedepannya aku akan memperlihatkan padamu seberapa kerennya aku. Bersiap saja untuk terpesona padaku setiap hari."

"Aaiishh...berlebihan sekali"
Desih Ji Woo spontan mendengar ocehan yang terdengar sangat angkuh itu.

"Mwo?? Aiisshhh?? A-apa kau barusaja meremehkanku? Yaa!"

"a-anieyo...aku-, ahjussi memang sangat keren" dengan terburu-buru song Ji Woo mengacungkan kedua ibu jarinya, isyarat nilai sempurna untuk sang ahjussi. "Aku benar-benar tidak sabar melihat seberapa kerennya ahjussi untuk kedepannya"

"Benarkah? Kalau begitu akan aku pastikan tuan putri tidak akan kecewa" Taehyung menutup dengan bibir kotaknya, begitupun Song Ji Woo, gadis itu tersenyum lepas tidak sabar menantikan hari berikutnya dan melihat hal keren apa yang akan ditunjukkan Taehyung padanya, meski ia menyadari, Kim Taehyung tidak pernah gagal untuk terlihat keren dimatanya.

Ahjussi memang sangat keren. Tentusaja itu adalah sebuah kejujuran.

Beberapa saat mereka saling membalas senyuman, saling menggoda bahkan hingga satu dua kekehan mulai terdengar.

Kim Taehyung menghela ringan lalu mempererat genggamannya di punggung tangan gadis itu.
"Apapun itu, mulai hari ini tetaplah disampingku apapun yang terjadi, mengerti?"

"Bolehkah?"

"Tentusaja, aku ada disini untukmu" Song Ji Woo merasakan genggaman itu semakin mengerat dan terasa semakin hangat di setiap kalimat yang Taehyung lontarkan.
"Jadi panggil aku kapanpun kau butuh, datang dan bicarakan apapun yang kau inginkan, tanyakan apapun dan yang terpenting, jangan sembunyikan apapun dariku. Hhhmmm??" Lanjutnya sembari memandang raut sendu yang tampak anggun di balik polesan make up tipis itu.

Satu anggukan setuju dari Song Ji Woo membuat Taehyung meyakinkan dirinya bahwa sejak detik ini dia memiliki tanggung jawab penuh atas hidup gadis di hadapannya itu.

'Apapun yang terjadi, aku akan melindungimu.'

***

Ny. Song He Kyung diikuti suaminya
Tn. Kim Na Myung menerobos masuk begitu bibi Han membuka pintu utama.

Tampak tengah menahan kekesalan, Ny. Song langsung menuju ke ruang kerja yang biasa di gunakan ketua Song untuk menghabiskan waktunya.

"Maaf nyonya, tapi ketua sedang istirahat. Anda tidak bisa-"
Persetan dengan hadangan dari srkretaris Yoo, Ny. Song bersikeras untuk masuk dan bertemu dengan sang ayah.

"ABOJI!!"
Gebrakan pintu itu terdengar seperti sebuah pemberontakan, yang lantas saja membuat ketua Song yang tengah duduk bernostalgia dengan beberapa foto lama itu terkejut.
"Apa aboji benar-benar akan melakukan ini? Tidak, maksudku apa aboji tidak menganggap keberadaanku lagi?"
Ny. Song meluapkan emosinya dengan suara yang menekan naik.

"Apa maksudmu? Dan juga siapa yang mengizinkan kalian masuk?"

"Aku tidak ingin basa basi, sekarang katakan saja. Kenapa aboji melakukannya? Kenapa menunjuk orang lain sebagai penggantimu sedangkan kau masih memiliki aku, suamiku bahkan anak-anakku yang lebih pantas?"
Ah, rupanya ini memang sebuah aksi protes atas pengumuman mendadak yang disampaikan ketua Song di akhir pidatonya tadi malam.

"Kau-," wajah murka ketua Song mencuat tatkala putrinya itu dirasa mulai hilang kendali.

"Apa aku bukan putri Aboji? "KATAKAN!! APA AKU BUKAN BAGIAN KELUARGA INI? kau selalu menomorduakanku sejak masih kecil. Aku bersabar tapi sepertinya itu tidak berubah bahkan setelah putramu itu tiada. Aku tidak tampak seperti putrimu, aku hanya-"

"ITU BENAR!! KAU ITU BUKAN PUTRIKU, KAU BUKAN DARAH DAGINGKU!"

Siapa yang tidak akan terkejut mendengar pernyataan yang bahkan tidak pernah dibayangkan itu terlontar.

Entah itu hanya sebuah bentuk dari emosi sesaat, atau memang itulah kenyataannya.



"Ahjussi!" || K T H✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang