Sejak pemberitahuan soal hutang Morgan Ke Evan membuatku stres dan semakin stres. Novel Bad Actor yang sedang kutulis terbengkalai. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Aku ingin bumi segera menelanku atau ayah dan ibuku membawaku pada mereka ke Syurga. Morgan memang kakak yang keterlaluan!
Aku menghubungi Jane dan Oliver. Aku ingin memberitahu mereka soal ini. Mereka harus tahu, dua pengangguran itu harus tahu apa yang sudah membuat sahabatnya ini stres. Setelah mereka membalas ya dan mengajakku bertemu di Taman Keningston, aku mengganti pakaianku dengan segera. Aku mengenakan kaos putih, celana jeans, sepatu keds dan jaket jeans sebagai pelengkap.
Saat aku berniat membuka pintu untuk keluar, aku melihat Evan duduk di ruang tamu. Ya Tuhan, itu Evan! Sontak aku panik tak keruan. Aku hendak bersembunyi sebelum dia memanggilku.
"Anggota Laskar Evan!"
Aku berbalik dan dengan wajah kaku, aku terdiam. Aku tidak tahu harus menyahut apa dan bagaimana bersikap padanya. Aku harap ini hanya mimpi buruk.
Dia berdiri dan menghampiriku. Aku celingukan untuk mencari Morgan si Monyet itu. Bagaimana bisa Evan tiba-tiba ada di rumah ini?
"Kau, bagaimana kau bisa ada di dalam sini?" tanyaku gugup.
Dia tersenyum miring. "Jadi kau ini adik Morgan ya? Ehm, aku tak menyangka kau adalah anggota Laskar Evan." Evan tersenyum lagi, tapi senyumnya tambah lebar seperti serigala yang menemukan mangsa.
Ini adalah saat yang tepat untuk memberitahu Evan bahwa aku bukanlah fans fanatiknya dan tidak tergabung dalam laskar konyol buatan fans bodohnya.
"Ma'af, Evan, kau harus tahu yang sebenarnya. Aku bukan anggota—"
"Ustt..." dengan kurang ajar, Evan menempelkan jarinya di tengah bibirku. "Morgan bilang, kau itu tipikal wanita munafik—"
"A-apa?" mataku membelalak terkejut.
"Ya, kakakmu bilang begitu. Dia bilang, kau—" Evan berhenti sejenak dan membiarkan kalimatnya menggantung. "Kau tahu soal hutang Morgan dan pernikahan?"
Aku menggeleng. "Tidak. Dan aku tidak mau tahu."
Evan mendesah dan berkata, "Kau harus tahu karena ini melibatkanmu. Siapa namamu?"
"Tom. Aku Tom." Oke, sandiwara dimulai. Aku adalah transgender.
"Hah?"
"Haha, asal kau tahu, Evan. Aku adalah transgender. Aku sudah melakukan operasi setahun yang lalu. Aku bukan wanita asli. Morgan membodohimu."
"Apa?" Evan tampak tak percaya. Dia memperhatikanku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Menatap wajahku lekat dan semakin mendekat hingga aku dapat mencium bau parfumnya.
"AKU TRANSGENDER!" seruku lantang di depan wajahnya hingga dia mundur selangkah karena air liurku membasahi wajahnya. Ckck!
Evan terbahak. "Tidak mungkin. Kau terlalu sempurna sebagai wanita. Kalau kau beralibi seperti itu, pernyataanmu tidak berhasil."
"Terserah. Kalau kau mau menikahi seorang transgender, itu tidak masalah." Aku mengedip-ngedipkan kedua mataku di depannya.
"Lebih baik kita mulai berkenalan terlebih dahulu, Evan. Aku Tom." Aku mengulurkan tangan. Evan tampak ragu. Sepertinya Evan mulai masuk dalam permainanku.
"No. Kau Gigi." Katanya. Dia tersenyum. Ponselnya berdering dan aku yakin itu dari kekasihnya. Kenapa tidak menikahi kekasihnya saja sih? Kenapa harus mencari wanita baru untuk dijadikan korban dalam pernikahannya.
Evan mematikan ponselnya.
"Kenapa dimatikan?"
"Karena aku ingin bersamamu sekarang."
Lalu aku merasa ketakutan masuk ke dalam dadaku. Evan menatapku dalam dan mendekatkan wajahnya padaku. Aku membelalak karena hari itu di musim semi sebelum aku pergi ke taman Keningston, Evan mencium bibirku.
Aku rasa ini hari yang buruk. Hari-hari ke depan mungkin akan lebih buruk lagi. Dan aku akan tambah stres memiliki suami semacam Evan.
***
Transgender 😂😂😂
Nexttt?
Ig @finisah
Nanti malam aku update lagi ya, kalian setuju?? 😄❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Bad Actor (21+)
RomanceAdult Romance ❤ Romance comedy ❤ Gigi merasa sial ketika ia harus dijadikan alat untuk membayari hutang kakaknya--Morgan pada Evan yang notabene terkenal dengan label Bad Actor. Evan mengira Gigi adalah fans fanatiknya ketika Gigi berhasil masuk ke...