BAB 11

3.8K 269 4
                                    

Mantan kekasih Evan? Aku agak sulit mempercayainya. Aku bertemu mantan kekasih Evan? Dan dia begitu terlihat sempurna. Ya ampun, dia persis boneka chukky, eh, maksudnya barbie. Cantik sekali! Bahkan aku merasa menjadi yang terjelek kalau harus berdiri dengannya.

"Pantas saja aku seperti pernah melihatnya."

"Ya, saat putus kan beritanya gempar."

"Kulitnya eksotis." pujiku.

"Dia juga pintar. Aku dengar dia sudah mendapatkan gelar magisternya di Oxford dan tesisnya mendapat penghargaan apa begitu, aku lupa."

"Oh ya?" aku takjub.

Jane mengangguk dan melahap sisa ice cream.

"Istimewa. Sepintar itukah dia?"

"Pintar dan berkelas. Ah, sudahlah jangan membahas wanita itu. Membuatku semakin inferior saja." keluh Jane.

"Siapa namanya?"

"Olivia."

"Oliver?"

"Olivia."

"Haha," aku terbahak.

"Hei, perempuanku!" seru Oliver dengan kacamata hitamnya. Wajahnya tampak berbinar-binar. Senyumnya merekah cerah, aku yakin besok matahari tidak ingin muncul karena merasa terkalahkan oleh kecerahan senyum Oliver.

"Aku punya kabar baik dan menarik untukku." katanya seraya duduk di samping Jane.

"Untukmu? Hahaha." Jane terbahak.

"Ya, untukku. Begini, seminggu lagi ada sepasang suami istri yang akan datang ke rumahku. Mereka menyukai lukisanku yang aku jual via website. Mereka orang kaya raya dan berniat melihat langsung lukisanku sebelum transaksi."

"Lalu?" tanyaku.

"Kalian tahu kan, kalau rumahku itu tidak ada orang. Mum dan Dad sibuk di toko mereka dan aku anak tunggal. Aku takut suami istri ini tidak percaya pada lukisanku dan—" oliver menurunkan kacamatanya sedikit. "padaku." Dia kembali menaikkan kacamatanya. "Wajahku tidak meyakinkan sebagai seorang seniman. Jadi kalian harus ada di rumahku minggu depan. Tugas kalian adalah menyediakan makanan dan minuman untuk Mr. Sanders dan Mrs. Sanders. Dan kita harus berlatih meyakinkan." jelasnya panjang lebar, namun aku masih sulit mencerna maksudnya.

"Aku tidak mengerti maksudmu." Jane berkata polos.

"Intinya, kalian akan menjamu dan berbasa-basi dengan Mr Sanders dan Mrs. Sanders. Kalian mengobrol dengan mereka dan mengambil topik tentangku dan tentang lukisanku. Kalau transaksi ini berhasil kalian akan mendapat jatah masing-masing 20%. Paham?"

Jane mengangguk cepat. "Tentu."

"Soal uang kita cepat mengerti, Oliver." Aku menimpali.

Dan kami tertawa secara bersamaan.

Mantan kekasih Evan itu muncul di depanku. Dia melangkah dengan percaya diri. Wanita cantik, pintar dan memesona. Sempurna. Oliver tampak terkagum-kagum padanya.

"Ouh, cantik sekali."

"Mantan kekasih Evan." Jane memberitahu.

"Aku tahu."

"Kau tertarik padanya pada saat pertama kali melihatnya?" tanyaku penasaran.

"Ya, aku jatuh cinta padanya. Dia cantik sekali. Evan rugi putus dengannya."

"Evan akan menikah denganku, Oliver."

"Ya, kau cantik, Gigi. Tapi dia lebih cantik." ujarnya jujur.

Aku mendengus kesal. Kalau Oliver saja jatuh cinta pada pandangan pertama mungkin Evan juga jatuh cinta pada Olivia pada pandangan pertama.

***

Aku pulang ke rumah dan mendapati Morgan bermesraan dengan Rose. Kemesraan mereka menghancurkan moodku. Aku berjalan cepat dan berpura-pura tidak melihat mereka.

"Gigi, tadi Evan menelponku dan menanyakanmu." kata Morgan, aku berhenti sesaat.

"Oh." Hanya kata 'oh' yang meluncur dari kedua daun bibirku.

"Katanya terima kasih untuk tadi malam." kata Morgan lagi. Dan aku berpikir.

Terima kasih untuk tadi malam? Rasa-rasanya aku dan Evan tidak melakukan apa pun kecuali makan. Aku mengabaikan Morgan dan melangkah masuk ke kamarku. Dan lagi-lagi aku teringat buku usang milik nenek. Aku bingung kapan aku akan memberitahu Morgan kalau Rose terus-terusan menempel pada Morgan?

***

Married With The Bad Actor (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang