Chris bukanlah pria gampangan yang mudah jatuh cinta pada seorang wanita dan mengajak tidur wanita mana saja. Dia memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Sebagai seorang CEO dalam perusahaan keluarga angkatnya, Chris selalu berhasil dalam setap proyek. Evans pernah berkata bahwa perusahaan ini akan menjadi perusahaannya, dan Chris masih diperbolehkan menjadi CEO. Namun, Chris menolak. Dia akan mundur karena tahu kalau Evan menginginkan haknya sebagai pewaris tunggal yang sebenarnya. Chris sadar dia adalah seorang anak angkat dari keluar Evan.
Chris menyukai teh. Setiap pagi dia selalu minum teh karena baginya menyesap teh di pagi hari menenangkan dan memberikan semangat dalam hidupnya yang hambar. Ya, dibalik semua pencapaiannya dia merasa hambar, terjebak dan tak bisa menentukan arah hidupnya. Dia hanya bekerja dan bekerja tanpa mengenal lelah. Itu karena dia sangat menyayangi keluarga angkatnya terkhusus kakek. Pria yang menyuruh cucu-cucunya segera menikah agar mendapatkan harta warisannya.
"Chris, apa kau sudah menemukan calon istrimu? Evan sudah menemukan calon istrinya, katanya dia penulis, kau kapan?" tanya kakek di suatu sore.
"Kakek, biarkan Evan menikah duluan. Dia berhak mendapatkan semua kekayaan Kakek. Aku senang dia menikah dengan penulis karena penulis biasanya kritis dan mungkin bisa mengimbangi dan mengerti akan karakter Evan yang arogan."
"Ayolah, Chris, kau lebih matang dari Evan. Anak itu sebenarnya selalu iri padamu. Dia tak pernah tahu kalau kau menyayanginya seperti kau menyayangi adiknya sendiri."
Chris tersenyum hingga lesung pipinya tampak. Matanya yang hijau cerah menatap kakek yang termangu ironi membayangkan betapa Evan tidak menyukai Chris dan takut kekayaan keluarganya jatuh pada Chris.
"Evan mungkin lupa bahwa kau-lah yang menolongnya saat dia terjatuh di kebun binatang dan nyaris di makan ular python yang lepas." ujar kakek mengenang masa kecil Chris dan Evan.
"Sudahlah, Kek. Biarkan Evan membenciku. Dia hanya takut orang-orang yang dia sayangi lebih menyayangiku."
Kakek terbahak. "Semoga suatu saat nanti dia sadar." Harapnya.
Chris tersenyum mengenang perbincangan di sore itu. Ya, seharusnya Evan sadar kalau Chris sangat menyayangi dirinya. Permasalahannya Evan hanya takut Chris mengendalikan keluarganya dan mengambil orang-orang yang menyayanginya.
Chris membuka ponselnya dan membuka menu galery untuk melihat foto kekasihnya yang sudah meninggal. Laura. Wanita manis berwajah oval. Laura meninggal karena kecelakaan ketika dia hendak menemui Chris di Oxford dalam rangka menuntaskan gelar magisternya. Laura, wanita yang tak pernah tergantikan di hati Chris. Dia memiliki sifat keibuan, sabar dan tidak banyak menuntut. Jarang ada wanita semacam Laura. Hingga sekarang, Chris memilih menyendiri karena cintanya yang begitu kuat pada Laura.
"Tak apa kalau kau memilih menyelesaikan gelar magistermu, asal kau tidak lupa aku, Chris." ucap Laura sebelum Chris pergi ke Oxford di awal musim semi.
"Aku tidak akan lupa padamu, Sayang." Chris menyentuh kedua pipi Luara.
"Jangan menghilang, Chris. Jangan pergi dariku terlalu lama. Aku mencintaimu."
Chris memeluk Laura lama. Sangat lama. Dan berharap dia bisa secepatnya menyelesaikan gelar magisternya agar dia bisa menikahi Laura. Wanitanya.
Beberapa bulan setelahnya, Laura menyusul Chris ke Oxford dan dari situlah semua berakhir. Chris membenci dirinya karena membiarkan Laura menyusulnya. Harusnya dia yang pergi ke London. Dan sampai sekarang penyesalan itu masih ada. Meskipun sudah tiga tahun berlalu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Bad Actor (21+)
RomanceAdult Romance ❤ Romance comedy ❤ Gigi merasa sial ketika ia harus dijadikan alat untuk membayari hutang kakaknya--Morgan pada Evan yang notabene terkenal dengan label Bad Actor. Evan mengira Gigi adalah fans fanatiknya ketika Gigi berhasil masuk ke...