Aku menguap lebar dengan masih mengenakan dress tidur selutut. Berjalan sambil makan biskuit kesukaanku. Melewati Morgan dan Rose yang tertidur di bawah sofa. Aku melihat Rose tidur menganga.
"Menggelikan." Gumamku.
Aku masuk ke toilet. Duduk di closet masih dengan menikmati biskuit favoritku. Malam itu, malam ketika aku pulang diantar Evan. Aku melihat Jane, Oliver, Rose dan Morgan berpesta ria. Isi rumah berantakan dan mereka mabuk parah. Karena teriakanku, Evan datang dan bertanya ada apa. Aku langsung menunjuk ke arah Jane, Oliver, Rose dan Morgan yang tertidur. Ada banyak muntahan dan itu menjijikan.
"Baru juga ditinggal dua jam mereka sudah mabuk parah." Gerutuku mengingat malam itu.
Dan yang paling tidak bisa aku lupakan adalah kecupan lembut Evan di pipiku. Kecupan itu masih membekas. Menyisakan sesuatu yang hangat di pipiku. Oke, aku tahu aku sudah lama tidak berpacaran karena asyik dengan dunia sendiri. Tapi, sejujurnya hanya kecupan Evan yang begitu memberikan sensasi yang berbeda dibandingkan dengan pria lainnya. Kecupan kecil itu memberikan sensasi yang harum, manis dan enak.
"Cepat, Gigi! Aku ada interview hari ini!" suara Morgan membuat sensasi kecupan Evan lenyap.
Ah, orang ini selalu saja menggangguku kalau aku di toilet.
"Iyaaa!"
Setelah aku puas membuang semuanya ke closet, aku keluar dan mendapati Morgan dengan wajah yang—menyeramkan. Wajah khas bangun tidur sekaligus wajah khas orang mabuk. Dia agak sempoyongan saat masuk ke kamar mandi. Mungkin masih pusing.
Jane dan Oliver tidur di kamarku. Mereka berpindah tempat dari ruang tamu ke kamarku tepat saat membangunkan mereka. Agak susah memang membangunkan orang mabuk. Ketika mata mereka terbuka, Jane dan Oliver malah menatapku heran dan menunjuk seraya bertanya, "Siapa kau?" Namun, berkat Evan mereka sadar kalau aku adalah Gigi teman mereka. Lucu dan konyol, memang.
Jane dan Oliver sadar kalau mereka tertidur bersama nenek sihir super jahat. Rose. Akhirnya mereka pindah ke kamarku. Dan aku yang memilih tidur di kamar Morgan. Tidak mungkin aku tidur dengan dua orang yang sedang mabuk. Bau alkohol tentu saja sangat mengganggu indera penciumanku.
Ponselku berdering. Evan.
"Ya," sahutku seadanya.
"Bagaimana kabarmu pagi ini?"
"Emm, baik."
"Mereka sudah bangun?"
"Siapa?"
"Yang tidur di lantai dengan botol dan gelas berserakan."
"Oh, sudah. Baru Morgan yang bangun. Katanya ada interview." Aku kembali memasukkan biskuit ke mulutku. Kecupan Evan sepertinya memberikan napsu makan berlebih kepadaku.
"Hari ini kau mau kemana?"
"Di rumah saja."
"Aku mau mengajakmu pergi."
"Kemana?"
"Tidak boleh. Gigi dan Jane hari ini harus latihan untuk drama nanti malam." Teriak Oliver dengan mata terpejam. Aku mengernyit tidak percaya kalau Oliver mendengar percakapanku dengan Evan.
"Hah? Drama?"
"Ya Tuhan, iya. Nanti malam aku bermain drama—eh, maksudnya aku berdrama. Eh." Entah kenapa suara Oliver membuatku panik. Mungkin aku merasa malu kalau harus jujur pada Evan bahwa aku dan Jane akan menjadi provokator agar seseorang membeli karya lukisan Oliver.
"Yang jelas dong!" Kata Evan.
"Kalau kau bermain drama nanti malam, aku mau menonton."
"Emm, bukan drama besar-besaran. Maksudnya, itu hanya drama kita bertiga. Aku, Jane dan Oliver." Aku menggigit kuku. Makin bingung dan memilih langsung mematikan ponsel.
Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Evan. Aku memang tidak pandai berbohong. Masalahnya aku tidak mau Evan terlalu tahu soal kehidupanku. Bahkan aku tidak mau kalau Evan tahu aku seorang penulis meskipun, ya, dia sudah tahu.
"Kenapa Oliver berbicara saat aku mengobrol dengan Evan. Bukankah dia tidur." Gumamku.
"Aku mendengar obrolanmu dengan Evan Gigi. Meskipun mataku tertutup."
Aku terkejut. Oliver mendengar gumamanku.
"Tolong, kau jangan pergi dari pagi ini sampai malam nanti hingga transaksi. Setelah transaksi kau bebas, Gigi. Kau bebas mau apa saja dengan Evan. Aku tidak peduli!" Dia berkata masih dengan mata tertutup.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Bad Actor (21+)
RomanceAdult Romance ❤ Romance comedy ❤ Gigi merasa sial ketika ia harus dijadikan alat untuk membayari hutang kakaknya--Morgan pada Evan yang notabene terkenal dengan label Bad Actor. Evan mengira Gigi adalah fans fanatiknya ketika Gigi berhasil masuk ke...