enampuluhenam

4.9K 457 18
                                    

Taehyung melangkah masuk dengan sedikit gontai begitu bibi Han membukakan pintu untuknya, melirik ke arah jam dinding lalu menghembus dengan sedikit penyesalan.

Ah...malam ini dia pulang agak kemalaman lagi, ya... meski tidak begitu larut.

Setelah pertemuannya dengan klien tadi siang berakhir dan mengisi perutnya dengan beberapa potongan daging panggang, Taehyung memenuhi janji temunya dengan Jimin untuk membahas kasus yang tengah mereka geluti saat ini. Ah...tentusaja tidak hanya berdua melainkan dengan terpaksa melibatkan otak cerdas dan jiwa pemanipulasi dari seorang Jeon Jungkook.

Persidangan akan berlangsung minggu depan, dan Ini adalah kesempatan terakhir dan satu-satunya agar bisa memberi hukuman setimpal kepada iblis yang sudah merenggut hidup seseorang darinya maupun sang istri, Song Ji Woo.

Kim Taehyung ingin sebuah perencanaan yang matang dan tanpa kegagalan. Dan karena itu ia harus kembali merelakan waktu dan sedikit rasa kecewa dari sang istri.

'Tenang saja Hyung, Aku memiliki beberapa kenalan disana dan aku bisa meminta mereka melakukan semuanya untuk kita, asal kau bersedia mengeluarkan lebih banyak uang'

Setidaknya Taehyung bisa sedikit bernafas lega saat Jungkook meyakinkannya dengan sebuah rencana.

Dan uang? Tentusaja itu bukan masalah besar bagi seorang Kim Taehyung yang saat ini memegang penuh tampuk kuasa di JB Group, sebuah perusahaan IT terkemuka di Korea Selatan dan bahkan sudah merambah pasar dunia.

Kalian tidak tahu seberapa besar JB Group bukan?
Benar, Kalian tidak akan pernah tahu jika hanya melihat dari gaya hidup sang Putri si penguasa sebenarnya yang begitu amat sederhana.

"aku pulang..."
Seperti biasa Taehyung menyeru saat melangkah memasuki kamarnya, namun kali ini sesuatu terasa berbeda. Nadanya terdengar lesu dan juga tidak ada sambutan hangat seperti biasanya.

Sang Istri yang entah benar-benar sudah terlelap atau tidak pun hanya terus membatu di ranjang dan enggan untuk sekedar menampakkan wajahnya.

Taehyung memaklumi, lelaki itu kemudian menggantung Jasnya lalu mendekat ke arah Ranjang sembari meregangkan kerah dasinya.
"aku bawakan ice cream, mau makan?" tawarnya sambil mengusap-usap lembut surai Ji Woo yang masih setia bungkam dan hanya membiarkan Taehyung menatap punggungnya.
"Ji Woo-ya, aku..."
Terdengar suara helaan di seisi kamar, Taehyung tengadah guna menahan peluh dari matanya turun.
"akhir-akhir ini begitu sulit untukku, jadi-"
Taehyung menelan salivanya yang terasa seolah menggumpal, bahkan begitu sulit untuk menelan.
"bisakah kau memelukku dengan erat? Aku sangat membutuhkannya sekarang Ji Woo-ya"

Dua detik, tiga detik, bahkan lima detik pun berlalu. Hening menguasa hingga pada akhirnya sosok di balik selimut tersebut bangkit, duduk menampakkan wajahnya kepada sang pemilik yang sesungguhnya.
Ji Woo merentangkan kedua tangannya yang mengisyaratkan agar Taehyung segera menghampir.

Dan tak butuh waktu lama, kini Taehyung sudah berada dalam pelukan hangat sang istri, mengusap-usapkan dagunya ke bahu Ji Woo beberapa kali sebelum akhirnya menemukan posisi nyaman di ceruk leher wanitanya itu.
Juga seperti yang Taehyung pinta, Ji Woo memeluknya dengan sangat erat, sangat!

"Kau kecewa karena aku begitu sibuk dan mengabaikanmu akhir-akhir ini bukan?"
Taehyung merasakan sebuah gelengan di kuduk kanannya sebelum akhirnya Ji Woo beranjak melepas pelukannya dari Taehyung.

"aku lebih mengkhawatirkan ahjussi daripada hanya sekedar cemburu karena ahjussi menghabiskan banyak waktu diluar, dan juga-"
Ji Woo menjangkau jari-jari kaku Taehyung yang terasa dingin, lalu membalutnya dengan kehangatan.
"aku dengar ahjussi masih mencari tahu tentang kasus-kasus itu-,"

"Ahjussi!" || K T H✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang